tag:blogger.com,1999:blog-84208620025309759872024-03-06T03:41:39.953+07:00IKA ON THE BLOGDaydreamer, Lost Traveler, Cat Lover, Mood-based Writterikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.comBlogger28125tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-976632801330707402017-07-12T18:28:00.000+07:002017-07-12T18:32:39.442+07:00Indahnya dan Ramahnya Sawarna!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dziBFYS8CJ5-_pGIPyMktYrnkWXUD0V49b451hF4n5dS10zJvD0E33l64AjHluuC9658wbq_O0g1em9veHs' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div>
<br />
<div style="text-align: left;">
</div>
Lebaran kemarin, sebenarnya saya tidak punya rencana berlibur. Selain sedang berhemat, juga malas bermacet-macet ria ke tempat-tempat wisata. Saya berencana pulang kampung saja ke Rangkasbitung, Lebak, Banten. Tapi karena Ibu saya kekeuh ingin ‘main’, saya pun menawarkan beberapa alternatif pergi ke Bandung atau Cirebon, asal naik kereta. Eh sayangnya tiket kereta pun sudah ludes, maklum Lebaran, sedangkan saya paling anti terjebak kemacetan panjang menuju Bandung.<br />
<br />
Akhirnya muncul ide ke Pantai Sawarna, yang dari dulu sebenarnya ingin saya kunjungi. Apalagi pas saya cek Google Map, wow garisnya biru, bukan merah! Karena perjalanannya jauh, sekitar 150km (3.5 – 4 jam dari Rangkasbitung), saya harus pastikan penginapannya ada, soale bawa emak-emak. Kalau sampai dia marah, bisa kelar hidup gue.<br />
<br />
Di Google Map ternyata cuma ada 3 penginapan. Sempat deg-degan karena 2 penginapan pertama tidak ada kamar kosong. Tinggal Penginapan Srikandi. Saya hubungi orangnya, namanya Pak Encep (Sunda banget euy) yang bilang kamarnya tinggal 2, pakai AC dan non-AC. Saya bilang pakai AC dong, namanya juga orang kota hehe. Katanya harganya Rp 600ribu untuk 6 orang. Saya pikir-pikir sayang juga ya kalau kapasitas 6 orang cuma diisi 2. Akhirnya saya ajaklah tante, om dan sepupu-sepupu saya, sekalian penuhin mobil hehe.<br />
<div>
<a name='more'></a><div>
Yowiss, besoknya kami pun berangkat. Lancar banget lho. Cuma bisa senyum-senyum manja pas tahu di berita kalau jalan ke Anyer dan Carita macet berjam-jam sampai pada pingsan-pingsan. Kasihan deh, mau liburan malah pingsan. Buat yang belum pernah ke Sawarna, tinggal buka Google Maps aja, tapi sebaiknya pakai provider Telkomsel yah. Soalnya sinyalnya paling kencang di situ, gak ada lawan. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dari Bayah menuju Sawarna, kami melewati Pantai Pulomanuk, Karang Bokor, Pantai Goa Langir dan Pantai Ciantir. Jalanannya lumayan sempit, bisa sih 2 mobil tapi seperti Tantri Kotak bilang, pelan-pelan saja. Kalau 2 mobil ketemu, salah satu mesti ngalah dan minggir dikit biar gak kesenggol. Bis juga bisa lewat kok. Karena libur panjang, lalu lintas agak ramai terutama motor. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>SUNSET DI SAWARNA</b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Setelah melewati Ciantir, nanti di kanan jalan ada lapangan parkir luas bertulisan Pantai Tanjung Layar. Parkir mobil saja disitu, tiket parkirnya Rp 25.000, terserah mau sampai kapan. Buat pemotor, saya kurang tahu biayanya berapa. Masih ada tiket masuk untuk pengunjung juga cuma Rp 5000. Dari lapangan parkir itu, kamipun dijemput oleh Pak Encep dan beberapa tukang ojek dengan biaya Rp 10.000/orang hingga ke penginapan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Suasananya mirip dengan di kepulauan Seribu atau Gili Trawangan (minus bule). Sempat bingung pas kami diantar ke penginapan Aliya, bukannya Srikandi. Tapi bener sih kamarnya ber-AC dan muat 6 orang, bisa 10 orang malah. Tau gitu, bawa rombongan lagi ya biar tambah rame. Ohya ada kamar mandi dalam dan lumayan bersih. Sayang air ledengnya keluarnya seiprit, jadi yang mau mandi mesti nunggu airnya penuh dulu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Mumpung masih sore, kami mau lihat sunset dong. Ternyata masih harus jalan kaki dulu menuju pantai, lumayan jauh, sekitar 15 menit (500m – 1 km). Tapi perjalanan itu tidak sia-sia kok. Indah sekali sunsetnya. Keunikan pantai Sawarna adalah ada sisi pantai yang berpasir dan sisi pantai yang penuh karang. Disarankan berenang di pantai berpasir yang berkarang, karena karangnya akan memecah ombak pantai selatan yang besar sekali.</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dwbP3vUBMDqdxZFxcOn427kYGQpEdmSzgIUj4n7_45BK_xZDuuYO8-p81QUmhWgsv1m2YCIEJLOp8ujR1Ff_A' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Di tepi pantai itu juga ternyata banyak sekali penginapan homestay, biasanya dengan kamar mandi luar atau kamar mandi umum yang berbayar (tarif untuk mandi Rp 5000, buang air Rp 3000). Saya pernah coba kamar mandi umumnya, pas kebelet hehe, ternyata lumayan bersih lho. Saya juga baru tau ternyata banyak juga kamar penginapan yang masih kosong, sayang belum terdaftar di Google Maps. Tapi banyak juga anak-anak muda yang berkemah persis di tepi pantai. Wah seru juga ya, sayang saya bawa anak-anak tua… uhuk uhuk.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk makanan, don’t worry be kenyang. Banyak warung kok disana dan harganya sama ama makan di warteg. Gak digetok seperti biasanya terjadi di tempat wisata. Tapi kami sekeluarga memilih makan di warung persis sebelah kamar kami. Tinggal teriak, “Masak apa bu?!” Terus dijawab, maunya dimasakin apa? Mantap kan! Makanan enak, harga murah, puasnya.</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
<b>PANTAI TANJUNG LAYAR</b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Besoknya barulah kami ke Pantai Tanjung Layar yang terkenal dengan 2 karangnya yang menjulang. Sayangnya kami kesiangan, karena suasana pantai saat itu persis kayak pasar. Banyak banget orang-orangnya. Saya juga agak naas, karena saat menyebrangi karang, saya lupa kalau HP masih di kantong celana, padahal air lautnya lumayan dalam. Rusak deh HP saya, sedihnya. Udah gitu, orang buang sampah dimana-mana lagi (walau bukan di lautnya). Beneran kayak pasar.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
But the vacation must go on. Sorenya kami memutuskan menyewa ojek Rp 125.000/orang untuk mengantar kami ke obyek wisata lain, seperti Goa Lalay, Legon Pari, Karang Taraje dan Karang Beureum. Kalau dilihat di peta kayaknya dekat-dekat tuh, sempat merasa sayang juga sih bayar segitu. Tapi setelah ke sana, melihat tempat wisatanya dan melewati medan yang cukup sulit, ternyata memang worth it. </div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSAowFHQU6dP9lW5OU3ADHaOn_PKHJPvjJlv-ZPzHKk3m3B6h4dr0Q3Ex2Q3FpDF_J_bxYGJ3ATdtO6bU1QcwSAaXwJlvF-f44qV0VYbV9jLQaYjHOgHVtdVTyu5f1hqlrdazhrQKutlZc/s1600/Peta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSAowFHQU6dP9lW5OU3ADHaOn_PKHJPvjJlv-ZPzHKk3m3B6h4dr0Q3Ex2Q3FpDF_J_bxYGJ3ATdtO6bU1QcwSAaXwJlvF-f44qV0VYbV9jLQaYjHOgHVtdVTyu5f1hqlrdazhrQKutlZc/s400/Peta.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Peta Sawarna</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
Tempat yang pertama kami kunjungi adalah Goa Lalay (tiket Rp 5000). Saya pun menceritakan pengalaman horror teman-teman saya yang pernah ke sana. Katanya pas foto di dalam goa, di hasil fotonya ada penampakan hiiiiiiyyyy. Pas sampai di Goa Lalay, lihat didalamnya yang gelap banget dan auranya gimana gitu, saya juga jadi takut deh. Sempat mikir, duh apa batal aja ya, tapi udah telanjur basah. Akhirnya kami berempat (om dan tante gak ikut) bareng guide pun jalan beriringan, menyusuri gua yang gelap dan airnya selutut. Mana saya paling belakang pula, ntar kalau ada ‘sesuatu’ di belakang saya gimana dong. Mana guidenya arahin senternya ke langit-langit goa lagi, kalau ada ‘penampakan’ gimana. Rasanya udah mau pulang aja. Saya cuma bisa berdoa supaya Tuhan menjaga kami. Saat perjalanan mau berakhir dan melihat cahaya di ujung gua, itu rasanya legaaaaaaaa banget. Huff, gak jadi pipis di celana.</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
<b>LEGON PARI</b></div>
<div>
<b><br /></b></div>
<div>
Next destination: Legon Pari. Ternyata jalan kesananya susah. Saking sulit medannya, pantat sampai sakit dan jantung deg-degan takut jatuh bo. Udah gitu lewat jembatan kayu yang goyang-goyang lagi. Ibu saya yang naik ojek di depan, beberapa kali menengok ke belakang dan teriak ke ojek saya, “Bang, bawanya hati-hati ya! Bawa anak saya itu!”. Saya pun ngomong ke abangnya, “Tuh bang, kalo saya kenapa2, ntar digampar ibu saya lho.” Si abang pun mendadak selow bawanya hehe.</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeKYQ8RZwYw3uT10fXcCg5SLXDE9Lw_fxiT6PaARV7atQcsX09rXMFaPy-LgJgIOE55XXdb3aDuFUuZVAoIwDwQ0BPNwelLK9V6JwvJ2QI8Fxus2LZ06eNR_9fzXFDBUVryrqhp5q3QpwV/s1600/Karang+Taraje.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeKYQ8RZwYw3uT10fXcCg5SLXDE9Lw_fxiT6PaARV7atQcsX09rXMFaPy-LgJgIOE55XXdb3aDuFUuZVAoIwDwQ0BPNwelLK9V6JwvJ2QI8Fxus2LZ06eNR_9fzXFDBUVryrqhp5q3QpwV/s400/Karang+Taraje.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Karang Taraje</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
Ternyata Legon Pari, Karang Taraje dan Karang Beureum itu tetanggaan. Cantik banget! Karena akses kesananya susah, turis-turis tidak seramai di Tanjung Layar. Kelebihan yang lain adalah pantai berpasirnya lebih aman untuk berenang. Ada gossip dari abang ojek, kalau tanah disitu sudah dibeli oleh Prabowo. Wow! Sayang tidak bisa lihat sunset di sini, jadi kamipun kembali ke Pasir Putih dekat penginapan demi sunset.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tidak puas dengan keramaian orang di Tanjung Layar, kami pun bertekad untuk datang lebih pagi besoknya dan ingin berenang lagi sebelum pulang. Dan memang pagi-pagi itu, masih sedikit orang. Air laut pun masih dangkal untuk disebrangi. Cuma semata kaki, kemarin sepaha! Kali ini kami lebih puas, puas foto-foto, puas berenang.</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcmRsEInKRbN2WCAk8t7zUptRQIZE_jzYU75eyVz4SJgPIhrGssmtI_vt_ZfNIgMxYOAOp9qAirRQqjBKXxYJLfGOK1SYNV3quWNh5UkJcwKEOtKqQ-G1Zk6ygHcUkgdEH74kOGhiXw7Sq/s1600/Pantai+Tanjung+Layar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcmRsEInKRbN2WCAk8t7zUptRQIZE_jzYU75eyVz4SJgPIhrGssmtI_vt_ZfNIgMxYOAOp9qAirRQqjBKXxYJLfGOK1SYNV3quWNh5UkJcwKEOtKqQ-G1Zk6ygHcUkgdEH74kOGhiXw7Sq/s400/Pantai+Tanjung+Layar.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tanjung Layar</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Terima kasih, Sawarna. Senang sekali ada pantai seindah ini di provinsi Banten tercinta. Orang-orangnya ramah, harga penginapan dan makanannya juga ramah. Sayangnya, kebersihannya kurang terjaga, juga karena memang gak ada tempat sampah! Akses dari Jakarta memang jauh (sekitar 250km atau 6 jam), tapi worth it!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Yang mau kesana, untuk penginapan, silakan kontak Bang Encep 081224999887. Atau silakan cek blog ini: <a href="http://info-wisata-pantai.blogspot.co.id/2015/07/awas-calo-daftar-30-pengapan-atau.html" target="_blank">http://info-wisata-pantai.blogspot.co.id/2015/07/awas-calo-daftar-30-pengapan-atau.html </a></div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
</div>
ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-2832073928106586552016-11-11T10:32:00.001+07:002016-11-11T11:03:48.319+07:00Tahun Suci Kerahiman Ilahi, Saatnya Pertobatan dan Pengampunan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: left;">
</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgM4QwNkwM1M9Y8cgfrLnkwJyzxCB19c8GfJt0IvXsu867iEm3ZjyDHYFEBsEeSYns3SmGChXOFbiS1Xcx1sPjDyDeoWuuEFAqEramr3n7-m_-4cPpe46WGzZiVBHBKjs7KpZ1XZPfD7U7W/s1600/Kerahiman.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="232" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgM4QwNkwM1M9Y8cgfrLnkwJyzxCB19c8GfJt0IvXsu867iEm3ZjyDHYFEBsEeSYns3SmGChXOFbiS1Xcx1sPjDyDeoWuuEFAqEramr3n7-m_-4cPpe46WGzZiVBHBKjs7KpZ1XZPfD7U7W/s400/Kerahiman.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Paus Fransiskus membuka Pintu Suci di Basilika St. Petrus</td></tr>
</tbody></table>
<span style="text-align: justify;">Bagi umat Katolik, tahun 2016 ini merupakan tahun yang
istimewa karena ditetapkan sebagai Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah oleh
Paus Fransiskus. Secara universal bernama
</span><i style="text-align: justify;">Extraordinary Jubilee of Mercy </i><span style="text-align: justify;">yang
dimulai dari tanggal 8 Desember 2015 dan akan berakhir tanggal 20 November 2016
nanti. Gereja Katolik di seluruh dunia menjadikan periode tersebut sebagai masa
pengampunan dosa dan pengampunan universal. Umat Katolik diharapkan untuk
melakukan pertobatan, memaafkan diri sendiri dan orang lain serta merubah hidup
mereka agar lebih berarti.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Tahun Kerahiman berakar dari tradisi Perjanjian Lama atau
Yudaisme yang membebaskan para budak dan tahanan setiap 50 tahun yang kemudian
dihidupkan kembali dan dimodifikasi oleh Paus Bonifasius VIII di abad 14. Tahun
ini merupakan Tahun Suci ke-27 sepanjang sejarah Katolik.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Biasanya Tahun Kerahiman <i>(Jubilee
of Mercy)</i> dilakukan 25 tahun sekali. Dengan terakhir kalinya diadakan pada
tahun 2000, maka seharusnya Tahun Kerahiman diadakan lagi tahun 2025. Namun,
Paus Fransiskus menilai bahwa situasi dunia saat ini genting, penuh dengan
kekerasan, materialisme, imoralitas dan keputusasaan. Karena itulah Paus
Fransiskus membuat pengecualian dan mengadakannya di tahun ini. Itu sebabnya
kata “Luar Biasa” atau “<i>Extraordinary” </i>ditambahkan.</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Sebagai simbol bahwa Gereja Katolik membuka diri dan
menerima pertobatan umat, maka Pintu Suci <i>(Holy
Door of Mercy)</i> pun dibuka khusus di Tahun Kerahiman. Pada saat pembukaan
Pintu Suci di Basilika St. Petrus pada tanggal 8 Desember 2015, untuk pertama
kalinya peresmian Tahun Kerahiman dihadiri dua Paus, yakni Paus Fransiskus dan
Paus Emeritus Benediktus XVI. Prosesi tersebut dihadiri sekitar 50 ribu umat,
disaksikan oleh Presiden Italia (Sergio Mattarella), PM Italia (Matteo Renzi)
dan Raja Albert II dari Belgia.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="text-align: justify;">Berbeda dengan Tahun-tahun Kerahiman sebelumnya yang hanya
dirayakan di Roma, kali ini Paus Fransiskus memerintahkan Pintu Suci di semua
katedral dan gereja historis seluruh dunia dibuka untuk menyambut umat-Nya yang
mau bertobat dan mengubah hidupnya. Gereja-gereja Katedral di Indonesia pun
membuka Pintu Sucinya hingga 20 November nanti.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN4MlSOUwOuVgfNGVeT4OmL9iORQc-5vg5KV3LtPk-lDSud_bAweysbbsD8kajoANeMH58J2f4lfNpfKma28bPqNAx3wgHY1L8y9t99TU0UJcU6WwYlK-wKmhkH-h-6aI4rI96rOLOwnS7/s1600/Tahun+Kerahiman.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN4MlSOUwOuVgfNGVeT4OmL9iORQc-5vg5KV3LtPk-lDSud_bAweysbbsD8kajoANeMH58J2f4lfNpfKma28bPqNAx3wgHY1L8y9t99TU0UJcU6WwYlK-wKmhkH-h-6aI4rI96rOLOwnS7/s320/Tahun+Kerahiman.png" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Makna dari logo Tahun Suci Kerahiman</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjZABfsOyESvz1nwwy9WAaZmmRXEV4ybVY73I54n2T8vdaE60gHr7Vs031cXJZCCt6u9RqK70h0gz8KshBs437Xwnt4G2lKDJ6tXn1-TDvZS_n3FA_faeABeAZHcn1kLtyk3NF5djkHOsB/s1600/GAMBAR-KERAHIMAN-ALLAH-1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjZABfsOyESvz1nwwy9WAaZmmRXEV4ybVY73I54n2T8vdaE60gHr7Vs031cXJZCCt6u9RqK70h0gz8KshBs437Xwnt4G2lKDJ6tXn1-TDvZS_n3FA_faeABeAZHcn1kLtyk3NF5djkHOsB/s320/GAMBAR-KERAHIMAN-ALLAH-1.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Logo versi Indonesia</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Logo Tahun Suci Kerahiman Allah didesain oleh Pastor Marko
I. Rupnik, memperlihatkan Yesus memanggul seorang berdosa di atas bahunya,
menekankan betapa dalamnya perikemanusiaan sang Juru Selamat. Latar belakang
berupa tiga oval, dengan warna-warna yang semakin terang ke sisi luar, yang
berarti bahwa Yesus membawa orang tersebut keluar dari gelapnya dosa. Mata Yesus dan orang berdosa tersebut menyatu di tengahnya, dapat diartikan agar manusia dapat melihat apa yang dilihat Yesus bahwa semua manusia adalah ciptaan Tuhan yang dikasihi-Nya. Di satu
sisi gambar tersebut juga terdapat semboyan resminya: Merciful Like the Father
(Berbelas kasih Seperti Bapa), yang mana menjadi ajakan untuk mengikuti teladan Allah Bapa dalam mengasihi dan mengampuni tanpa batas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Di Indonesia, motto tersebut kemudian diubah menjadi
“Kerahiman Allah Memerdekakan” dan menambahkan kata “Amalkan Pancasila”. Ajaran
agama bukan hanya diamalkan dalam ibadah, tetapi juga dalam hidup bermasyarakat
dan bernegara.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Ziarah Tahun
Kerahiman Illahi</b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><br /></b></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Di akhir September lalu, saya dan Ibu bersyukur bisa
mengikuti tur ziarah ke Roma dan melewati empat Pintu Suci yang ada di:</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<ol style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;">Basilika St. Petrus</li>
<li style="text-align: justify;">Basilika St. Paulus</li>
<li style="text-align: justify;">Basilika St. Yohanes Lateran<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; text-indent: -0.25in;"> </span></li>
<li style="text-align: justify;">Basilika St. Maria Maggiore</li>
</ol>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTe6iTFFZCHRDIuwAeQDPQrhSlXqVtjjCnrxJk2CVohIUcuVCSr-vV5IGZt8tzA7LMndOCmQzopy5_Ce6fPoHhrrkL925OEisqrcDxezH03Bf09bZ42GNQs5mkb6KdjpwJKVuny3haOPFJ/s1600/Misa+Ekaristi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTe6iTFFZCHRDIuwAeQDPQrhSlXqVtjjCnrxJk2CVohIUcuVCSr-vV5IGZt8tzA7LMndOCmQzopy5_Ce6fPoHhrrkL925OEisqrcDxezH03Bf09bZ42GNQs5mkb6KdjpwJKVuny3haOPFJ/s400/Misa+Ekaristi.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Misa Ekaristi di Basilika St. Maria Maggiore</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan mengikuti doa dan misa yang dipimpin oleh
Romo Marciano dalam bahasa Indonesia setiap hari, kami pun mempersiapkan hati dan tekad untuk bertobat, memohon ampun dan menempuh cara hidup yang baru. Kami juga berkesempatan mengikuti misa Ekaristi di dalam
basilika-basilika yang indah.</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Selama di Roma, kami juga mengunjungi tempat-tempat wisata
lainnya seperti Trevi Fountain, Colloseum, Roman Forum, dan Museum Vatikan. Kami
juga berkesempatan untuk mengikuti Audiensi Umum dengan Paus Fransiskus di
Lapangan St. Petrus yang dihadiri ribuan orang dari berbagai negara. Dengan tiket masuk (gratis)
yang sudah disediakan Raptim Tour, saya dan Ibu berhasil mendapat tempat di
dekat jalur yang akan dilewati Paus Fransiskus. Bahagia rasanya bisa melihat beliau
dari dekat. Kami mengikuti audiensi hingga akhir untuk mendapat berkat Sri
Paus.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Semoga di Tahun Kerahiman ini, Tuhan memberkati bangsa
Indonesia dengan kedamaian dan rasa welas asih.</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqzOpCWPmYRs_KvC2r0owpE-EI02xQTPcS7b-GmmG5EmdtSiIhLWZf5_JFNljf8CQImZaJEDCElhw9COwg_HSF8CyxhEoKy0dcH77fpApG9rAeeEN7loRxzuEi1dgUiJ8PLlzaGbPd3woV/s1600/Pope+Francis.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="246" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqzOpCWPmYRs_KvC2r0owpE-EI02xQTPcS7b-GmmG5EmdtSiIhLWZf5_JFNljf8CQImZaJEDCElhw9COwg_HSF8CyxhEoKy0dcH77fpApG9rAeeEN7loRxzuEi1dgUiJ8PLlzaGbPd3woV/s400/Pope+Francis.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Paus Fransiskus memberkati umat Katolik yang hadir. Foto oleh: D. Latief</td></tr>
</tbody></table>
<i><br />Credits:</i><br />
<br />
<ol style="text-align: left;">
<li><a href="http://www.raptimtours.co.id/" target="_blank">Raptim Tours & Travel</a></li>
<li>Bpk Darmadi Latief</li>
</ol>
<i>Links:</i></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst">
</div>
<ol style="text-align: left;">
<li><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Extraordinary_Jubilee_of_Mercy" style="text-indent: -0.25in;">https://en.wikipedia.org/wiki/Extraordinary_Jubilee_of_Mercy</a></li>
<li>http://www.kaj.or.id/2015/12/10/9208/logo-tahun-kerahiman-allah.php<a href="http://www.kaj.or.id/2015/12/10/9208/logo-tahun-kerahiman-allah.php" target="_blank">http://www.kaj.or.id/2015/12/10/9208/logo-tahun-kerahiman-allah.php</a></li>
<li><a href="http://en.radiovaticana.va/news/2015/12/08/pope_francis_opens_holy_door_at_st_peters_basilica/1192816" style="text-indent: -0.25in;">http://en.radiovaticana.va/news/2015/12/08/pope_francis_opens_holy_door_at_st_peters_basilica/1192816</a></li>
<li><a href="http://www.bbc.com/news/world-europe-35037740">http://www.bbc.com/news/world-europe-35037740</a></li>
</ol>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -.25in;">
<o:p></o:p></div>
</div>
ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-4402196280144915972016-11-10T06:33:00.002+07:002016-11-10T06:35:59.220+07:00Lucunya Pak Oded, Orang Israel dengan Humor Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMDmHD2Ytu43-z8fh-r1v6WA6_YRqAw1uVBQKz8PsHznu1MTAgPXiIMSAEfl_3oEfWEcrLX6dlRAT-Rpj3_rEL95EyAv9g9-768sk3lSbbppkFBWx4tH0su4CZxSp1uBeszA14iZKr6qOU/s1600/Oded+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="202" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMDmHD2Ytu43-z8fh-r1v6WA6_YRqAw1uVBQKz8PsHznu1MTAgPXiIMSAEfl_3oEfWEcrLX6dlRAT-Rpj3_rEL95EyAv9g9-768sk3lSbbppkFBWx4tH0su4CZxSp1uBeszA14iZKr6qOU/s320/Oded+2.jpg" width="320" /></a></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMDmHD2Ytu43-z8fh-r1v6WA6_YRqAw1uVBQKz8PsHznu1MTAgPXiIMSAEfl_3oEfWEcrLX6dlRAT-Rpj3_rEL95EyAv9g9-768sk3lSbbppkFBWx4tH0su4CZxSp1uBeszA14iZKr6qOU/s1600/Oded+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><br />
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Di bulan September lalu, saya dan Ibu berkesempatan melakukan ziarah ke Tanah Suci umat Nasrani di Israel dan Palestina. Kami memasuki perbatasan Israel (Allenby Border) melalui kota Amman, Yordania. Di sanalah kami dijemput Pak Hadaya Oded, pemandu wisata kami selama berziarah di Tanah Suci. Beliau adalah orang Israel yang fasih berbahasa Indonesia, begitu fasihnya sampai dia mengerti selera humor orang Indonesia. Dia suka stand up comedy di bis tur, asli lucu banget!</span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dia belajar bahasa Indonesia selama dua bulan di Jakarta tahun 1995, karena dia melihat peluang dengan banyaknya turis Indonesia ke Israel dan saat itu belum ada tour guide yang bisa berbahasa Indonesia. Sekarang, selain menjadi tour guide, dia juga mengajar bahasa Indonesia di Yerusalem, terutama untuk para guide. Pantas saja, para tour guide lain yang kami temui dalam perjalanan sepertinya begitu akrab dan hormat kepadanya.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dia sendiri sudah sekitar 20 kali berkunjung ke Indonesia, ke daerah-daerah seperti: Danau Toba, Toraja, Bali, Semarang, Manado, dan lain-lain. Dia sering menemani istrinya belanja ke Mangga Dua dan Pasar Baru. "Untung istri saya belum tahu Tanah Abang," katanya. Hehehe.
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">Dia juga bercerita tentang orang Manado yang makan segalanya. "Seandainya Adam dan Hawa orang Manado, kita pasti masih tinggal di Taman Eden. Karena ular jelmaan iblis itu pasti mereka makan!" Hahaha.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Pak Oded juga sering membuat lelucon tentang ibu mertuanya. "Kalau ibu mertua saya mau datang, saya pasti masak masakan enak-enak buat dia. Karena dia sudah melahirkan anak perempuan yg kemudian jadi istri saya. Saya sengaja masak banyak supaya mulutnya sibuk makan." Wkwkwk.</span>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">Juga "Orang Bedouin itu istrinya 4. Buat saya, 4 istri sama dengan 4 ibu mertua. Makanya saya tidak mau!" Hahaha</span>
<br />
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm_atuC5mJAQ5W6R54k_Rop8scQ-JKVWJ7x5FASMyrIAj6Y0Zfqw0zdlbaDTgBOAkxxqtNfJYs3Rn2Qbw1dOQC5ZoU_ep8gIytdZCcOtdWriSN-HZql2piNSUB-usONxWM2Joav9YFBhh-/s1600/Oded+3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="242" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm_atuC5mJAQ5W6R54k_Rop8scQ-JKVWJ7x5FASMyrIAj6Y0Zfqw0zdlbaDTgBOAkxxqtNfJYs3Rn2Qbw1dOQC5ZoU_ep8gIytdZCcOtdWriSN-HZql2piNSUB-usONxWM2Joav9YFBhh-/s400/Oded+3.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Kadang menyindir orang Indonesia juga, "Bapak-bapak, ibu-ibu. Nonton berita gak semalam? Ada berita luar biasa, tayang di CNN dan BBC. Berita itu adalah Bapak-bapak dan Ibu-ibu berangkat dengan bis ini tepat waktu! Luar biasa!" Wkwkwkwk.</span>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Kocak kan nih orang? Di samping kocak, pengetahuan dia soal sejarah Alkitab juga luar biasa. Pak Oded memberikan sudut pandang baru dari sisi orang Yahudi yang paham bahasa Ibran, budaya Yahudi, dan hukum Taurat. Alkitab penuh dengan simbol dan numerologi yang berkaitan dengan huruf-huruf Ibrani, sehingga memberikan arti dan nuansa yang lain dengan bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia.</span>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span>
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">Soal Palestina, mungkin seperti umumnya orang Israel, ada hubungan benci dan cinta. Karena walaupun dia kadang menyindir perilaku orang Palestina, tetap saja kalau ketemu teman-temannya dari Palestina, dia asyik mengobrol bahkan sampai peluk-peluk segala. Mungkin sebagian rakyat Israel pun lelah bertikai dengan saudaranya orang Palestina.</span>
<br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 14px;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzv6EfdWjvUONYBScIZbfVQWdtt_r6AghJAMdy5h0QegxYZY5oqBc3A1kAuSA4cqLQrHVZ5oMFZoiFpcIM6iVhRPrPEijFSgR4yCC_oBSMEhaeBoHEWaiq8PX6fduluWZ5TnCQ9iazSV-V/s1600/Oded.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzv6EfdWjvUONYBScIZbfVQWdtt_r6AghJAMdy5h0QegxYZY5oqBc3A1kAuSA4cqLQrHVZ5oMFZoiFpcIM6iVhRPrPEijFSgR4yCC_oBSMEhaeBoHEWaiq8PX6fduluWZ5TnCQ9iazSV-V/s400/Oded.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sebelum menutup kisah ini, masih ada lelucon-lelucon terakhir yang ingin saya bagikan dari Pak Oded. Saat menceritakan tentang keunikan Laut Mati (Dead Sea), di antaranya tentang bagusnya khasiat lumpur Laut Mati untuk kecantikan, juga tentang uniknya pengalaman mengapung di Laut Mati. Mengapa bisa mengapung? Karena Laut Mati punya kadar garam tertinggi di dunia. “Jadi Bapak-bapak gak boleh berenang lama-lama, nanti bisa bikin telur asin!” Huahahaha.
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Ada juga kisah tentang penunggang kuda yang ingin menyeberangi sungai di depannya. Maka dia pun bertanya pada seseorang yang berada di tepi sungai, “Apakah sungainya masih bisa dilewati kuda?” Dia tidak tahu bahwa orang yang ditanya itu terkenal akan kebodohannya. Ketika dijawab bisa, dia pun menyeberangi sungai sambil menunggang kudanya. Ternyata sungai itu dalam dan kudanya pun tenggelam. Setelah bersusah payah menyelamatkan diri dan kudanya hingga ke seberang sungai, dia pun berteriak marah kepada orang itu, “Apa-apaan kamu! Kamu bilang kuda saya bisa lewat?!!!” Orang bodoh itu dengan takut-takut menjawab, “Maaf, soalnya tadi saya lihat bebek bisa menyeberang sungai.” Wkwkwkwk.
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Terima kasih, Pak Oded! Saya beruntung pertama kali bertemu orang Israel dan orang Israel itu sekeren Pak Oded!</span>
</span></div>
<br />
<br />
<i>Credit: </i><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 14px;"><a href="http://www.raptimtours.co.id/" target="_blank">Raptim Tour & Travel</a></span>
</div>
</div>
ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-82158209025998013622016-11-09T22:15:00.000+07:002016-11-09T22:20:35.371+07:00Laut Mati yang Menyatukan Israel, Palestina & Yordania<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXJdPC5IJ37mmTHmBu9wPBYVmwQxXqL9O-krEO9TgzvwX2X8jzdo_lMbtHTTmJRVJBEY_Z6xTTG2Tgb5IUGtMlWOj7CJrF9nMbNxNxYUlNKJrwTfDTyhihNXHS-qwmLi8ktNXqVfaHuo-A/s1600/Laut+Mati.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="204" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXJdPC5IJ37mmTHmBu9wPBYVmwQxXqL9O-krEO9TgzvwX2X8jzdo_lMbtHTTmJRVJBEY_Z6xTTG2Tgb5IUGtMlWOj7CJrF9nMbNxNxYUlNKJrwTfDTyhihNXHS-qwmLi8ktNXqVfaHuo-A/s320/Laut+Mati.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pemandangan Laut Mati di wilayah Israel</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
Laut Mati (Dead Sea) berlokasi di tiga negara, yakni Israel,
Yordania, dan Palestina. Laut Mati sebenarnya merupakan sebuah danau yang
pasokannya airnya berasal dari aliran Sungai Yordan. Mengapa dinamakan Laut
Mati? Karena memang tidak ada kehidupan di dalamnya. Tidak ada hewan maupun
tumbuhan air yang sanggup bertahan hidup di air yang kadar garamnya tertinggi
di dunia, 9-10 kali lebih asin daripada air laut biasa. Karena keasinannya itu,
manusia dapat mengapung, tanpa perlu kuatir akan tenggelam. Yang gak bisa
berenang, boleh banget nih mandi di sini!<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Laut Mati juga disebut sebagai tempat terendah di dunia,
karena berada 429 meter di bawah permukaan laut. Pantas saja, saat menuju ke
sana dari arah Yerusalem, kami melewati jalan yang terus menurun. Menurut hasil
penelitian, karena posisinya yang jauh di bawah permukaan laut, radiasi sinar
ultraviolet, kadar bakteri dan virus di udara pun lebih rendah. Itu saja sudah
memberikan manfaat kesehatan bagi manusia.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal">
Namun bukan hanya itu, Laut Mati juga mengandung kadar
mineral terkaya di dunia di dalam kandungan air dan lumpurnya. Kadar mineral
ini menjadi tambang emas untuk industry kesehatan, kosmetik dan kimia.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
Khasiat lumpur Laut Mati benar-benar terasa lho. Setelah
berendam di airnya dan masker-lulur dengan lumpurnya, kulit terasa kencang dan
wajah pun terlihat kinclong. Beneran! Sayangnya, turis tidak diperbolehkan
membawa lumpur Laut Mati. Tapi kita bisa membeli produk kosmetik yang
menggunakan lumpur dan mineral dari Laut Mati.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9ySLvBGMI2rO_nJP52hN2yiert1Gx9_nf_jCwVZ4Dyn1cXsBszJLciLP5HAo4R5w_uuq6_02LR48P7n97affPjg1-G7muWw-I5Lh3Qmr6AXr0m0pRdTZyyj98HVMctQcxdHPGkKM6hcOz/s1600/Laut+Mati+4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="257" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9ySLvBGMI2rO_nJP52hN2yiert1Gx9_nf_jCwVZ4Dyn1cXsBszJLciLP5HAo4R5w_uuq6_02LR48P7n97affPjg1-G7muWw-I5Lh3Qmr6AXr0m0pRdTZyyj98HVMctQcxdHPGkKM6hcOz/s400/Laut+Mati+4.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Produk kecantikan dari Laut Mati</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
Selain kandungan di dalamnya, pemandangan Laut Mati juga
mempesona sehingga memberikan kontribusi besar bagi industry pariwisata. Karena
itulah, Laut Mati merupakan sumber pemasukan yang penting bagi ketiga negara.
Israel menghasilkan pemasukan $ 3 Milyar Dollar per tahun dari penjualan
mineral saja. Yordania menghasilkan $ 1,2 Milyar per tahun. Palestina pun
kebagian, yakni $ 918 juta per tahun. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Besarnya potensi ekonomi, tentu membuat keberadaan Laut Mati
harus dilestarikan. Seperti diketahui, daerah sekitar Laut Mati merupakan
wilayah gurun yang kering dan tandus. Curah hujan sangat rendah, yakni hanya
2-4 kali dalam setahun. Karena itu, Laut Mati hanya mengandalkan pasokan air
dari Sungai Yordan. Sayangnya, populasi manusia yang terus bertambah dan
intensifnya pembangunan menyebabkan aliran air tersebut semakin berkurang.
Permukaan Laut Mati pun semakin menurun dengan cepat. Dikhawatirkan, Laut Mati
akan hilang bertahun-tahun kemudian. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">Yordania lah yang berinisiatif menawarkan
solusi. Iyalah, soalnya Israel dan Palestina kan musuhan. Solusi itu adalah
mengekstrak dan menyuling 300 juta m/kubik air Laut Merah (wilayah Yordania)
setiap tahun. Air murninya akan digunakan untuk air minum, sisanya dialirkan ke
Laut Mati melalui saluran pipa. Proyek ini dinamakan Red Sea-Dead Sea Project.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnjvexP3PVwVNDVU155Wi1gSByXBbP2Y9gXgDHQj2xkcIQRGHcIwyildiGXyU9jKOYFqEb9AL5XjFnS2oSbSgFlMEcbR-FVzcM3e_ZMOiPxV-7f0FN8yp_kCjESGspaKvKtFlMi7lj9MdC/s1600/Laut+Mati+3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="242" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnjvexP3PVwVNDVU155Wi1gSByXBbP2Y9gXgDHQj2xkcIQRGHcIwyildiGXyU9jKOYFqEb9AL5XjFnS2oSbSgFlMEcbR-FVzcM3e_ZMOiPxV-7f0FN8yp_kCjESGspaKvKtFlMi7lj9MdC/s400/Laut+Mati+3.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Selfie di Laut Mati</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
Barulah pada tahun 2013, 3 negara yang bermusuhan, Israel,
Palestina dan Yordania akhirnya sepakat untuk membangun jaringan pipa air yang
menghubungkan Laut Mati dengan Laut Merah. Pengerjaan pipa tersebut membutuhkan
waktu lima tahun. Proyek tersebut berpacu dengan waktu karena permukaan air
Laut Mati terus menurun dengan cepatnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Nah jika kamu sedang bepergian ke Timur Tengah, mampirlah ke
Laut Mati di Yordania. Karena cuma di negara ini yang urus visanya paling
gampang, Visa on Arrival. Selain Laut Mati, Yordania juga punya Petra, pantai
Aqaba, Sungai Yordan, Gunung Nebo, dan lain-lain. Sekarang pun sudah ada
maskapai Royal Jordanian dengan penerbangan langsung Jakarta-Amman.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Bagi yang beragama Nasrani, bisa juga ikut tur ziarah ke
Israel yang biasanya ada kunjungan ke Laut Mati. Biasanya visanya akan diurus
oleh travel agent yang menghubungi langsung dinas pariwisata Israel karena
Indonesia belum mempunyai hubungan diplomatik dengan negara tersebut. Jika
ingin mengurus visa sendiri, kamu bisa datang ke Konsulat Israel di Singapura.
Tapi konon, sulit mendapatkan approval jika urus sendiri apalagi karena berasal
dari Indonesia yang mayoritas muslim dan pendukung negara Palestina. Maka jalan
termudah adalah melalui travel agent spesialis ziarah seperti: Raptim, Ritz,
StellaTour, dll.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgt4ylVxg87KXhbW10AnJnI30vOeLuqx4DfqkPIclv_oBMxcz4bu0cFmmt6f2xqEyxbpk7gQ9faaNMGG-10Ye9nQlsfqc3TqFbWdBnPjJNo7jPgVFImaSgWx15U8HvaBKpAEvMq-75NT0vN/s1600/Laut+Mati+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="241" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgt4ylVxg87KXhbW10AnJnI30vOeLuqx4DfqkPIclv_oBMxcz4bu0cFmmt6f2xqEyxbpk7gQ9faaNMGG-10Ye9nQlsfqc3TqFbWdBnPjJNo7jPgVFImaSgWx15U8HvaBKpAEvMq-75NT0vN/s400/Laut+Mati+2.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Masker dan lulur Laut Mati, dijamin kinclong</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<i>Credit to:</i><br />
<a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Dead_Sea">https://en.wikipedia.org/wiki/Dead_Sea</a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
</div>
ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-18859948354162192932016-07-04T10:51:00.001+07:002016-11-10T06:08:18.828+07:00T3 Ultimate Soekarno-Hatta dan Citra Pariwisata Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiihzD6U4ExSHAGzG7yHCT5p_lGg4gMpWragKDhvHe0BoQtgiPPBkXHqc3DiHOZVWTtt9HgAB2ufikuFDwJYqi45EprCBJB98OLfOuVkS9JOxwT9roeJ_5bUXprL6Vu5eJtYSwpNmHnLa8Z/s1600/T3-5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiihzD6U4ExSHAGzG7yHCT5p_lGg4gMpWragKDhvHe0BoQtgiPPBkXHqc3DiHOZVWTtt9HgAB2ufikuFDwJYqi45EprCBJB98OLfOuVkS9JOxwT9roeJ_5bUXprL6Vu5eJtYSwpNmHnLa8Z/s400/T3-5.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Check-In Area</td></tr>
</tbody></table>
Sebagai pecinta traveling, bandara adalah
tempat yang pasti saya lewati sebagai pintu gerbang negara atau tempat tujuan.
Pada beberapa perjalanan perdana saya ke luar negeri, saya selalu terpukau
dengan kemegahan bandara, kelengkapan fasilitas, dan sarana transportasinya. Tapi
terus terang, lama-kelamaan saya jadi tidak begitu memperhatikan lagi karena
sekarang antara bandara yang satu dengan bandara lain tidak jauh berbeda.<br /><br />
Tapi yang masih saya ingat adalah bandara
Changi di Singapura cuma karena untuk pertama kalinya saya merasakan minum
langsung dari air keran dan menikmati fasilitas kursi pijat. Juga bandara
Sydney, hanya karena di sana saya bisa menunggu penerbangan berikutnya sambil main
Playstation! Bagi saya, kini bandara tidaklah berarti apa-apa selain prosedur
rutin yang harus dilewati untuk menuju tempat tujuan, tidak ada pengalaman
emosional di dalamnya.<br />
<br />
<a name='more'></a>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-YTAfzfYd1pEBojI5p2vryO9DG9FsWYEy9bDLu7FpGoFTYTfHbRNQMP4ds2PzzTb4tbXJTSWAFSSYDMrj8BY-Pa_cHZlZ1NEVbDhDMg7m0elcZXX4wZlfE8ksbize47Cg1Bd29GNe6eYP/s1600/T3-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-YTAfzfYd1pEBojI5p2vryO9DG9FsWYEy9bDLu7FpGoFTYTfHbRNQMP4ds2PzzTb4tbXJTSWAFSSYDMrj8BY-Pa_cHZlZ1NEVbDhDMg7m0elcZXX4wZlfE8ksbize47Cg1Bd29GNe6eYP/s400/T3-1.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Drop Zone</td></tr>
</tbody></table>
Karena itulah saya tidak punya harapan
muluk ketika berkesempatan melihat Terminal 3 Ultimate (nantinya kata Ultimate
dihapus). Terminal 3 terlihat megah dengan panjang 2,4 km dan luas 422 ribu m2,
5 pintu masuk dan 28 boarding gates. Seperti layaknya bandara kelas dunia, T3
juga dilengkapi dengan berbagai teknologi keamanan, di antaranya:<br />
1.BHS Level lima yang bisa mendeteksi bahan peledak.<br />
2.ASS atau Airport Security System yang dapat mendeteksi wajah.<br />
penumpang atau pengunjung bandara yang masuk ke dalam daftar pihak berwajib.<br /><br />
Selain itu, T3 juga mengusung konsep hijau dan ramah lingkungan
dengan menerapkan: <br />
1. Fully IBMS atau Intelligence Building Management System yang
mengatur pengeluaran air, penggunaan listrik, dan sebagainya.<br />
2. Rain water system yang memanfaatkan air hujan sehingga dapat
digunakan sebagai air bersih.<br />
3. Recycle water system yang mampu mengolah air toilet untuk
kembali lagi menjadi air toilet sehingga dapat menghemat penggunaan air.<br />
4. Sistem penerangan menggunakan teknologi yang mengatur terang dan
redup secara otomatis sesuai dengan kondisi cuaca.Hmm oke, keren juga. Saya juga menyukai area boarding gate yang
begitu terbuka hingga ke langit-langit sehingga kita bisa melihat runway dan
pesawat yang terbang. <br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxlj2dKB5IObV3HdKu3rYJB47rPTDYQXglGZ4JwVUR0O0GJO2VNHfT6lg0r1SN-IaRmOtmb33nOAIgR69GKEXWzlCEcAEnnKPeytyaLWGVei6VDCUmfPVVUstt8Fjkz6jVtEspVYgOuxJj/s1600/T3-7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxlj2dKB5IObV3HdKu3rYJB47rPTDYQXglGZ4JwVUR0O0GJO2VNHfT6lg0r1SN-IaRmOtmb33nOAIgR69GKEXWzlCEcAEnnKPeytyaLWGVei6VDCUmfPVVUstt8Fjkz6jVtEspVYgOuxJj/s400/T3-7.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Boarding Area</td></tr>
</tbody></table>
Tapi apa yang akan membedakan bandara T3 dengan bandara lainnya
di dunia? Mana identitas Indonesia-nya? Untuk saat ini, saya baru melihat panel
kayu motif batik di area check-in counter, juga beberapa poster tokoh-tokoh Indonesia
ternama seperti: Joko Widodo, Titik Puspa, Dewi Lestari, Iko Uwais, Agnes
Monica, Kaka Slank, Mira Lesmana, Dian Sastro tanpa keterangan apapun. Saya
jadi berpikir, kecuali Joko Widodo, memangnya orang luar tahu siapa mereka?
Selain itu ada juga semacam art gallery kecil. Terlalu kecil hingga saya
melewatkannya.<br /><br />
Pak Budi Karya, Dirut Angkasapura, menambahkan bahwa akan ada patung
Garuda dan patung Soekarno-Hatta serta dekorasi batik yang menghiasi bandara. Mungkin
T3 juga butuh sebuah masterpiece karya seniman besar Indonesia untuk menjadi maskot
dan memberikan identitas nusantara pada bandara yang megah tapi terasa “kosong”.
Jadi patut ditunggu hasilnya begitu finishing selesai.<br /><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6XeZK2CBzH90i4E2ubKP6QqpEc_PXGT1ovM5tcmFYJmsA0RpE9NbgA7bDHKL7q9TGs1BaOvocK1stXRERAqYObb52NQDJrsGjDhSJvFZTzx_K3B2qYO0uiXW3GqC3NdAPlcXomukH4MNR/s1600/T3-6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6XeZK2CBzH90i4E2ubKP6QqpEc_PXGT1ovM5tcmFYJmsA0RpE9NbgA7bDHKL7q9TGs1BaOvocK1stXRERAqYObb52NQDJrsGjDhSJvFZTzx_K3B2qYO0uiXW3GqC3NdAPlcXomukH4MNR/s400/T3-6.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Area bermain anak yang kurang memadai</td></tr>
</tbody></table>
Setelah membatalkan jadwal rilis tanggal 20 Juni 2016, rencananya
T3 akan resmi dibuka dan digunakan tgl 20 Juli mendatang. Untuk sementara, maskapai Garuda Indonesia dan Citilink yang
baru akan beroperasi. Per Maret 2017, barulah semua penerbangan internasional
akan dipindah ke T3. Kereta menuju bandara juga ditargetkan selesai Maret 2017.<br /><br />
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, bahwa bagi saya bandara
hanya tempat pemberhentian fisik, tapi tanpa ikatan emosional. Mungkin sisi
emosional inilah yang bisa menjadi kunci bagi T3 untuk membedakannya dengan
bandara lain di dunia. Caranya adalah dengan pelayanan dan keramahan staf
bandara yang siap membantu setiap pengunjung (lokal maupun internasional) tanpa
dipungut biaya. Entah itu memberikan informasi bandara, transportasi &
akomodasi, tempat tujuan wisata ataupun sekedar membantu memberikan troli.
Karena itu, staf bandara mulai dari resepsionis, sekuriti, hingga petugas
kebersihan toilet harus dilatih untuk ramah terhadap pengunjung dan menguasai
bahasa Inggris dasar. Juga diajarkan cara salam seperti layaknya petugas hotel
bintang 5.
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL_gNtO6gXpDKnz6pEo9fwyDXmsUp8c6O2Kt3SPjf2vcOvihQINqeHDlynkFMyrhMP4lTxxzlTENe4oAGzOtOFIs3GlmSQ2n6E9RdrqsmwU1CTYexG8vEBihqp3F8K6wKa2fjUAX3nBE9f/s1600/T3-8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL_gNtO6gXpDKnz6pEo9fwyDXmsUp8c6O2Kt3SPjf2vcOvihQINqeHDlynkFMyrhMP4lTxxzlTENe4oAGzOtOFIs3GlmSQ2n6E9RdrqsmwU1CTYexG8vEBihqp3F8K6wKa2fjUAX3nBE9f/s400/T3-8.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Jumlah toilet perlu ditambah</td></tr>
</tbody></table>
Alangkah baiknya juga seragam staf bandara memakai unsur baju daerah
yang elegan tapi juga praktis. Saya percaya keramahan, pelayanan dan kesigapan
membantu dari staf bandara bisa memberikan pengalaman emosional yang positif
serta memberikan citra yang baik tentang pariwisata Indonesia. Saya memiliki harapan tersebut setelah merasakan sendiri keramahan para petugas bandara hingga petugas toilet T3.
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwse5h3P0KJ_HgYV7_g9wFNhsqF1pgsuDao4VcNf7y1efEHztQE_WdmyW0kn0PSce1GCpFTsq6QKign0lTjKKSL0zXbzBqGTN1MmScUx6cGFl_87dl3emOaTZxAiQAPLcUSf1cwvfPAX2j/s1600/T3-9.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwse5h3P0KJ_HgYV7_g9wFNhsqF1pgsuDao4VcNf7y1efEHztQE_WdmyW0kn0PSce1GCpFTsq6QKign0lTjKKSL0zXbzBqGTN1MmScUx6cGFl_87dl3emOaTZxAiQAPLcUSf1cwvfPAX2j/s400/T3-9.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kurangnya UKM lokal</td></tr>
</tbody></table>
Saran tambahan:<br />
1. Menambah jumlah atau kapasitas toilet. Karena toilet di Check-in Area dan Boarding Area kurang memadai untuk melayani area seluas itu.<br />2. Memberikan kesempatan kepada UKM kuliner untuk dapat membuka usaha serta membangun brand mereka secara internasional, misalnya Martabak Factory (eh promosi usaha sendiri deh).</span>
<span style="font-family: inherit; font-size: 14.6667px;"><br />3. Adanya Information centre yang lengkap untuk para turis, berisi brosur pariwisata dan informasi tentang transportasinya.</span>
<span style="font-family: inherit; font-size: 14.6667px;"><br />4. Area bermain anak di Boarding Area tidak memadai, bisa dilengkapi dengan perpustakaan anak atau juga mainan edukasi tentang dunia penerbangan atau pariwisata Indonesia.</span>
ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-48074110414174976462016-03-20T22:38:00.004+07:002016-11-10T05:41:11.257+07:00Balada F1 & Membangun Bisnis<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrvZkDfNiGmmD6nDe0l3x7yJDtEwWRqpJSNqnXzOhV34Sc4FO5UOfg7Tg_Zl5F0X0TmeFYYR2pK8LsYYT0KXyWkj_q2YtZ9kaSrYoe-bzXUPKBladQsFy3XrdSKEf1EIdud3cFks0QQa6t/s1600/F1Race.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrvZkDfNiGmmD6nDe0l3x7yJDtEwWRqpJSNqnXzOhV34Sc4FO5UOfg7Tg_Zl5F0X0TmeFYYR2pK8LsYYT0KXyWkj_q2YtZ9kaSrYoe-bzXUPKBladQsFy3XrdSKEf1EIdud3cFks0QQa6t/s400/F1Race.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source: gpf1.cz</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 19.32px;">Terakhir kali saya mengikuti F1 itu pas hebohnya persaingan antara Michael Schumacher dan Mika Hakkinen. Buset itu udah lama banget ya hahaha. Berbeda dengan orang lain, saya mendukung Mika Hakkinen. Habis bosan lihat Schumacher juara melulu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 19.32px;"><br /></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Gara2 Rio Haryanto lah, saya mengikuti lagi F1. Mirip CLBK gitu deh hahahaha. Kebetulan banget banyak sekali 'drama' yg muncul di GP perdana Melbourne ini. Yg paling dramatis tentunya tabrakan mobil antara Alonso dan Guttierez. Thank God, Alonso selamat dan masih bisa jalan. Padahal mobilnya udh ringsek abis.</span></div>
<div style="font-family: helvetica, arial, sans-serif;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="font-family: helvetica, arial, sans-serif;">
<br /></div>
<a name='more'></a><div style="font-family: helvetica, arial, sans-serif;">
<br />
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDQ4soTpGzyYGd9jRmJKI8fUhdBD0Yizri4ws4NmXg3lJDniCBg0G23Gj8iyiUDWhWpgbA-dkp9A2n-cvq6vAHDaGaMnOeX8G-jc49IyC0UZDfEXbEQvwut9sG1Tg9bUcSedchnWrhZefw/s1600/F1Race2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDQ4soTpGzyYGd9jRmJKI8fUhdBD0Yizri4ws4NmXg3lJDniCBg0G23Gj8iyiUDWhWpgbA-dkp9A2n-cvq6vAHDaGaMnOeX8G-jc49IyC0UZDfEXbEQvwut9sG1Tg9bUcSedchnWrhZefw/s400/F1Race2.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="background-color: #f1f1f1; color: #7d7d7d; cursor: pointer; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-decoration: none; text-overflow: ellipsis;">Source:<a class="_ZR irc_hol i3724" data-noload="" data-ved="0ahUKEwi6priMy8_LAhVJlZQKHeJyAxgQjB0IBg" href="http://news.sportauto.fr/news/1502860/jenson-button-fernando-alonso-f1-australie-2016-McLaren-MP4-31" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; color: #7d7d7d; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start; text-decoration: none;" target="_blank">news.sportauto.fr</a></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tapi bukan Rio dan Alonso yg menjadi topik tulisan ini. Banyak sekali kejadian di laga tadi yg membuat saya berpikir ttg kesamaan F1 dan proses membangun bisnis.</span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Being the 1st doesn't guarantee you to be the winner. </span></b>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hamilton menempati pole position pertama, tapi begitu start dia langsung disalip dan berada di posisi 6. Berkat ketangkasan dan kerjasama tim, Hamilton bisa memperbaiki posisi dan menjadi juara 2.</span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2. No Man can do it all alone, he needs a great team and resources. </span></b>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pembalap superhebat sekalipun gak bakal bisa menang tanpa didukung mobil yg oke, tim teknisi yg kredibel dan tim di kokpit yg kompak. Raikonnen harus stop membalap gegara ada api keluar dr mobilnya. Atau kecepatan kinerja tim kokpit akan berpengaruh ke posisi pembalap di balapan.</span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3. Don't push yourself too hard, save your breath til the end of the competition. </span></b>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ambisi boleh tinggi, tapi mesti sadar diri. Mesti disesuaikan dgn kapasitas yg dipunya saat ini, mesti tahu kapan saatnya tekan tombol Turbo, kapan momen utk menyalip. Kalau gak ntar kejadian kayak Alonso atau Rio yg terpaksa mundur demi mempertahankan gearbox mobilnya.</span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4. Make a good plan, if not, you plan your own failure. </span></b>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ngapain sih bikin rencana, bukannya hidup itu serba gak pasti? That's true, kan tetaplah Tuhan yg menentukan. Tapi kalo gak ada rencana, gimana bisa kerjasama tim? Pembalap dan teknisi kan harus sama2 paham mau ngapain dan untuk apa. Apalagi di F1 setiap detik itu berharga. Masa mau buang waktu pas balapan diskusi dulu, ganti ban di lap berapa, pake jenis ban apa. Aduh itu teknisi total 30 orang lho, klo mereka ga punya rencana dr awal, pasti bingung mengkoordinir mereka.</span>
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Udah gitu aja, sampe ketemu di Martabak Factory buat nonton GP Bahrain! </span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i class="_4-k1 img sp_fM-mz8spZ1b sx_d580ab" style="background-image: url("/rsrc.php/v2/yx/r/pimRBh7B6ER.png"); background-position: 0px -170px; background-repeat: no-repeat; background-size: auto; display: inline-block; height: 16px; vertical-align: -3px; width: 16px;"><u style="left: -999999px; position: absolute; text-align: justify;">grin emoticon</u></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<a class="_58cn" data-ft="{"tn":"*N","type":104}" href="https://www.facebook.com/hashtag/sekalianiklan?source=feed_text&story_id=10207382818345829" style="color: #3b5998; cursor: pointer; text-decoration: none;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span aria-label="hashtag" class="_58cl" style="color: #627aad;">#</span><span class="_58cm">sekalianIklan</span></span></a>
</div>
</div>
ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-53361385993686966332012-01-18T16:30:00.001+07:002012-01-18T16:37:34.922+07:00Bulu Babi, dari Sampah menjadi Emas<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghvmzshGqhD5HgALnt_c66KBa3cqtUpdJDOMDEilGpgPqMdF49lT-ytz6jngP4TJ1MnTmIVIkje3qxSLXPVLUcNjnD3vC-oG6t1Kc_jo7ZXcG1bAeC0GjD1clmL32T36b9TyOrP3JfYFWW/s1600/sea_urchin_1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="197" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghvmzshGqhD5HgALnt_c66KBa3cqtUpdJDOMDEilGpgPqMdF49lT-ytz6jngP4TJ1MnTmIVIkje3qxSLXPVLUcNjnD3vC-oG6t1Kc_jo7ZXcG1bAeC0GjD1clmL32T36b9TyOrP3JfYFWW/s320/sea_urchin_1.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pics: www.bbc.co.uk</td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki lebih dari 17.000 pulau yang terbentang sepanjang garis khatulistiwa. Sebagai negara maritim, tentu saja Indonesia mempunyai potensi kekayaan laut yang luar biasa. Bahkan kita memiliki keanekaragaman hayati tertinggi kedua di dunia, setelah Brazil. Namun sayangnya, kita belum memaksimalkan potensi bahari kita karena kurangnya dukungan pemerintah, rendahnya pengetahuan, belum tingginya semangat kewirausahaan, dan sebagainya. Komoditas ekspor utama kita masih dari sektor perminyakan, pertambangan, perkebunan, kayu, dan tekstil. <br />
<br />
Saat ini, pengembangan potensi perairan lebih banyak difokuskan pada wisata bahari dan industri perikanan. Ikan laut sudah lama diketahui memiliki kandungan protein tinggi dan merupakan komoditas utama. Namun, selain ikan, udang, kepiting, dan lain-lain, laut kita juga sebenarnya memiliki potensi lain, seperti rumput laut, kuda laut, bulu babi atau landak laut yang seringkali dianggap tidak menguntungkan. Pandangan seperti itu terjadi karena rendahnya pengetahuan masyarakat bahkan pemerintah sendiri akan manfaat dan nilai ekonomi hewan-hewan laut tersebut.</div>
<a name='more'></a><br />
Sebagai contoh, bulu babi atau landak laut (sea-urchin). Bulu babi (Echinoidea) merupakan hewan laut berbentuk bulat, berduri, dan hidup di lautan manapun di seluruh dunia. Warnanya ada yang hitam, hijau, coklat, ungu, dan merah. Makanan utama mereka adalah ganggang (algae). Telurnya (sea urchin roe) mengandung protein tinggi (hingga 70%), asam amino, zat besi, dan mineral, sehingga bermanfaat untuk vitalitas, mengatur metabolisme, rendah kolesterol, dan menurunkan tekanan darah.<br />
<br />
Dengan manfaatnya yg besar, telur bulu babi menjadi bahan baku untuk industri farmasi dan industri makanan. Di kawasan Mediterania, Amerika Utara, Cili, Selandia Baru, telurnya kerap dimakan mentah bersama jeruk lemon. Di Jepang, roe dikenal dengan nama 'uni' dan merupakan bahan baku sushi dan sashimi. Jepang mengimpor bulu babi dari Amerika Serikat dan Korea Selatan.<br />
<br />
Selain untuk dikonsumsi, hampir semua bagian tubuh bulu babi dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi produk bermanfaat (zero waste product). Cangkangnya bisa dijadikan bahan baku kerajinan tangan atau diolah menjadi tepung sebagai bahan pakan ternak. Sedangkan ususnya dapat dijadikan pupuk organik.<br />
<br />
Namun di Indonesia, bulu babi biasanya hanya menjadi sampah dan dibuang para nelayan dengan cara dibenamkan dalam pasir agar mereka tidak terluka kena durinya. Kehadiran bulu babi juga mengganggu pertumbuhan karang dan membahayakan penyelam sehingga harus disingkirkan.<br />
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
<b></b></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOSZucOUgv0pdlXGRfD8odIVsk-x2_iPIKkyIavJjd4T3D5iDp7P6dapnjsfmFZiQJsv3GP8ioWNZqCg0tszKQFjUlkLixcJlr2ohZ-d3XFqORgfmlT9QwuszPQ20Q8JJDe9npsk7LM-jk/s1600/BB2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOSZucOUgv0pdlXGRfD8odIVsk-x2_iPIKkyIavJjd4T3D5iDp7P6dapnjsfmFZiQJsv3GP8ioWNZqCg0tszKQFjUlkLixcJlr2ohZ-d3XFqORgfmlT9QwuszPQ20Q8JJDe9npsk7LM-jk/s400/BB2.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Berbagai spesies bulu babi atau sea urchin. (pics: Wikipedia)</td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<b></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-FgIajOXBfLKQ9UdIdax9tVQ2RVE-ArNeen5OUhmKSOL9Xin-N3yOfW_makMhFMl4BwS3N3Fx0a1SEGb0xOCHGRG9NswT0mZbZaLDncdELer1zWddcHT13ZcaOJJxjGRekDgu3FfLiToX/s1600/PulauTidung.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-FgIajOXBfLKQ9UdIdax9tVQ2RVE-ArNeen5OUhmKSOL9Xin-N3yOfW_makMhFMl4BwS3N3Fx0a1SEGb0xOCHGRG9NswT0mZbZaLDncdELer1zWddcHT13ZcaOJJxjGRekDgu3FfLiToX/s1600/PulauTidung.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<b> BUDIDAYA BULU BABI</b><br />
<br />
Potensi bulu babi ini pertama kali dilirik oleh Yuri Pratama, salah satu pendiri Urchindonesia yang bergerak dalam pembudidayaan binatang laut tersebut. Menariknya, Yuri sama sekali tidak memiliki latar belakang dunia perikanan. Perkenalan alumnus FISIP-UI ini dengan bulu babi bermula ketika melakukan riset ekowisata di Pulau Menjangan, Gilimanuk, Bali. Di sana, Yuri memperhatikan para nelayan yang tengah membersihkan karang dan menyingkirkan bulu babi.<br />
<br />
Kembali ke Jakarta, Yuri lalu mengumpulkan berbagai informasi mengenai bulu babi di internet. Informasi dan literatur yang terbatas mendorongnya untuk mencari informasi ke LIPI, mendatangi para pakar kelautan, maupun belajar dari nelayan tentang hewan laut itu. Berdasarkan informasi yang diperolehnya, ia kemudian nekat untuk mengembangkan usaha bulu babi ini. Padahal saat memulai usaha tersebut, pihak keluarga dan bahkan Menteri Kelautan dan Perikanan memandang rendah idenya tersebut.<br />
<br />
Setelah itu, Yuri lalu mencari tahu prospek pasar dan target pasar, yakni restoran Jepang dan perusahaan farmasi. Ia juga harus menentukan lokasi budidaya yang sesuai. Akhirnya ia memilih Pulau Tidung, dalam gugusan Kepulauan Seribu sebagai tempat usahanya. Alasannya, lokasi tersebut dekat dengan Jakarta yang ia anggap sebagai gerbang pasar yang potensial. Selain itu, lokasi tersebut sudah ada listrik, sarana transportasi, serta memiliki SDM yang memadai.<br />
<br />
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-FgIajOXBfLKQ9UdIdax9tVQ2RVE-ArNeen5OUhmKSOL9Xin-N3yOfW_makMhFMl4BwS3N3Fx0a1SEGb0xOCHGRG9NswT0mZbZaLDncdELer1zWddcHT13ZcaOJJxjGRekDgu3FfLiToX/s1600/PulauTidung.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="290" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-FgIajOXBfLKQ9UdIdax9tVQ2RVE-ArNeen5OUhmKSOL9Xin-N3yOfW_makMhFMl4BwS3N3Fx0a1SEGb0xOCHGRG9NswT0mZbZaLDncdELer1zWddcHT13ZcaOJJxjGRekDgu3FfLiToX/s400/PulauTidung.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pics: Youtube Urchindonesia</td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Maka bermodal keyakinan dan uang sebesar Rp 20 juta, Yuri memulai usaha ini dari tahun 2008. <i>“Jual motor dan masa prihatin selama dua bulan karena sulit mengubah mindset nelayan. Nelayan lebih suka ikut pelayaran samudera dan menyabung nyawa di lautan lepas ketimbang meyakini untuk memulai budidaya bulu babi,”</i> jelasnya. Ia lalu memperkenalkan sistem ini ke beberapa kelompok nelayan, bukan individual. Untunglah, jika semula hanya tiga nelayan yang mau bermitra dengannya pada 2009, maka sekarang sedikitnya sudah ada 20 nelayan yang mau bekerjasama. <br />
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Jika pada mulanya, Yuri hanya membuat satu keramba bulu babi sederhana dengan biaya Rp 4-5 juta,<i> "Sekarang, saya memiliki tujuh keramba bulu babi di Pulau Tidung, Pulau Panggang, dan Pulau Pari,"</i> lanjutnya bangga.<br />
<br />
Selama memulai dan membangun bisnisnya, Yuri banyak melakukan <i>trial-and-error</i> dan berhasil mendapatkan data tentang musim panen, yakni Februari-Maret, Juni–Juli dan November. "Biasanya mereka bereproduksi saat bulan purnama berlangsung," Yuri menambahkan. Meski demikian, hal tersebut masih butuh validasi lebih lanjut. Selain itu, Yuri juga jadi mengetahui bahwa seekor bulu babi seberat 300gr dapat menghasilkan telur sebanyak 25–35% dari total beratnya. <br />
<br />
Dalam sekali masa panen, ia dapat memanen bulu babi sekitar 80-100 kg. Seekor bulu babi hidup seberat 300gr dihargai USD 1. Untuk bulu babi yang kualitasnya kurang bagus, umumnya dijual dalam bentuk kering, dihargai Rp 180.000–230.000/kg. Yuri menargetkan untuk memanen bulu babi hingga 300kg. Rencananya, Yuri akan mendirikan fasilitas pembenihan dengan kapasitas 1.000 ekor yang menelan dana Rp 20 juta. Yuri berharap, setelah fasilitas pembenihan berdiri, kapasitas produksi telur bulu babi bisa meningkat. </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi33Fi5XxQ6KkfOcRBXgMSpYJFh7Wai9fb61z6B-e8w2WD4t6tULfJsh-sy8s-DFkqgMXu5aIJMI52pTHNr4qOTRUsHGZaC0OZeWdX4XM0VNKxgDze1Mu9CdKKtyXGGSljGjhe1DyR4egL/s1600/sushi1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="254" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi33Fi5XxQ6KkfOcRBXgMSpYJFh7Wai9fb61z6B-e8w2WD4t6tULfJsh-sy8s-DFkqgMXu5aIJMI52pTHNr4qOTRUsHGZaC0OZeWdX4XM0VNKxgDze1Mu9CdKKtyXGGSljGjhe1DyR4egL/s400/sushi1.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Telur bulu babi menjadi bahan pokok menu uni sushi. (Pics: Wikipedia)</td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Lalu, kemana panen itu dijual? Pada saat merintis usaha, panen pertamanya sebanyak 50 kg telur bulu babi habis digunakan untuk contoh produk dan promosi, guna merambah jaringan pasar. Yuri mendatangi sejumlah restoran Jepang di Jakarta. Namun, pengelola restoran yang terbiasa dengan produk impor masih ragu membeli telur bulu babi dari Yuri, meskipun harganya lebih murah. Yuri menawarkan harga Rp 250 ribu/kg, sementara produk impor dari kawasan ASEAN harganya USD 30 dan di Jepang sendiri mencapai USD 300/kg. Tak hilang akal, Yuri menjajal segmen pasar lainnya, yaitu perusahaan farmasi di Semarang. Terobosan lainnya adalah masuk ke pasar swalayan khusus untuk warga Jepang.<br />
<br />
Meski peluang ekspor begitu besar, Yuri ingin fokus menundukkan pasar dalam negeri terlebih dahulu. Ia ingin menjadi pemain lokal terkemuka di bisnis telur bulu babi sekaligus menjadi proyek akhiratnya untuk mengangkat kaum nelayan Indonesia menjadi sejahtera. Karena selama ini, untuk produk ikan laut, para nelayan tidak pernah menikmati harga jual yang layak. Sebaliknya para pengepul dan pedagang besarlah yang menikmati keuntungan besar.<br />
<br />
Urchindonesia memiliki value 3P, yakni:<br />
1. Profit<br />
Setiap entitas usaha harus dapat menciptakan laba agar bisa meningkatkan kesejahteraan.<br />
2. People<br />
Melibatkan dan memberdayakan sebanyak mungkin nelayan dengan konsep kemitraan dan bagi hasil yang riil, yakni 50:50.<br />
3. Planet<br />
Kepedulian terhadap lingkungan dengan mengambil bulu babi yang merupakan hama bagi terumbu karang.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKzaYGcNhyFk3J4OVRXTh6MlqPVgq9kVEeliemTbfnSsyf9MqapBRPa_u0X2bTwL4ZUSWvK7uwnPgnQwFfYGHJ2eCofE7i8NNs6bt6gyT3-BjCjlEDRxCXObp2PRC7HvN0_41tkdijN5lP/s1600/PulauTidung2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKzaYGcNhyFk3J4OVRXTh6MlqPVgq9kVEeliemTbfnSsyf9MqapBRPa_u0X2bTwL4ZUSWvK7uwnPgnQwFfYGHJ2eCofE7i8NNs6bt6gyT3-BjCjlEDRxCXObp2PRC7HvN0_41tkdijN5lP/s400/PulauTidung2.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pulau Tidung</td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Ia berharap budidaya bulu babi ini dapat menjadi usaha alternatif bagi nelayan di Kepulauan Seribu di tengah cuaca dan iklim laut yang tidak bersahabat, himpitan biaya melaut yang tinggi, kesulitan dalam hal mencari ikan di laut (yang mendorong terjadinya praktik <i>illegal fishing</i> dan perusakan terumbu karang oleh nelayan), serta risiko lainnya. Yuri juga ingin menciptakan nelayanpreneur, yaitu nelayan yang juga wirausaha serta mandiri.<br />
<br />
Tujuan jangka panjang Yuri adalah menjadikan usaha budidaya bulu babi sebagai bagian dari industri bahari yang kuat. Menurutnya, kawasan Indonesia Timur sangat potensial digunakan sebagai lokasi beternak bulu babi.<i> “Kami sudah ada partner di Maluku dan Makassar yang akan segera mulai mengembangkan usaha ini,”</i> imbuh Yuri. Selain itu, ia juga ingin meningkatkan nilai tambah telur bulu babi ini menjadi industri produk telur bulu babi dalam kaleng (seperti di Filipina) yang mampu memberikan lebih banyak lapangan kerja. Sebuah mimpi yang besar. <br />
<br />
Yuri menekankan agar dalam merintis usaha ingat 3M:<br />
<b>1. Mulai dari diri sendiri,<br />2. Mulai dari yang kecil, dan<br />3. Mulailah SEKARANG!</b><br />
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Video: Urchindonesia</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/dlVek41vewQ?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<u></u></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<u></u></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<u></u></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<u></u></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<u><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"></span></u></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">======================================== </span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<u><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">Credits:</span></u><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">1. Yuri Pratama, pemilik Urchindonesia</span><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"> (@yury_pw)</span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">2. Rotary Jakarta Batavia</span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">3. Zero to Hero, Metro TV</span><br />
<br />
<u style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">References:</u><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">1. http://en.wikipedia.org/wiki/Indonesia<br />2. http://www.bbc.co.uk/nature/life/Sea_urchin<br />3. http://en.wikipedia.org/wiki/Sea_urchin<br />4. http://economy.okezone.com/read/2011/08/28/22/497431/reguk-jutaan-rupiah-dari-si-bulu-babi<br />5. http://www.bisnis-jateng.com/index.php/2011/04/yuri-pratama-widiyana-mengubah-sampah-menjadi-emas/<br />6. http://startupicon.com/yuri-pratama-widiyana/<br />7. http://lumbungusaha.wordpress.com/2011/08/23/urchin-indonesia/</span><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"></span></div>
</div>ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com27tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-28449171378183171062012-01-11T14:20:00.001+07:002012-01-11T16:23:23.198+07:00Kisah Bocah Penjinak Angin dari Afrika<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFWT8r-DfW0RYzVrBfACLv1w7iN7X2Wob3aOHhsn_KcKdphdaFo5f4aB7U6TcKe1T2HeEtgUonJwaZY4TDDX1nazcWbKBER-jy0dlQ4x8XHxIgBphAjxpXpoQavTqICeBZyMOJrtuna-2z/s1600/BocahPenjinakAngin2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFWT8r-DfW0RYzVrBfACLv1w7iN7X2Wob3aOHhsn_KcKdphdaFo5f4aB7U6TcKe1T2HeEtgUonJwaZY4TDDX1nazcWbKBER-jy0dlQ4x8XHxIgBphAjxpXpoQavTqICeBZyMOJrtuna-2z/s320/BocahPenjinakAngin2.jpg" width="212" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(Pic: <span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">ulas-buku.blogspot.com)</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Membaca buku ini, membuka mata saya bahwa betapa beruntungnya saya hidup di Indonesia. Afrika adalah benua yang serba kekurangan, tanah yang sebagian besar tandus, musim kering yang panjang, serta penduduk yang mayoritas memiliki fanatisme kesukuan. Selalu ada kisah sedih dari Afrika, entah itu yang disebabkan oleh bencana kelaparan, wabah penyakit, ataupun perang antar-etnis. <br />
<br />
Namun selalu ada setitik embun di tengah padang pasir. Dalam buku ini, embun itu bernama William Kamkwamba. Seorang bocah Malawi miskin yang tinggal di desa kecil bernama Masitala, dekat kota Kasungu. Kekeringan dan gagal panen <i>chimanga</i> (jagung) di tahun 2002 yang melanda negeri itu, membuatnya terpaksa putus sekolah karena ayahnya tidak punya panen untuk dijual. <br />
<br />
Gagal panen juga sama artinya dengan bencana kelaparan. Di tahun itu, konon bencana kelaparan telah membunuh ratusan penduduk Malawi. UNICEF memperkirakan ada 46 ribu anak Malawi yang kekurangan gizi. Saat itu William masih 14 tahun.</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Sejak kecil, William adalah bocah yang memiliki rasa ingin tahu besar terhadap cara kerja alat apapun yang dilihatnya. Mengapa bahan bakar bisa membuat truk berjalan, dinamo membuat lampu sepeda menyala, bagaimana orang bisa menyimpan lagu ke CD, apa yang membuat radio mengeluarkan suara? Ia selalu bertanya pada ayahnya atau orang-orang yang dianggapnya mengerti. Namun mereka hanya tahu cara menggunakannya dan tidak bisa memberikan jawaban. </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Akhirnya William menemukan jawabannya dalam buku-buku di perpustakaan desa. Sejak putus sekolah, dia memang banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan itu. Suatu hari, William menemukan buku bergambar kincir angin, dengan judul '<i>Using Energy</i>'. Membaca buku itu, dia pun mengerti prinsip energi gerak dan cara kerja kincir angin. </div>
<br />
<br />
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<i>"Angin akan memutar bilah kincir angin, menggerakkan magnet di dalam dinamo (sepeda), lalu menciptakan arus listrik. Jika kita sambungkan sepotong kawat ke dinamo itu, kita akan mendapatkan tenaga untuk berbagai benda, seperti bola lampu. Tidak perlu lagi memakai lampu minyak tanah yang asapnya pedih di mata dan menyesakkan nafas. Dengan sebuah kincir angin, aku dapat membaca di malam hari, bukannya tidur pukul 7 seperti orang-orang lain di Malawi."</i><br />
<br />
Pemikiran sederhana itu akhirnya berkembang ketika William menyadari bahwa kincir angin itu juga dapat memompa air untuk irigasi. Itu adalah solusi untuk masalah kekeringan di Malawi. <br />
<br />
<i>"Kalau pompa itu dipasang di sumur dangkal dekat rumah kami, kami akan bisa panen dua kali dalam setahun. Jika seluruh penjuru Malawi kekurangan makanan di bulan Desember dan Januari, kami malah sedang memanen jagung yang kedua kalinya. Dengan itu, aku tidak akan lagi kekurangan makan dan tidak akan putus sekolah."</i></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvOIv5c4jMSuwCcmpNcb4II4FH7-eY66SLVR5UOm9ORCGftGfw6lxBssoKl8l3P88g1BXa9aHQkiOxybFWMvwFnMfY0-rwtTMk_BC8c8DSso5Cg6maznF4lINMi4kauTEVKNZVqmzS-0VK/s1600/BocahPenjinakAngin.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvOIv5c4jMSuwCcmpNcb4II4FH7-eY66SLVR5UOm9ORCGftGfw6lxBssoKl8l3P88g1BXa9aHQkiOxybFWMvwFnMfY0-rwtTMk_BC8c8DSso5Cg6maznF4lINMi4kauTEVKNZVqmzS-0VK/s320/BocahPenjinakAngin.jpg" width="291" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">William dan kincir angin buatannya</td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Terbakar oleh motivasi, William pun mempelajari dan mempraktekkan cara membuat kincir angin. Keterbatasan ekonomi dan peralatan mendorong William untuk menggunakan bahan-bahan bekas pakai yang diperolehnya dari sekitar rumahnya, tempat-tempat sampah, maupun <i>Kacholoko</i>, yakni tempat penimbunan rongsokan mesin, mobil, dan traktor.<br />
<br />
Namun, ada saja komponen yang harus dibeli, seperti dinamo sepeda. Untuk membelinya, William bekerja <i>ganyu</i>, yaitu pekerjaan fisik yang dibayar per jam atau per hari. Dia juga sangat dibantu oleh sahabat-sahabatnya, Gilbert dan Geoffrey.<br />
<br />
Seperti biasa, orang yang berbeda selalu dipandang sebelah mata. Penduduk sekitar memanggilnya '<i>misala</i>', orang gila. Para pelajar sekolah di belakang <i>Kacholoko</i> menuduhnya sebagai penghisap <i>chamba</i> (mariyuana). Namun, sang Ayah selalu mempercayai dan mendukung anaknya.<br />
<br />
Ketika kincir angin itu berdiri dan benar-benar menghasilkan listrik untuk rumahnya, orang-orang pun berbalik menghormatinya. William berhasil. Namun ia tidak cepat puas. Berbagai perbaikan dilakukannya agar kincir angin itu bisa menghasilkan listrik yang lebih besar dan juga lebih aman. <br />
<br />
Kerja keras William akhirnya diketahui oleh Dr. Mchazime, yang bekerja di badan pendidikan MTTA. Beliau mengundang berbagai media massa terkenal untuk datang ke Masitala. Dr. Mchazime bermaksud menjadikan William sebagai contoh untuk pemerintah Malawi dan dunia, yaitu contoh anak berbakat yang mungkin akan tersia-sia karena kemiskinan. Bukan hanya itu, Dr. Mchazime lah yang mengupayakan agar William dapat meneruskan sekolah lanjutannya. </div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwC2ODdCAFIedTLK3_rFSFIGywSv5fi2FrwvIzE51oDABtKJD1tz7LX1GfiuQY5QcvdLn5LzEX_l_lmpic0OkqaLmjUX96IAGNRY10vz25uOYJRMGhvd8yRG9jHy58dcU4F7s74hxOnJF_/s1600/Bocah5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="233" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwC2ODdCAFIedTLK3_rFSFIGywSv5fi2FrwvIzE51oDABtKJD1tz7LX1GfiuQY5QcvdLn5LzEX_l_lmpic0OkqaLmjUX96IAGNRY10vz25uOYJRMGhvd8yRG9jHy58dcU4F7s74hxOnJF_/s400/Bocah5.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Headline di Daily Times</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Kisah bocah pembuat kincir angin itu tidak berhenti sampai di situ. Internet telah mengubah dunia seorang William Kamkwamba. Sebuah artikel Daily Times, koran Malawi berbahasa Inggris, yang memuat kisah William di halaman depan, telah menarik perhatian Mike McKay, pemimpin NGO Amerika yang bekerja di Malawi. McKay menulis tentang William di blognya, Hacktivate. Blognya dibaca oleh Emeka Okafor, pengusaha dan blogger dari Nigeria. Emeka juga merupakan program director TEDGlobal 2007, konferensi besar yang akan diselenggarakan di Tanzania. Dia mengundang William sebagai salah satu pembicara. <br />
<br />
Setelah itu, nama William pun semakin dikenal dunia. Semakin banyak orang yang ingin membantunya dan juga negerinya. William kemudian mendapat beasiswa untuk bersekolah African Leadership Academy di Johannesburg, Afrika Selatan. Misi sekolah itu adalah untuk mendidik calon-calon pemimpin Afrika di masa depan. Kini William kuliah di Dartmouth College, Amerika Serikat. Setelah lulus kuliah nanti, William berencana membangun lebih banyak kincir angin di negerinya.<br />
<br />
Di tengah berbagai pujian dan harapan yang diberikan kepadanya, mungkin kata-kata inilah yang paling diingat oleh William. Ketika untuk pertama kalinya ia berhasil memasang bola lampu di ruang tengah rumahnya, William berkata pada ayahnya, "<i>Mister Kamkwamba, ruangan ini dulunya begitu gelap dan menyedihkan pada jam-jam seperti ini. Sekarang coba lihat, Anda sedang menikmati listrik seperti orang kota!"</i><br />
<br />
<i>"Oh,"</i> kata Ayah sambil tersenyum.<i> "Aku menikmatinya lebih dari orang kota."</i><br />
<br />
<i>"Karena tidak akan ada pemadaman listrik dan Anda tidak perlu membayar kepada ESCOM (PLN-nya Malawi)?"</i><br />
<br />
<i>"Ya, itu betul," kata Ayah. "Tapi juga karena anakku yang membuat listrik ini."</i></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><u style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Video:</u></b></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<b>Moving Windmills: The William Kamkwamba story</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/arD374MFk4w?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<div style="text-align: center;">
<br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<b>William Kamkwamba: 'How I Harnessed the Wind' (TED Talks, 2009)</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/crjU5hu2fag?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<div style="text-align: center;">
<br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
<u><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">References:</span></u></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<u><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><br /></span></u></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">William Kamkwamba dan Bryan Mealer. </span><i style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">Bocah Penjinak Angin, Perjuangan Membangkitkan Arus Listrik dan Harapan di Tengah Padang Afrika</i><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">. 2011. Tangerang: Literati</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">http://williamkamkwamba.typepad.com/</span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">http://www.ted.com/speakers/william_kamkwamba.html</span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">http://en.wikipedia.org/wiki/William_Kamkwamba</span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"></span><br />
<u><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"></span></u></div>
</div>ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com25tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-90248645043017216502012-01-07T13:21:00.000+07:002012-01-07T13:21:21.494+07:00Gaya Hidup Sehat ala Adventist<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJU_fvSVIP3Cj8mADT3cdZ1Hrbolurmzve03rdSQu2JtIGHoXWKRChCR-nDEHhmFpRi7DaNAMHTqkhG1KZNhylNFM9kBzuDHwEIV1XORE_uW4wGTxwrqCSM6mJBQMtmB6WWvKB3xndyQDG/s1600/Trust.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJU_fvSVIP3Cj8mADT3cdZ1Hrbolurmzve03rdSQu2JtIGHoXWKRChCR-nDEHhmFpRi7DaNAMHTqkhG1KZNhylNFM9kBzuDHwEIV1XORE_uW4wGTxwrqCSM6mJBQMtmB6WWvKB3xndyQDG/s1600/Trust.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pics: www.newstart.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<i> "Orang sering kali mengorbankan kesehatan demi mencari uang. Tapi kemudian, mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan kesehatan."</i><br /><br />Itulah ironi yang sering terjadi. Makan fast-food, makan tidak teratur, kurang istirahat, stress, terpapar polusi, kurang berolahraga adalah bagian dari keseharian kita. Sulit menghindari itu semua, karena tuntutan pekerjaan yang sangat menyita waktu. Barulah ketika sakit, kita memperhatikan makanan yang kita makan dan beristirahat lebih lama dari biasanya. Padahal, bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati? Untunglah, kini makin banyak orang yang menyadari pentingnya menjaga kesehatan, mulai rajin makan buah dan sayur, pantang makanan tertentu, ikut fitness, atau bersepeda ke kantor. <br /><br />Ternyata beberapa agama juga mengatur tentang bagaimana menjaga kesehatan itu. Di agama Islam, nabi Muhammad mengajarkan, "Makanlah jika lapar dan berhentilah sebelum kenyang." Agama Buddha dan Hindu menjadikan meditasi sebagai bagian dari doa dan keseimbangan hidup. Agama Kristen-Advent menganjurkan penerapan gaya hidup <b>NEW START</b>. Lho, apa itu? </div>
<a name='more'></a><br />NEW START merupakan formula gaya hidup sehat yang memadukan:<br /><b>N</b> - Nutrition (makanan bergizi)<br /><b>E</b> - Exercise (olahraga)<br /><b>W</b> - Water (air)<br /><b>S</b> - Sunlight (sinar matahari)<br /><b>T</b> - Temperance (pengendalian diri)<br /><b>A</b> - Air (udara/oksigen)<br /><b>R</b> - Rest (tidur/istirahat)<br /><b>T</b> - Trust in Divine Power (iman dan kepercayaan)<br /><br />Konon gaya hidup di atas sudah diterapkan dalam gereja Kristen Advent sejak pertengahan abad 19, yang merupakan periode berdirinya gereja tersebut di Amerika Serikat. Mereka menerapkan aturan vegetarianisme, berpantang daging babi, kerang, dan produk hewani lain yang dianggap 'kotor'. Namun sepertinya aturan tersebut tidak mengikat. Berdasarkan survey tahun 2002 oleh Gereja Advent di seluruh dunia, diketahui bahwa 35% Adventist adalah vegetarian. Selain itu, gereja juga menganjurkan jemaatnya untuk tidak minum minuman beralkohol, merokok, narkoba, bahkan ada juga yang menjauhi minuman berkafein.<br /><br />Sebuah penelitian yang diadakan oleh U.S. National Institutes of Health dan ditampilkan dalam edisi November 2005 National Geographic, menunjukkan bahwa para Adventist di California hidup lebih lama rata-rata 4-10 tahun daripada umur rata-rata orang California. Para penganut Kristen-Advent itu hidup lebih lama karena tidak minum alkohol, tidak merokok, istirahat penuh sekali seminggu, dan mengkonsumsi low-fat vegetarian diet. <br /><br />Di Amerika Serikat, gaya hidup NEW START menjadi salah satu alternatif pengobatan dan pemulihan. Beberapa pusat kesehatan menggunakan NEW START sebagai landasannya, salah satunya adalah the Weimar Institute of Health and Education di California. Terlepas dari unsur agama, NEW START merupakan cara untuk hidup sehat yang sebenarnya bisa diaplikasikan oleh semua orang. <br /><br />Mari kita telusuri lebih dalam tentang NEW START, yang bisa kita praktekkan dalam hidup sehari-hari.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3uPJUEsJuRURuqQlDMoUEWD5JgiwtiUl4WDc1AZc9GXT2LHlDD1Pm2hASwb7xPzvqsRtb4f-L5n3s4sO_D9xGWps6D5N3tYgV8byLy0c63MnxzU3CbIKs-TOx6bBxMZtHKnwsCymqQVFL/s1600/Exercise.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4z-Y4X2EKNei-f3QHp86qmlNlNgFcoumBoMldaLR5xivhxmeLQqMmucvMVNttXhPUYt_Zu_bJyFTJxZTbU8wrjaT5ZVtq-Z_5W1PYmksodrvbW1oFKiFu4wjGJp95y5JZAi-TpiAlBiBv/s1600/NutritionExercise.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="132" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4z-Y4X2EKNei-f3QHp86qmlNlNgFcoumBoMldaLR5xivhxmeLQqMmucvMVNttXhPUYt_Zu_bJyFTJxZTbU8wrjaT5ZVtq-Z_5W1PYmksodrvbW1oFKiFu4wjGJp95y5JZAi-TpiAlBiBv/s400/NutritionExercise.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Nutrition - Exercise (www.newstart.com)</td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<b>1. NUTRITION</b><br />Agama Kristen-Advent menganjurkan vegetarianisme, karena meyakini bahwa Nabi Adam hingga Nabi Nuh adalah para vegetarian. Karena itulah mereka dapat berumur panjang hingga ratusan tahun, Nabi Adam meninggal di usia 930 tahun dan Nabi Nuh di usia 950 tahun. Namun jika merasa tidak sanggup untuk menjadi vegetarian, kita cukup memperbanyak konsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan, serta mengurangi makanan hewani. Sumber karbohidrat yang disarankan adalah beras merah, roti gandum, sereal, oatmeal, jagung, dan lain-lain. Jenis protein yang diutamakan adalah protein nabati yang diperoleh dari kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah, gandum, dan sebagainya.<br /><br />Disamping bahan makanan, cara mengolah makanan juga perlu diperhatikan. Utamakan untuk merebus atau mengukus, dan jangan terlalu lama agar zat-zat baik dalam makanan itu tidak berkurang. Sebelum mengupas buah, cuci bersih buahnya dari lapisan pestisida. Rendam buah (dan sayuran) dalam campuran air hangat (tidak lebih dari 40 derajat Celsius), perasan jeruk nipis, dan garam dapur selama kira-kira sepuluh menit untuk melarutkan bahan pestisida di permukaannya. Kemudian bilas dalam air mengalir.<br /><br />Pola makan juga mempengaruhi kesehatan. Makanlah secukupnya dan makanlah pada waktunya. Sebaiknya jangan minum sewaktu dan sesudah makan, karena tubuh memerlukan waktu untuk mencerna dan menyerap sari-sari makanan. Kunyah makanan dengan baik untuk mempermudah kerja lambung.<br /><br />Sebagai informasi, untuk mendapatkan cemilan sehat ala Adventist seperti kacang-kacangan, biji-bijian, rumput laut, cranberry, dan lain-lain, dapat mengunjungi:<br />NEWSTART Vegetarian Cafe<br />Gedung Pertemuan Advent Lt. 1 (Jl. Letjend MT Haryono), Jakarta Capital Region, 12870<br /><br /><b>2. EXERCISE</b><br />Olahraga teratur juga merupakan salah satu syarat untuk menjaga kesehatan. Lakukan olahraga dengan frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi minimum 30 menit. Olahraga dimulai dengan pemanasan selama 5 menit, diikuti 20 menit latihan inti, diakhiri dengan 5 menit pendinginan.<br /><br />Olahraga bermanfaat untuk: memperkuat jantung, memperkuat tulang, memperbaiki peredaran darah, meningkatkan kekebalan tubuh, menurunkan kolesterol jahat (LDL), membakar lemak yang berlebihan, menguatkan paru-paru, serta meningkatkan kualitas tidur.<br /><br /><b> </b></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGCc7HvOZspgbT9zx9cQsXgUlXnWY__wpeBTLdGs2hMX3wQWemy7cpkZ9uaojwudlnPjREwLUmJaFZ5gfGGwLC-vUqI7_s8bBkxt-L26qZ_5wp75sW2nvxze-dL7RqGNUW9Eo9RrGE0FGP/s1600/WaterSun.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="146" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGCc7HvOZspgbT9zx9cQsXgUlXnWY__wpeBTLdGs2hMX3wQWemy7cpkZ9uaojwudlnPjREwLUmJaFZ5gfGGwLC-vUqI7_s8bBkxt-L26qZ_5wp75sW2nvxze-dL7RqGNUW9Eo9RrGE0FGP/s400/WaterSun.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Water - Sunlight (www.newstart.com)</td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<b> </b></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<b>3. WATER</b><br />Manusia dapat hidup tanpa makanan dalam beberapa minggu, tetapi dalam beberapa hari manusia akan mati tanpa air karena 70% tubuh manusia adalah AIR. Air yang masuk kedalam tubuh manusia harus sama banyak dengan air yang keluar dari dalam tubuh. Berapa banyak air yang dibutuhkan adalah 50-100 mL per kg Berat badan. Jadi, kalau berat badan Anda 50 kg, maka Anda membutuhkan air minimum sebesar = 50kg x 50 mL = 2500 mL atau 2,5 Liter air (sekitar 10 gelas kecil). Selain dari air minum, air juga terkandung dalam buah-buahan dan sayur-sayuran.<br /><br />Dalam tubuh manusia, air berfungsi untuk metabolisme, pernapasan (air mengandung oksigen), mencegah terjadinya gesekan sel, mengangkut zat-zat gizi ke sel-sel tubuh, dan membersihkan sisa-sisa pembuangan. Selain untuk dikonsumsi, air juga sarana untuk membersihkan dan menyegarkan diri (mandi). <br /><b><br />4. SUNLIGHT</b><br />Waktu yang terbaik untuk mendapatkan sinar matahari adalah sebelum jam 9 pagi atau sesudah jam 3 sore. Berjemurlah sekitar 15 menit dalam satu hari. Bagi tubuh manusia, sinar mentari berfungsi untuk membunuh kuman (TBC, Pneumonia, demam, kusta), mensintesis vitamin D, menurunkan kolesterol di bawah kulit, meningkatkan endorphin yang menghasilkan rasa relaks dan nyaman, meningkatkan kekebalan tubuh, bersama diet dan olahraga dapat menurunkan gula darah. Karena itu sebaiknya olahraga dilakukan di luar ruangan di pagi hari atau sore hari.<br /><b><br />5. TEMPERANCE</b><br />Temperance disini maksudnya adalah pengendalian diri terhadap hal-hal negatif yang disukai dan menimbulkan ketergantungan, seperti: minuman (alkohol, soda, kopi), makanan (secara berlebihan), rokok, seks, pekerjaan (gila kerja), olahraga (berlebihan, otot pun butuh waktu untuk beristirahat), watak (emosional), dan narkoba. Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.<br /><br /><b> </b></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiudc76G0Dgk3rI7QDR4g5ZEUEgtez-T1_CmZHhLy8TIrHcYgR27Pl_kOT2fZpwukcFEnQTlvuXjglsKSZFrdSPJk6X0cJqVDoNXNhHvkaOtCfnhPsJJBz5A8CTxzg9HP7KZyfRWHCaUeAl/s1600/AirRest.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="132" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiudc76G0Dgk3rI7QDR4g5ZEUEgtez-T1_CmZHhLy8TIrHcYgR27Pl_kOT2fZpwukcFEnQTlvuXjglsKSZFrdSPJk6X0cJqVDoNXNhHvkaOtCfnhPsJJBz5A8CTxzg9HP7KZyfRWHCaUeAl/s400/AirRest.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Air - Rest (www.newstart.com)</td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<b> 6. AIR</b><br />Manusia dapat hidup beberapa minggu tanpa makanan, beberapa hari tanpa air, tetapi tidak dapat hidup tanpa udara. Kekurangan oksigen dapat menyebabkan: aktivitas mental berkurang, pusing kepala, halusinasi, kerusakan sel-sel otak, mengurangi vitalitas hidup, metabolisme menurun, lekas lelah dan lesu, dan anemia.<br /><br />Tips untuk meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh. Di pagi hari, di udara terbuka atau di dekat tanaman, rentangkan tangan lebar-lebar sambil menghirup udara dalam-dalam melalui hidung. Lalu keluarkan udara secara perlahan melalui mulut. Lakukan beberapa kali.<br /><br /><b>7. REST</b><br /><i>Early to bed and early to rise</i>. Tubuh dan pikiran membutuhkan istirahat untuk memulihkan, memperbaharui, dan mengembangkan sel-sel tubuh. Seorang bayi memerlukan waktu tidur sebanyak 16-20 jam per hari. Anak-anak memerlukan waktu 10-12 jam untuk istirahat. Orang dewasa memerlukan waktu sebanyak 7-8 jam per hari.<br /><br />Ada 2 jenis tidur, yakni: Tidur Disinkronisasi (Rapid Eye Movement-REM) dan Tidur Sinkronisasi (Non Rapid Eye Movement-NREM). Tidur Disinkronisasi adalah tidur ringan, 20% dari tidur seluruhnya, ditandai dengan bola mata bergerak-gerak dan ada pula gerakan-gerakan otot. Biasanya dalam keadaan ini seseorang sedang bermimpi. Tidur Sinkronisasi ialah tidur yang lelap, otot relaks, dan temperatur tubuh turun. Tentu saja yang terbaik adalah tidur yang lelap. Namun, tidur ringan di sela-sela kesibukan juga bermanfaat untuk memulihkan kondisi tubuh dan pikiran.<br /><br /><b>8. TRUST IN DIVINE POWER</b><br />Stres dan depresi sangat mempengaruhi kondisi tubuh secara fisik, diantaranya adalah sulit tidur, asam lambung meningkat, metabolisme terganggu. Salah satu metode untuk mengatasi stres adalah berdoa. Doa selain untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta, sebenarnya juga dapat membantu kita untuk memfokuskan pikiran pada doa atau ayat-ayat suci yang kita panjatkan. Dengan demikian terjadi pengalihan pikiran dari ruwetnya masalah yang membelit kita. Setelah berdoa, biasanya pikiran menjadi lebih tenang dan lebih jernih.<br /><br />Doa juga membantu kita untuk selalu berpikir positif, gembira, dan bersyukur. Di dalam jiwa (pikiran) yang sehat, terdapat tubuh yang sehat pula.<br /><br /><br />Yuk kita praktekkan langkah-langkah sederhana di atas!<br /><br /><br /><br /><u><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">Credits:</span></u><br style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;" /><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">Sumber info: Jurian Kaunang, Hengky Pattyranie, Indra Rantung</span><br style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;" /><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">@Rotary_Batavia</span><br style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;" /><u><br style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;" /><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">Links:</span></u><br style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;" /><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">en.wikipedia.org/wiki/Seventh-day_Adventist_Church</span><br style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;" /><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">http://www.newstart.com/</span><br style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;" /><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">http://newstartclub.com/</span></div>
</div>ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-63630011724479661062012-01-01T22:44:00.000+07:002012-01-01T23:05:11.389+07:00Indonesia Raya pun Berkumandang di Konser Kantata Barock<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB40UQtTV5ypdksT59jtR6R-LAfGNhfEdqPas7EpGCJgdjIbD3wb-8HS2iNzZ8zKmkFd2Mh5cANPGIF_kEk8bwLiVZEhxFQfCYknb6Ac3fN0iqSApU0vgHtsVoidD7jUoZMKKi4R5iTKU-/s1600/KB1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3Xr_a-nYyL9GPWXyLojNSxvcMmZkAAS7QOAjpkf-Em3cDt7TaSTe6NTP8okevK13pdrurn4tFnEuW_VhkDm2tmMROgZjXJmHRHZ5_AAPfVb8YgwXpJh_dnXsrPWZiYnXmk63zGPBXUcEO/s1600/Kantata2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3Xr_a-nYyL9GPWXyLojNSxvcMmZkAAS7QOAjpkf-Em3cDt7TaSTe6NTP8okevK13pdrurn4tFnEuW_VhkDm2tmMROgZjXJmHRHZ5_AAPfVb8YgwXpJh_dnXsrPWZiYnXmk63zGPBXUcEO/s320/Kantata2.jpg" width="320" /></a><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kantata Barock adalah sebuah nama yang saya tahu tapi tidak saya kenal. Saya tahu Iwan Fals. Saya tahu Setiawan Djody. Saya juga tahu Kantata Takwa. Saya tahu mereka dari artikel-artikel musik yang saya baca. Katanya, mereka adalah legenda musik Indonesia. Tapi saya tidak pernah mengenal karya-karya mereka. Satu-satunya lagu Iwan Fals yang saya tahu adalah 'Kumenanti Seorang Kekasih', sebuah lagu kenangan ketika SMA. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Mungkin karena wawasan dan selera musik saya memang 'ecek-ecek' sebagai akibat komersialisasi lebay musik pop, cengeng, alay, dan lipsync di industri musik kita. Hmm...jangan salahkan saya kalau begitu. Atau juga karena dunia saya yang 'adem-adem' saja, jauh dari dimensi perjuangan dalam lirik-lirik lagu mereka. Sayang, saya tidak bisa menjadikan perbedaan generasi sebagai alasan berikutnya, karena faktanya sebagian penonton konser Kantata Barock di GBK adalah remaja! Dan mereka hapal beberapa lagu lawas yang mungkin lahir sebelum mereka diciptakan, luar biasa!</span></div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Baiklah, saya tidak tahu lagu-lagu Kantata Barock, Kantata Takwa ataupun Iwan Fals. Lantas mengapa saya hadir di konser mereka malam itu? Jawabannya cuma satu: rasa ingin tahu. Saya penasaran sehebatkah apakah musik mereka hingga mereka sanggup bertahan hingga lebih dari dua dekade dan layak disebut legenda. Terakhir, saya penasaran bagaimana sih rasanya menonton konser rock di stadion sepak bola terbesar di Asia Tenggara. Tentu saja, saya lebih suka merasakan atmosfer konser dari kejauhan (Tribun Atas) daripada setengah mati berada di tengah himpitan ribuan manusia di kelas Festival. Saya tidak bermaksud membicarakan perbedaan 'kelas' di sini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sebelum datang ke konser, saya sempat mencari tahu dan melihat penampilan Kantata Takwa di Youtube. Ada lagu Bongkar, Hio, Balada Pengangguran, dan Kesaksian. Sepertinya sih menjanjikan, karena saya ternyata menyukainya. Meski pada akhirnya selama konser, tetap saja saya terus bertanya pada teman atau penonton lain tentang lagu yang sedang dimainkan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Karena itu, dalam review konser ini, saya merasa tidak 'layak' untuk membicarakan tentang aspek musikalitas. Biarlah aspek itu dibicarakan oleh orang-orang yang lebih paham dan mengetahui sejarah di balik lagu-lagu tersebut. Meski demikian, saya bisa menceritakan sisi lainnya yang juga cukup menarik.</span></div>
<br />
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">KONSER KANTATA BAROCK</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">30 Desember 2011</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Gelora Bung Karno, Jakarta</span></b><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8TCwj4Yzas60LfDGrHt4I2tdlegRLnCEJZ7gdf2WZuAbEy5hQP1z6wPhvn8V9bb40eo-qxpCo1KysLxW5IJB7PNTKptlx9MK0bwAFbVjQmvnG8ZZXRmYhRrYrpz-vDU4NHs5NE6DFxLMF/s1600/KB1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="145" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8TCwj4Yzas60LfDGrHt4I2tdlegRLnCEJZ7gdf2WZuAbEy5hQP1z6wPhvn8V9bb40eo-qxpCo1KysLxW5IJB7PNTKptlx9MK0bwAFbVjQmvnG8ZZXRmYhRrYrpz-vDU4NHs5NE6DFxLMF/s400/KB1.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Layout konser (sumber: Rajakarcis.com) - Lapangan rumput dipagari</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tiba di Gelora Bung Karno sekitar pk 17.00. Sudah ada ratusan penggemar, umumnya penggemar Iwan Fals, sambil membawa bendera OI (Orang Indonesia) di sekitar arena GBK. Tapi anehnya, hanya puluhan orang yang mengantri di beberapa pintu masuk. Bahkan di gate sektor 23 untuk Tribun Atas, saya dan teman-temanlah kelompok pertama yang mengantri. Tadinya saya mengira akan ada ratusan penonton yang antri, mengingat semua Gate dibuka jam 5 dan konser akan dibuka oleh band Kotak sejam kemudian.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Saya jadi bertanya-tanya. Di konser Metallica di Perth yang saya hadiri dua tahun lalu, ratusan penonton Festival sudah mengantri sejak 3-4 jam sebelumnya. Bahkan di konser penyanyi pop Shakira dan Lady Gaga di London, ratusan penggemar sudah antri 6-8 jam sebelum pintu dibuka. Semua penggemar sejati umumnya ingin berada di paling depan dan paling dekat dengan idolanya. Hanya puluhan OI yang mengantri, tentu tidak sebanding dengan kapasitas stadion GBK yang begitu besar. Mungkin saya salah, karena saya sudah berada di Tribun Atas sejak pukul 5 itu. Mungkin para OI masuk dari pintu-pintu yang tidak saya lewati. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Layout area Festival juga agak aneh, karena menempati lintasan lari yang mengelilingi lapangan sepakbola. Lapangan hijau tersebut ditutup oleh pagar setinggi orang dewasa. Mungkin pihak stadion tidak ingin rumputnya rusak diinjak-injak oleh penonton. Tapi kan jadinya lucu, masa area penonton konser rock, bagian tengahnya kosong melompong. Di Tribun Atas, jumlah penonton juga sedikit, hanya sekitar 100-an orang. Itupun termasuk 20-25 petugas keamanan. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Panggung utama dilengkapi dengan LCD raksasa di bagian tengah panggung dan 4 LCD berukuran lebih kecil. LCD raksasa itu untuk menampilkan animasi, sedangkan yang lebih kecil untuk menampilkan close-up. Terdapat atap untuk melindungi para personel dan alat-alat musik dari kemungkinan hujan. Panggung itu juga dipasangkan puluhan peralatan lighting. Hanung Bramantyo adalah sang penata panggung tersebut. Konser tersebut juga akan diabadikan dalam bentuk video oleh Eros Djarot.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjC1VdJhiLwYEJINwREk3ua_Fekzzcz41gEbUsvvJnp24klDjmYZdpRuBHJe2HKvKVHLtDffrTE9cTCFSpLc5Du0d-PuU9qXJPhy8lA1dMtcGP2B8vrxSX4GQ0sHVSyPVSLLcm-Omd9Unev/s1600/KB2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjC1VdJhiLwYEJINwREk3ua_Fekzzcz41gEbUsvvJnp24klDjmYZdpRuBHJe2HKvKVHLtDffrTE9cTCFSpLc5Du0d-PuU9qXJPhy8lA1dMtcGP2B8vrxSX4GQ0sHVSyPVSLLcm-Omd9Unev/s400/KB2.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Aksi OI dengan bendera</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Perlahan, ribuan penonton mulai memasuki arena Festival. Terjadi insiden bendera di mana beberapa OI menurunkan Sang Merah Putih dengan maksud untuk mengibarkan bendera OI di bawah bendera pusaka. Aparat keamanan pun berlari menuju tiang bendera dan terjadi aksi tarik-menarik. Kondisi mulai memanas hingga akhirnya OI mengalah, menurunkan bendera keramat mereka. Namun tidak lama berselang, mereka beralih ke tiang bendera yang mengibarkan bendera promotor AIRO. Mereka menurunkan bendera tersebut dengan terburu-buru sampai-sampai talinya putus. Tapi ada salah seorang OI yang nekat memanjat tiang tersebut dan mengibarkan bendera OI walau ia hanya sanggup memanjat hingga ke tengah tiang. Aksinya itu mengundang tepuk tangan riuh penonton.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hari mulai gelap dan gerimis pun turun. Ribuan penonton Festival dengan cepat (dan nakalnya) melompati pagar pembatas lapangan hijau dan menginjak-injak rumput lapangan sepakbola itu. Sia-sia sudah usaha PSSI untuk melindungi aset mereka. Pukul 18.30, konser pun dimulai, diawali dengan dikumandangkannya lagu kebangsaan Indonesia Raya. Sontak, semua penonton Tribun Atas berdiri. Ajaibnya, gerimis pun berhenti. Cuaca di GBK cukup cerah meski dikabarkan hujan mengguyur beberapa wilayah Jakarta.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Band Kotak lalu membuka konser, diawali dengan aksi solo nan memukau sang drummer. Total 6 lagu yang mereka tampilkan dan berhasil memanaskan para penonton, meski yang dimainkan bukan lagu-lagu hit mereka. Kotak memang sangat layak untuk membuka konser Kantata Barock. Meski hanya beranggotakan 3 orang ditambah drummer sementara pengganti Posan, mereka sanggup membakar semangat para penonton. </span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2jkvwUW-PtthyphenhyphenpdGc8PiWbO30Wwkvh7ZIfRr2Bv7kOJQxUAvX6P4nW0-JIV3QXtUjQU_PAkzwZr9aAxRzTyO3jZkDt9KS1ZLNHtQkY9zq_3EyZWYx_n_PSePn0Azn6Fw7f4vNZHa-TQF5/s1600/KB3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2jkvwUW-PtthyphenhyphenpdGc8PiWbO30Wwkvh7ZIfRr2Bv7kOJQxUAvX6P4nW0-JIV3QXtUjQU_PAkzwZr9aAxRzTyO3jZkDt9KS1ZLNHtQkY9zq_3EyZWYx_n_PSePn0Azn6Fw7f4vNZHa-TQF5/s400/KB3.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kotak membuka konser</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sekitar jam 7 malam, tiba-tiba ratusan penonton memasuki area Tribun Atas. Sepertinya mereka adalah para penonton tanpa karcis yang mendobrak masuk, yang diberitakan oleh beberapa media. Suasana Tribun Atas pun mendadak berubah menjadi seperti di kereta ekonomi. Asap rokok mencemari udara dan para pedagang asongan berkeliaran. Saya tidak habis pikir, bagaimana para pedagang itu bisa masuk. Mungkin begitulah suasana sejati konser 'rakyat'.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tidak lama kemudian, layar LCD raksasa mulai menampilkan kilas balik perjalanan Kantata Barock dan bagaimana mereka menyuarakan perjuangan menentang ketidakadilan dan korupsi. Tampak alm. WS Rendra membacakan puisi-puisinya. Satu per satu, para personel memasuki panggung diiringi histeria massa. </span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEils5WTD_1BlFPIJhYVAj_Witt3glJmey1MzWgDzFk_u9dVze7TK809nNWfj3uZ0dzARcZ6-Xry2zL2KwqA2SNVJZhRB7AaTvK7xr_YKWQck8-kpdwVxLpghYwesUrokJhQj0uIkqyjjiQe/s1600/Kantata.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEils5WTD_1BlFPIJhYVAj_Witt3glJmey1MzWgDzFk_u9dVze7TK809nNWfj3uZ0dzARcZ6-Xry2zL2KwqA2SNVJZhRB7AaTvK7xr_YKWQck8-kpdwVxLpghYwesUrokJhQj0uIkqyjjiQe/s320/Kantata.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">'Nocturno'</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Setiawan Djodi berseru, "Dua puluh satu tahun lalu, siapa yang di sini? Kita kangen kalian semua. Sekarang, kita resolusi sosial dan menghibur saudara-saudara sekalian." Ia lalu mengajak penonton menyanyikan lagu 'Padamu Negeri'. Stadion GBK terasa bergetar ketika ribuan penonton menyanyikan lagu itu dengan penuh semangat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Konser sesungguhnya pun dimulai. Berikut adalah setlist lagu yang ditampilkan malam itu:</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">1. Nocturno</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">2. Partai Bonek</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">3. Goro-goro</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">4. Balada Pengangguran</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">5. Kemarin dan Esok</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">6. Megalomania</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">7. Badut</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">8. Mata Dewa</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">9. Tikus Ngongrong</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">10. Panji-Panji Demokrasi</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">11. Beraksi</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">12. Mukjizat</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">13. Barong! Aku Bento</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">14. Puing</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">15. Proyek 13</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">16. Nyanyian Jiwa</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">17. Ombak</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">18. Pangeran Brengsek</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">19. Bongkar</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">20. Nyanyian Preman</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">21. Bento</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">22. Cinta</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">23. Hio</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">24. Kesaksian</span><br />
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoMQbYqjQkBM28g3AK1te3gZ1T3ICX7Ms0b0pyhpXmWKIBL5ZxOmB1tmdL4Sm929Q7QVB-2CQ32Z71dFLEublAztBnSxaZz2J7A-4tzThT3HRiyf64zh445YM2sZABOMUD_1qOpEQLHnuj/s1600/KB4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoMQbYqjQkBM28g3AK1te3gZ1T3ICX7Ms0b0pyhpXmWKIBL5ZxOmB1tmdL4Sm929Q7QVB-2CQ32Z71dFLEublAztBnSxaZz2J7A-4tzThT3HRiyf64zh445YM2sZABOMUD_1qOpEQLHnuj/s400/KB4.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Animasi lagu 'Partai Bonek'</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Setiap lagu didukung oleh animasi menarik di LCD raksasa, yang membantu memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Berbagai ilustrasi membahas tentang isu korupsi, sosial, politik, lingkungan hidup, perang dan terorisme. Baik Iwan Fals maupun Setiawan Djodi cukup aktif berinteraksi dengan penonton, menceritakan kisah dibalik sebuah lagu atau berorasi menyampaikan kritik mereka terhadap situasi negeri ini.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">"Selamat malam, selamat datang di negeri para calo!" kata Iwan Fals, seusai menampilkan lagu <b>'Nocturno</b>'. Wajah-wajah presiden RI, mulai dari Ir Soekarno hingga Susilo Bambang Yudhoyono, serta para pemimpin dunia yang terlibat konflik, menjadi latar belakang saat Iwan Fals menyanyikan lagu '<b>Partai Bonek</b>'.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Di lagu '<b>Balada Pengangguran</b>' tampak ilustrasi Gayus Tambunan memakai seragam astronot dan ada di gambar uang seribu rupiah, sehingga memancing tawa penonton. Iwan Fals juga mengkritik para diktator dunia dan pemimpin yang menyalahgunakan kekuasaan mereka lewat lagu '<b>Megalomania</b>'. Terlihat gambar animasi Fidel Castro, George W. Bush, Khadafi, dan Saddam Hussein.</span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIhfQQvlCKg-89JPq6eJMDThUblfJyBJ_J7_xMBKXJRZ1HKJmxclHIx3ZjIg4xBcya-aUDLV8ZLxMAkXp8dWFejoOWtw0vmRHZSeeVk_0doJ2Lm4jcJikuMkqjnYsgH2GmFnj8hkshjS6e/s1600/KB5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIhfQQvlCKg-89JPq6eJMDThUblfJyBJ_J7_xMBKXJRZ1HKJmxclHIx3ZjIg4xBcya-aUDLV8ZLxMAkXp8dWFejoOWtw0vmRHZSeeVk_0doJ2Lm4jcJikuMkqjnYsgH2GmFnj8hkshjS6e/s400/KB5.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gayus dalam ilustrasi 'Balada Pengangguran'</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> "Ini kisah hidup di negara calo, bangga lagi. Dasar badut," seru Iwan Fals sebelum menyanyikan lagu '<b>Badut</b>' dengan latar belakang wayang di layar LCD. Tanpa dikomando, sebagian besar penonton lalu bersama-sama menyanyikan lagu '<b>Mata Dewa</b>'. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Para sesepuh Kantata Barock juga berkolaborasi dengan musisi yunior mereka. Bersama drummer Kotak yang sangat menonjol malam itu, mereka membawakan lagu '<b>Panji-Panji Demokrasi</b>'. Lalu bersama Kotak dan Once menampilkan lagu Kotak, '<b>Beraksi</b>'. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sebelum menyanyikan lagu '<b>Mukjizat</b>', Setiawan Djodi berkata, "Saya syukuran karena dapat kembali survive. Dokter pernah bilang kesempatan sembuh saya kecil, 20 persen saja enggak ada. Tetapi, saya diberi kesempatan hidup. Ini mukjizat, saya harus mengisi hidup dengan perbuatan baik.” Di layar tampak adegan operasi bedah, yang seolah menceritakan bagaimana dulu Djodi selamat dari penyakit lever yang dideritanya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Mereka juga menampilkan versi baru lagu Bento, yakni '<b>Barong! Aku Bento</b>'. Kemudian Iwan Fals bersama penonton satu stadion menyanyikan lagu '<b>Puing</b>'. Suasana terasa bergetar, melihat beberapa adegan perang, rapat umum PBB, juga pidato JFK. Selain mengkritisi korupsi, pemerintahan diktator, dan perang, mereka juga membahas isu lingkungan hidup di lagu '<b>Proyek 13</b>'. Layar menampilkan bahaya nuklir seperti yang terjadi di Chernobyl dan bagaimana sumber energi alternatif bisa didapat dari air, angin, dan matahari.</span><br />
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheGPPVg5GYZB-7DfApWAYO7uF_qTvyKKHPZvqSuYEpkeF2JP5Ujtda8C4TU6iW2DGhzerBhFl0eOatb-NGUJX6RJkyzMyKwd_fez8pD9feYOQtBeROf6rqTdbEoIYZz2CnGU8GuSiRZ7O6/s1600/Kantata8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheGPPVg5GYZB-7DfApWAYO7uF_qTvyKKHPZvqSuYEpkeF2JP5Ujtda8C4TU6iW2DGhzerBhFl0eOatb-NGUJX6RJkyzMyKwd_fez8pD9feYOQtBeROf6rqTdbEoIYZz2CnGU8GuSiRZ7O6/s320/Kantata8.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi George W. Bush untuk 'Megalomania'</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Koor penonton kembali terulang di lagu '<b>Nyanyian Jiwa</b>'. Setiawan Djodi pun mengenang, "Waktu saya di rumah sakit, antara ada dan tiada, saya minta anak saya menyetel lagu ini."</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Sebelum meninggal, WS Rendra bilang kita harus bikin Kantata lagi tapi namanya Kantata Samudra karena Indonesia banyak memiliki samudra. Dia berpesan kita harus jaga laut kita, karena 70 persen Indonesia isinya laut. Harusnya dengan banyak laut kan harga ikan enggak mahal-mahal. Harusnya kita makmur tapi kenapa nelayan kita miskin-miskin?,” ujar Iwan Fals yang kemudian menyanyikan lagu '<b>Ombak</b>' secara solo, sambil bermain gitar dan meniup harmonika. Penonton pun spontan menyalakan korek api atau layar HP mereka, menambah syahdu suasana.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Di lagu-lagu hit seperti '<b>Bongkar</b>', <b>'Bento</b>', dan '<b>Hio</b>', penonton ikut menyanyi dengan lantang. Di latar belakang lagu 'Hio' tampak ilustrasi kerusuhan Mei 1998 dan kasus pembunuhan Munir yang sampai sekarang belum tuntas. Rekaman video puisi Rendra, mengawali lagu terakhir berjudul '<b>Kesaksian</b>'.</span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbrJuVoLKnPtJah0mG8bwas4wCfKD0PUJCwcuxT6PczPiYdFyxQRzl_g4cMuubaoy7OwYNsaodVPwuYEhQ66fLxeT5PWeNpSszhHt0sh60ze9MdwIwaHihr94VwzmsTwGeD_Qv2iNU1Qj6/s1600/Kantata3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbrJuVoLKnPtJah0mG8bwas4wCfKD0PUJCwcuxT6PczPiYdFyxQRzl_g4cMuubaoy7OwYNsaodVPwuYEhQ66fLxeT5PWeNpSszhHt0sh60ze9MdwIwaHihr94VwzmsTwGeD_Qv2iNU1Qj6/s320/Kantata3.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Penonton koor menyanyikan lagu 'Bongkar'</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Total 4 jam konser Kantata Barock berlangsung. Stamina para musisi veteran tersebut memang luar biasa. Iwan Fals, Sawung Jabo, dan Setiawan Djodi yang didukung oleh Dody "Elpamas" Katamsi sebagai backing vocal dan beberapa pemusik dari Sirkus Barock, menampilkan komposisi musik yang hidup dan kaya akan warna. Nyata-lah mengapa mereka layak menyandang gelar legenda musik Indonesia.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Selain itu, visualisasi konser ini pun spektakuler. Mulai dari animasi yang memperkuat pesan setiap lagu, hingga tata lampu yang memukau. Meskipun, lampu-lampu itu kerap langsung mengarah ke Tribun Atas dan menyilaukan mata penonton. Sound system cukup baik, meski agak tertahan sehingga terdengar 'mendem' di Tribun Atas. Namun hal itu wajar terjadi di venue outdoor. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Selain itu, saya juga ingin mengkritik beberapa hal, seperti:</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">1. Durasi terlalu lama untuk setiap lagu. Setelah 5 menit pertama, lagu pun jadi membosankan.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">2. Orasi kepanjangan, padahal pesan konser sudah terjewantahkan dalam lirik lagu dan visualisasi.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">3. Agak ironis bahwa Kantata Barock mengkritik korupsi (mencuri), tetapi sebagian kecil penonton malah menyerobot masuk tanpa mau membayar tiket.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">4. Budaya penonton merokok masih bisa saya mengerti, tetapi kok pedagang asongan bisa masuk ke venue sekelas GBK? Bahkan di bagian Festival, saya melihat ada beberapa pedagang tahu gejrot. Katanya ada 2500 personel polisi yang mengamankan konser, tapi kok mereka melewatkan para pedagang asongan itu.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bagaimanapun, salut untuk Kantata Barock!</span><br />
<br />
<br />
<u><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">Credits:</span></u><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">Adit, BJ, Neena, dan Budi Mendoza yang sudah menemani saya nonton konser.</span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">Special thanks untuk Adit yang sudah membelikan tiket dan Neena untuk foto-fotonya.</span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">Adib Hidayat yang posting foto Setlist konser di twitternya.</span><br />
<br />
<u><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">References:</span></u><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">1. http://www.tribunnews.com</span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">2. http://www.kompas.com</span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">3. http://sidomi.com</span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">4. http://hot.detik.com</span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">5. http://rajakarcis.com</span></div>
</div>ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-88484602658633562272011-12-27T16:38:00.000+07:002011-12-27T16:38:48.192+07:00Wisata Murah Meriah di Setu Babakan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQKKHQaZtAjEI9CSxx4z7Vz4YE9_p5ZY0BCOHncMSrmRdVvcgWPpCR7S1FJn3iBJcPYddioKpvs8EOEm2pcemUc6BQQbB25iONoZ8WMGCl1YgvHozZf49HWkhrWXMnm9JY4rw5fbFGyq_m/s1600/Danau3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQKKHQaZtAjEI9CSxx4z7Vz4YE9_p5ZY0BCOHncMSrmRdVvcgWPpCR7S1FJn3iBJcPYddioKpvs8EOEm2pcemUc6BQQbB25iONoZ8WMGCl1YgvHozZf49HWkhrWXMnm9JY4rw5fbFGyq_m/s320/Danau3.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bosan pergi ke mall saat akhir pekan? Atau malas bepergian jauh ke luar kota? Setu Babakan yang berlokasi Srengseng Sawah, Jagakarsa, Depok dapat menjadi alternatif rekreasi yang patut dikunjungi. Danau kecil yang asri, dikelilingi oleh pepohonan, dan berada di dalam perkampungan Betawi asli tentu menjadi selingan menyejukkan setelah seminggu padat beraktivitas. </span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Setu Babakan merupakan danau kecil yang berada di wilayah Perkampungan Budaya Betawi. Airnya mengalir dari Sungai Ciliwung dan luasnya mencapai 32 hektar. Orang Betawi menggunakannya untuk perikanan dan pariwisata air. Selain Babakan, perkampungan Betawi itu juga diapit oleh Setu Mangga Bolong. Sejak tahun 2004, Pemda DKI menjadikan perkampungan tersebut sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi untuk melindungi tradisi Betawi.</span></div>
<a name='more'></a><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ada tiga jenis wisata yang ditawarkan oleh Setu Babakan, yakni:</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">1. Wisata Budaya</span></b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> <br /></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Setelah memasuki gerbang masuk Bang Pitung, kita akan melewati beberapa rumah khas Betawi di kiri-kanan jalan. Ciri khas yang menonjol dari rumah Betawi adalah adanya hiasan yang mengelilingi langit-langit rumah dan adanya teras untuk ruang keluarga di bagian depan. Untuk menuju danau, kita akan melewati panggung pertunjukan yang menampilkan lenong, ondel-ondel, musik tanjidor, dan sebagainya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWdzNerUWEH46-N2qVGWgrNnohdRcrs6Y0I_eVmd5axOWvNK4eRnTr0Umi8YLsxzMazxG3IClxqn1-jLzzOBQuywtM-Xf9mkCPyOKXw5xg7VmcaGytA8o6_skHwh2jYTVK849QyjDkHM3A/s1600/Setu2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWdzNerUWEH46-N2qVGWgrNnohdRcrs6Y0I_eVmd5axOWvNK4eRnTr0Umi8YLsxzMazxG3IClxqn1-jLzzOBQuywtM-Xf9mkCPyOKXw5xg7VmcaGytA8o6_skHwh2jYTVK849QyjDkHM3A/s400/Setu2.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Rumah khas Betawi - Panggung pertunjukan</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">2. Wisata Alam</span></b><br /><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tidak jauh dari panggung pertunjukan, terdapat tangga turun menuju danau. Di sekeliling danau ditanami berbagai pohon yang meneduhkan, sehingga kita bisa duduk atau berpiknik sambil menikmati pemandangan danau. Disana juga terdapat sarana rekreasi air berupa perahu bebek yang dikayuh. Harga tiketnya Rp 5000/orang. Murah dan menggembirakan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe_FX7LKfR5YBiZg4BpXHnlBgTKAUYC5XtilwzRXelSzaZOkG4gekrgexy5lJRZq1P4i33q1k88EJN_Kpc1XLyBwp5mM3UK5NuN0lBq9M0J55xzXCuarvc2RcGt4n_Cb3cgxwHoFNg2WMo/s1600/Setu1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe_FX7LKfR5YBiZg4BpXHnlBgTKAUYC5XtilwzRXelSzaZOkG4gekrgexy5lJRZq1P4i33q1k88EJN_Kpc1XLyBwp5mM3UK5NuN0lBq9M0J55xzXCuarvc2RcGt4n_Cb3cgxwHoFNg2WMo/s400/Setu1.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Wisata air - Pinggir danau yang teduh</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">3. Wisata Kuliner</span></b><br /><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jika haus, di sepanjang pinggiran danau terdapat aneka jajanan murah meriah, seperti es lilin, es dawet, es duren. Kalau lapar, bisa mampir ke semacam foodcourt yang menyajikan berbagai makanan tradisional Betawi seperti kerak telor, laksa, toge goreng, bir pletok. Untuk oleh-oleh, kita juga bisa membeli dodol Betawi. Harganya pun relatif terjangkau.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizw8PLgFNs0vynNX63MRn_XzHuslPdum174j5j6xB4SJ_WbjIB7zgXVCbXllgCd_MpgsChdsQXWObdc5foOlTJXtvLWpjDSSzMzHMw11rvtPqAGFphbYx3afLR9awtzxI8P1WbylMMyMsf/s1600/Setu3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizw8PLgFNs0vynNX63MRn_XzHuslPdum174j5j6xB4SJ_WbjIB7zgXVCbXllgCd_MpgsChdsQXWObdc5foOlTJXtvLWpjDSSzMzHMw11rvtPqAGFphbYx3afLR9awtzxI8P1WbylMMyMsf/s320/Setu3.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bir pletok - Toge goreng - Kerak telor - Arumanis</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Untuk mencapai Setu Babakan, kita dapat menggunakan kendaraan umum Kopaja 616 dengan rute Terminal Pasar Minggu - Cimpedak - Blok M dan turun di gerbang Bang Pitung. Jika dari Terminal Depok, tumpangilah Mikrolet 128 dan turun di gerbang yang sama. Kalau memiliki mobil pribadi, ikuti saja arah angkot tersebut. Terdapat tempat parkir dengan biaya Rp 5000. Kawasan Setu Babakan dibuka dari pk 06.00 hingga pk 18.00. </span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sungguh menyenangkan bisa mengunjungi danau kecil yang hijau dan tidak terlalu jauh dari Jakarta. Seandainya saja Jakarta memiliki lebih banyak ruang hijau daripada mall, tentu wajah Jakarta menjadi lebih alami dan manusiawi.</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">References:</span><br style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;" /><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">1. www.wikipedia.org</span><br style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;" /><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">2. http://travel.okezone.com</span><br style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;" /><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">3. lintasjakarta.com</span><br style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;" /><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">4. www.wisatamelayu.com</span></div>
</div>ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-39960908746971512402011-12-22T09:49:00.002+07:002011-12-27T17:08:47.311+07:00Anggun Konser Natal di Vatikan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwC9X7L9OmohAsd5TREcQGswmWuUitVRmvhoVcqNSTM48TpGtgfuniy2wofH_xJw07S52HpJQBgZt-sHPlfRVAqjIY8sj3yMnebzm9T6275mfZuIhoKE6apid0qyRfGLmwXaV88RcWU-98/s1600/Rehearsal.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="155" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwC9X7L9OmohAsd5TREcQGswmWuUitVRmvhoVcqNSTM48TpGtgfuniy2wofH_xJw07S52HpJQBgZt-sHPlfRVAqjIY8sj3yMnebzm9T6275mfZuIhoKE6apid0qyRfGLmwXaV88RcWU-98/s400/Rehearsal.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Dokumentasi: @Anggun_Cipta</td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Untuk ketiga kalinya, Vatikan mengundang Anggun untuk mengisi Concerto di Natale XIX atau Konser Natal yang diselenggarakan tanggal 21 Desember 2011 malam. Menurut jadwal, konser tersebut akan ditayangkan oleh RAI Due TV pada malam Natal 25 Desember pk 01.45 WIB. Anggun menyanyikan single dari album terbarunya 'Only Love' dan berduet dengan Ronan Keating menyanyikan lagu 'Have Yourself a Merry Little Christmas'. <br />
<br />
<a name='more'></a>Anggun pertama kali tampil di Vatikan tahun 2000. Saat itu, Anggun adalah penyanyi muslim pertama yang diundang menyanyi di Konser Natal. Sampai saat itu, baru tiga penyanyi/musisi Asia yang pernah tampil di sana, yaitu Wesley Chu (pianis berkewarganegaraan Kanada), Hong Mei Nie (soprano Cina), dan Shonosuke Okura (penyanyi musik tradisional Jepang). Di sana Anggun menyanyikan dua lagu secara solo, yakni 'Have Yourself a Merry Little Christmas' dan 'Still Reminds Me' dari album internasional keduanya Chrysalis. </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlX4c1BN7uUJxfh_-DN_duA1pHk1TG3q2bKT0fQxdh1j5xMzDlumSFdNlSVMk9Si30aYs94cUx7aPKpcOHDm5LBXPS3HEWfiOtlS0dk8ZACII24PcguOy-D2UIgB9C1ZFeNEOONPjS3Y2b/s1600/AnggunRonan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="297" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlX4c1BN7uUJxfh_-DN_duA1pHk1TG3q2bKT0fQxdh1j5xMzDlumSFdNlSVMk9Si30aYs94cUx7aPKpcOHDm5LBXPS3HEWfiOtlS0dk8ZACII24PcguOy-D2UIgB9C1ZFeNEOONPjS3Y2b/s400/AnggunRonan.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Anggun dan Ronan Keating (Dok. Franck Zajac)</td></tr>
</tbody></table>
Pada Desember 2007, Vatikan kembali menyelenggarakan Konser Natal di kota Verona, Italia. Anggun adalah salah satu pengisi acara, membawakan lagu 'Snow on The Sahara'. Anggun kembali menyanyikan 'Have Yourself a Merry Little Christmas', kali ini bersama-sama dengan Michael Bolton, Mario Biondi, dan Ornella Vanoni. <br />
<br />
Yang menarik, dalam setiap pengumuman resmi konser-konser itu, Anggun selalu disebut sebagai penyanyi Indonesia. Meskipun kini sudah memeluk kewarganegaraan Prancis, pihak Vatikan dan rakyat Italia telanjur mengenalnya sebagai penyanyi asal Indonesia. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaZyecFnDEcy3fhojXvB-Zl-P48Pbc9fZ2BYW4V6c3a1MEHbvkq_Ivh7gWEORJGgpptOSOe4bW0OyONt_c_v_jX5daEV-XYCMfUpzP9NP6PmWCi_QFVWet9V-41evVS3_N9K1h6SMquf2W/s1600/poster.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaZyecFnDEcy3fhojXvB-Zl-P48Pbc9fZ2BYW4V6c3a1MEHbvkq_Ivh7gWEORJGgpptOSOe4bW0OyONt_c_v_jX5daEV-XYCMfUpzP9NP6PmWCi_QFVWet9V-41evVS3_N9K1h6SMquf2W/s640/poster.jpg" width="281" /></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhl75_9D6-nF8oktJ-79xgwT8mCvodOrE1be7E6mm0ysq98gpnAVaaV8Uw7EPWqxlUOz54Xq5lLeBJMULALU_75aqTQ3hI31YOjLpj-IVY5fFUtEkpiWCANxMKK4Z-51JVAl_VZQ21njAO1/s1600/AnggunPope.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Mengenai Concerto di Natale sendiri, pada mulanya merupakan inisiatif dari Keuskupan Roma untuk mendukung program "50 Gereja untuk Roma tahun 2000" yang membutuhkan biaya sangat besar. Even itu diselenggarakan pertama kali tanggal 23 Desember 1993 di aula Paul VI, Vatican City. Para undangan bukan hanya berasal dari anggota gereja, tapi juga dari kalangan bisnis, filantropi, dan politik yang berperan besar dalam pengumpulan dana. Hingga tahun 2005, Konser Natal selalu diadakan di kota Vatikan.<br />
<br />
Kerajaan Monako menawarkan Montecarlo untuk menjadi tuan rumah Konser Natal setahun kemudian, mengingat saat itu Vatikan sedang sibuk dengan kepemimpinan baru setelah meninggalnya Paus Yohanes Paulus II. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dana yang terkumpul tidak lagi dialokasikan untuk pembangunan gereja, melainkan untuk yayasan pejuang hak anak AMADE World, anak-anak korban konflik Darfur (2007), dan anak-anak jalanan Haiti (2008-2010). Dana bantuan itu dialirkan melalui Don Bosco Foundation.<br />
<br />
Setelah Montecarlo, berturut-turut Konser Natal diselenggarakan di Verona Italia (2007-2008), Catania Italia (2009), dan Valletta Malta (2010). Tahun ini, Vatican City kembali menjadi tuan rumah. </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2CLHxP2BpVpxA_rerjvOgbDwtHFyCmYejI26YoeMNfQ2P-0hL67txW9yeXW6jSGIIlsYIjHr5uhSmK0iW9thXFUWuENp9AXe549G9UI1X8ksPqGfsv2opuKFY5Dn1ZIjBUJxVhngMac10/s1600/AnggunPope.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2CLHxP2BpVpxA_rerjvOgbDwtHFyCmYejI26YoeMNfQ2P-0hL67txW9yeXW6jSGIIlsYIjHr5uhSmK0iW9thXFUWuENp9AXe549G9UI1X8ksPqGfsv2opuKFY5Dn1ZIjBUJxVhngMac10/s400/AnggunPope.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Anggun dan alm. Paus Yohanes Paulus II, Vatikan, Desember 2000</td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Konsep musik Concerto di Natale adalah menampilkan musik opera, pop, soul, jazz, world music, dan aliran musik lainnya dengan diiringi orkestra. Para penyanyi akan menyanyikan lagu Natal dan/atau lagunya sendiri, entah secara solo ataupun berkolaborasi dengan penyanyi lain. Semua pengisi acara, sebelum atau sesudah konser, akan diberi kesempatan untuk bertemu dengan Sri Paus. Penyanyi-penyanyi ternama dunia yang pernah tampil di sana diantaranya adalah:<br />
<br />
Alejandro Sanz (2000)<br />
Al Jarreau (2010)<br />
Alessandro Safina (2003)<br />
Amy Grant (1999)<br />
Andrea Bocelli (1994)<br />
Bryan Adams (2000)<br />
Charlotte Church (1998)<br />
Dolores O 'Riordan - The Cranberries (2001, 2005, 2006)<br />
Enya (1995)<br />
Jennifer Page (1999)<br />
Jewel (1998)<br />
Josh Groban (2002)<br />
Lionel Richie (1999, 2002)<br />
Lisa Stansfield (2002)<br />
Manhattan Transfer (1998)<br />
Mariah Carey (2002, 2004, 2010)<br />
Michael Bolton (2007)<br />
Mick Hucknall - Simply Red (2004)<br />
Ronan Keating (2003, 2006)<br />
The Gipsy Kings (2006)<br />
Sarah Brightman (1998)<br />
Sarah McLachlan (1994)<br />
The Corrs (2002)<br />
Tom Jones (1999)<br />
<br />
Sebagai penganut Katolik, saya merasa terharu bahwa Anggun bersedia tampil mengisi acara Konser Natal, sebagai wujud toleransinya terhadap umat agama lain. Anggun sendiri mengaku pernah disekolahkan di sekolah Katolik di Jakarta, karena orang tuanya ingin dia belajar menghormati keyakinan yang berbeda. Suatu sikap yang dipertahankannya hingga sekarang. </div>
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Selamat Natal bagi semua yang merayakan!</span><br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Video-video:</span></b></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Concerto di Natale VIII (2000): Still Reminds Me</span></b></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/LcGmbp0dTVg?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Concerto di Natale XV (2007): Snow on The Sahara</span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/tntf3XjtxXA?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<div style="text-align: center;">
<br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Concerto di Natale XV (2007): Have Yourself A Merry Little Christmas</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">(feat. Michael Bolton, Ornella Vanoni, Mario Biondi)</span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/7xpk4HHpYZI?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<div style="text-align: center;">
<br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><b><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /></b><br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Concerto di Natale XIX (2011): Only Love</span></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/HU4THbXzv0g?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<br />
<br />
<br />
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Concerto di Natale XIX (2011): </span></b><b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Have Yourself A Merry Little Christmas</span></b><br />
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">(feat. Ronan Keating) </span></b><br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/S0bfhFTvYmY?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<br />
</div>
<br />
<br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">References:</span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">1. http://www.concertodinatale.it/</span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">2. twitter: @Anggun_Cipta</span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">3. Anggunesia.com</span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">4. Youtube.com</span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">5. FB: Franck Zajac </span></div>ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-36444697029871295612011-12-19T15:46:00.000+07:002011-12-19T15:46:48.770+07:00London: A December to Remember (Bag. 2)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggDUBwYnaJLJm6NbGHMrRwVFTvihjNcY3xa3sHwEai4bPXexAFwVfHAcyKL5tqDAA63F4bYDl1nOTLfycShm_FgWFsgRN2RQjgqVRec_zJfBPShX1HsKRim_jHBRjoz3bh0OWA2kotOduM/s1600/britishmuseum.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggDUBwYnaJLJm6NbGHMrRwVFTvihjNcY3xa3sHwEai4bPXexAFwVfHAcyKL5tqDAA63F4bYDl1nOTLfycShm_FgWFsgRN2RQjgqVRec_zJfBPShX1HsKRim_jHBRjoz3bh0OWA2kotOduM/s320/britishmuseum.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Waktu kecil, saya pernah bercita-cita menjadi arkeolog. Favorit saya adalah mata pelajaran sejarah. Senang banget waktu sekolah diajak dharmawisata ke museum, candi, dan peninggalan sejarah lainnya. Saya juga menyukai novel-novel Agatha Christie, yang suaminya seorang arkeolog, yang terkadang menyisipkan sedikit bumbu arkeologi dan sejarah dalam cerita detektifnya. Komik favorit saya sepanjang masa adalah Master Keaton, detektif asuransi yang juga dosen arkeologi. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Maka ketika merencanakan pergi ke London, The British Museum menjadi tempat yang wajib saya kunjungi. Saya mengalokasikan waktu satu hari hanya untuk melihat koleksi di museum itu saja. Namun, waktu satu hari itu ternyata tidak cukup. Mungkin butuh 3-4 hari untuk bisa melihat semua koleksi di salah satu museum terbesar di dunia itu. </span></div>
<a name='more'></a><br />
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Minggu, 19 Desember 2010</span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Saya bangun pagi dengan penuh semangat, sarapan dengan cepat, membaca sekilas berita tentang bandara Heathrow yang ditutup karena salju melalui Blackberry. Sesaat muncul rasa khawatir. Tapi saya tepis rasa itu, biarlah salju turun seharian, toh saya akan berada di dalam gedung The British Museum dari pagi sampai sore. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Saya harus ganti kereta 3 kali menuju stasiun Russel Square dan berjalan kaki kira-kira 15-20 menit, melewati taman dan flat apartemen untuk sampai ke <b>The British Museum</b>. Jalanan sepi, siapa juga yang mau keluar dingin-dingin di pagi hari Minggu. Meski demikian, belasan turis berjalan kaki ke arah museum dengan semangat '45. Yang menyenangkan adalah kita bisa masuk museum dengan gratis. Kotak besar donasi tersedia di pintu masuk bagi yang ingin menyumbang dana pemeliharaan. Museum juga menyediakan fasilitas audio guide portable yang bisa disewa seharga 5 Poundsterling (Rp 75.000).</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Satu kesalahan yang saya lakukan sejak awal adalah tidak mempelajari dulu denah museum dan judul koleksinya. Maklum, saking excited-nya. Padahal dengan mengetahui denah dan judul koleksi, kita dapat menyeleksi bagian mana yang mau kita lihat lebih dahulu dan memperkirakan alokasi waktu yang diperlukan. Bayangkan saja, bangunan museum terdiri dari 3 lantai, yakni: Lower Floor, Ground Floor, dan Upper Floor dengan total koleksi lebih dari 8 juta item! Mabok gak sih?!</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Lower Floor menyimpan koleksi dari Afrika, Romawi dan Yunani Kuno, serta ruangan studio atau theater. Ground Floor berisi peninggalan sejarah dari benua Amerika, Asia, Timur Tengah, Mesir Kuno, Romawi dan Yunani Kuno, serta sejarah awal berdirinya museum. Rupanya Upper Floor menampung sebagian koleksi yang tidak muat di Ground Floor, ditambah dengan peninggalan Eropa, jam dinding dan jam tangan antik, dan juga koleksi uang kuno dari berbagai negara.</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpFpSRKMeGPdDBiJ_X0IYwxrWsusx2j3_nP17U-3iHOXSZPne1bCOSSicot8Ltbhpby2ENc1ZiKNtoT-aQzBfKDfsiANXLlpXXClz2vyxIXciS1EvA5P1V3ENjWQlgagUa81vnklAIfcw7/s1600/London7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="116" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpFpSRKMeGPdDBiJ_X0IYwxrWsusx2j3_nP17U-3iHOXSZPne1bCOSSicot8Ltbhpby2ENc1ZiKNtoT-aQzBfKDfsiANXLlpXXClz2vyxIXciS1EvA5P1V3ENjWQlgagUa81vnklAIfcw7/s400/London7.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">The British Museum Hall - Indonesian Collection - Antique Clock</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ruangan pertama yang saya masuki adalah ruangan 'Enlightenment' yang pada dasarnya berisi koleksi-koleksi awal museum yang dikumpulkan pada abad 18-19. Di ruang 'Asia', saya bangganya luar biasa melihat koleksi dari Indonesia, walau cuma seiprit. Cuma ada patung kepala dan badan Buddha, prasasti, patung-patung kecil, infografis tentang Borobudur, serta dinding ukiran besar dari Bali. Begitu pentingnya dinding Bali itu, sampai-sampai pihak museum memasukkan barang sebesar itu ke dalam kotak kaca. Namun yang menjadi favorit saya adalah ruang 'Clocks and Watches' karena ada jam-jam antik serta contoh mekanisme kerjanya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jika lapar dan haus, kita bisa pergi ke kantin di lantai dasar. Untuk kenang-kenangan, kita bisa berbelanja suvenir berupa t-shirt, go green bag, mug, kalender, gantungan kunci, dan lain-lain, juga di lantai dasar. Harganya lumayan mahal, jadi saya memutuskan tidak membeli apa-apa.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hari baru menunjukkan pukul 3 sore. Saya masih ingin berada lebih lama disana sebenarnya. Tapi berhubung mata sudah pedih dan otak sudah gosong karena melihat koleksi yang bejibun banyaknya, saya memutuskan untuk pergi. Perut juga sudah lapar. Untungnya di dekat pintu gerbang museum, ada tukang hotdog seharga 2.5 Poundsterling (Rp 37.500). Sehabis makan, saya masuk ke toko suvenir di seberang museum. Ada juga suvenir berupa kondom yang tulisan di bungkusnya lucu-lucu, seperti (kalau tidak salah) "Do U love my London Tower?". Harga suvenir termurah adalah 1.5 Poundsterling (Rp 22.500) untuk gantungan kunci. Wew! Maaf ya teman-teman, saya tidak sanggup membelikan oleh-oleh untuk kalian.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Malamnya saya mencoba restoran kebab Turki di dekat stasiun London Bridge. Astaga, itu kebab benar-benar untuk porsi bule, gede bener! Harganya 7 Poundsterling (Rp 105.000). Sayang, kalau setengahnya dibuang begitu saja. Jadi sebagian saya simpan untuk keesokan hari.</span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-WzDDo-qeG1cewHLtA1rg2z3AtRD44PAOUheDUterIuXyRQZhKif67fAP3EWhUJTog6xq0ExGbL3hb4LYvzG8b_QcN3VCgSblyTFwO38BJ-I6-Nmkm4KAPD1bpe8UVuuEs2_DnYNk1U3h/s1600/London8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-WzDDo-qeG1cewHLtA1rg2z3AtRD44PAOUheDUterIuXyRQZhKif67fAP3EWhUJTog6xq0ExGbL3hb4LYvzG8b_QcN3VCgSblyTFwO38BJ-I6-Nmkm4KAPD1bpe8UVuuEs2_DnYNk1U3h/s400/London8.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Khusus untuk penonton VIP - Shakira on Stage</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Senin, 20 Desember 2010</span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hari ini adalah jadwal konser Shakira di <b>O2 Arena</b>. Namun, berita bandara Heathrow ditutup akhirnya benar-benar merisaukan saya. Sebab setahu saya, malam sebelumnya Shakira sedang konser di Glasgow, Skotlandia. Bagaimana dia bisa ke London kalau bandaranya ditutup? Saya mencari info di fansite dan twitter Shakira, tapi tidak ada berita sama sekali. Saya pun berangkat ke O2 Arena dengan kekhawatiran bahwa konsernya akan ditunda.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Saya tiba di O2 Arena sekitar pk 11.30, lebih awal dari saat saya antri masuk ke konser Lady Gaga, karena kali ini, saya ingin berada di barisan terdepan. Saat itu, sudah ada sekitar 15 orang yang antri di depan saya. Berbeda dengan penggemar Lady Gaga yang rata-rata masih ABG, usia penonton yang antri konser Shakira lebih dewasa, antara 20-30 tahun. Karena itu pula, antrian penonton tidak seramai konser Lady Gaga sebab rata-rata masih bekerja di siang hari. Mungkin karena itu pula, saya lebih nyaman dan nyambung mengobrol dengan sesama penggemar Shakira, Lindsey dan Al. Ada juga Jack yang aksen Inggrisnya medok banget. Begitu nyambungnya, kami pun meneruskan pertemanan kami via Facebook.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Meski demikian, saya masih khawatir dengan keberlangsungan konser tersebut. Sampai akhirnya sebuah truk tronton bergambar Shakira memasuki O2 Arena, membawa properti konser, saya pun bernapas lega. Belakangan saya baru tahu kalau Shakira naik kereta dari Glasgow ke London saat bandara ditutup. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Menjelang sore, antrian semakin panjang di belakang saya. Beberapa di antara mereka membawa bendera Kolombia, negara asal Shakira. Saya sempat mengobrol dengan mereka, menanyakan apakah mereka dari Kolombia dan dijawab, "Bukan". Hahaha. Boleh dibilang Shakira telah mengharumkan nama Kolombia yang dulu lebih dikenal sebagai negara kartel narkoba. Bukan cuma lewat musik, tapi juga lewat pendidikan. Ia adalah pendiri yayasan Pies Descalzos (atau Barefoot Foundation) yang sudah membangun 6 sekolah gratis untuk anak-anak miskin Kolombia.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pukul 5 sore, petugas ticketing pun muncul untuk men-scan tiket dan memasangkan gelang khusus. Dua jam kemudian, pintu masuk dibuka dan penonton pun berebutan mencari posisi paling depan. Seperti halnya Lady Gaga, konser Shakira pun dipadati sekitar 20 ribu orang. Range usia penonton Shakira juga sangat beragam, mulai dari anak kecil hingga orang tua paruh baya yang mungkin sudah mengenal Shakira sejak baru populer di Amerika Latin.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kali ini, saya akhirnya dapat posisi terdepan yang memang menjadi incaran saya. Rencananya Shakira akan masuk dari area Festival, di antara kerumunan fans. Jalan yang akan dilewati Shakira dibatasi dengan tali dan dijaga sejumlah petugas pengamanan. Nah, saya berdiri persis di samping pintu masuk Shakira menuju panggung. Shakira akhirnya memasuki venue sambil menyanyikan lagu lawasnya 'Pienso en Ti'. Wow cantiknya! Tulisan mengenai konser Shakira bisa dilihat <a href="http://ikaisone.blogspot.com/2011/11/hi-lady-gaga-hola-shakira.html" target="_blank">disini</a>.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Shakira menutup konsernya dengan lagu 'Waka Waka' dan confetti pun berterbangan. Meski sudah usai, lagu Loca bergema dari pengeras suara dan banyak penonton Festival yang belum mau meninggalkan venue. Mereka berdansa dan menerbangkan confetti di lantai. Sebagian malah membawa pulang kertas-kertas confetti itu, termasuk saya. Norak ya?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDTmK9yyMt38BVAVcxp_ZphQDLUsy1O7w7ZOJaD__nywe5rpGVXPi0F4ucK5oyOwt1IW37E0jsS-z0Wgdyg2K3wMi2jCWnhAH15la-OjCY-W4ZO54B0q26Vn3l1O8pU7ESlNOG7AnhkeJn/s1600/London9.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="298" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDTmK9yyMt38BVAVcxp_ZphQDLUsy1O7w7ZOJaD__nywe5rpGVXPi0F4ucK5oyOwt1IW37E0jsS-z0Wgdyg2K3wMi2jCWnhAH15la-OjCY-W4ZO54B0q26Vn3l1O8pU7ESlNOG7AnhkeJn/s400/London9.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">The Serpentine Hyde Park - CD Anggun di HMV Oxford Street - Big Ben - London Eye</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Selasa, 21 Desember 2010</span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pagi itu, setelah mengecek berita dibukanya kembali bandara Heathrow untuk penerbangan internasional, fans Shakira dari Polandia meng-email saya, memberitahu kalau Shakira menginap di Mandarin Oriental dekat Hyde Park. Lha memangnya saya stalker, mengikuti Shakira kemanapun dia pergi? Tapi akhirnya saya pergi juga kesana hehe. Sekalian saya juga mau ke Hyde Park, taman terluas di London.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ternyata Mandarin Oriental adalah hotel yang benar-benar eksklusif, lobinya sangat kecil untuk melindungi privasi para tamunya. Jadi saya langsung mengayunkan langkah ke <b>Hyde Park</b> di belakang hotel tersebut. Taman itu terdiri dari beberapa bagian. Ada area untuk taman bermain anak-anak 'Winter Wonderland'. Ada pula danau besar bernama The Serpentine, dimana angsa-angsa dengan anggunnya berenang. Tempat yang sangat nyaman untuk duduk-duduk sambil membaca dan minum segelas kopi.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bosan bengong di Hyde Park, saya pun naik Tube ke <b>Oxford Stree</b>t. Bisa dibilang Oxford Street adalah daerah pusat perbelanjaan seperti halnya Dago di Bandung atau Champs Elysees di Paris. Tujuan utama saya adalah music store HMV, mencari dan menemukan CD-CD berbahasa Spanyol Shakira dan CD titipan sahabat saya. Iseng-iseng saya ke bagian CD Import di lantai bawah dan betapa senangnya ketika melihat CD Prancis Anggun yang Elevation. Tapi harganya mahal sekali, 20 Poundsterling (Rp 300.000).</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Setelah melihat-lihat toko di sekitarnya, saya pun melanjutkan perjalanan dengan kereta ke stasiun Westminster. Di dekat stasiun itu ada Big Ben, Parliament Square, dan Westminster Abbey. Saya berada tepat di bawah <b>Big Ben</b> ketika jam itu berdentang menunjukkan pukul 5 sore. Namun hari sudah gelap, mengingat saat itu adalah musim dingin. Big Ben merupakan bagian dari gedung parlemen Inggris. Di seberang pintu masuk <b>Houses of Parliamen</b>t itu, terdapat <b>Parliament Square</b>, di mana terlihat kemah-kemah para pemrotes perang Irak. Wah hebat, dingin-dingin begini mereka malah berkemah. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Di sisi kiri Parliament Square, <b>Westminster Abbey</b> terlihat kokoh berdiri. Gedung itu merupakan gereja Inggris dan tempat resmi Kerajaan Inggris untuk memahkotai, memakamkan dan menikahkan raja/ratunya. Pangeran William dan Kate Middleton pun menikah di sini. Saya lalu berbalik arah menyeberangi Westminster Bridge, memandangi <b>London Eye</b> yang terlihat seperti tiara menghiasi langit London. Musik Skotlandia yang dimainkan pengamen jalanan mengiringi pemandangan malam itu. Malam terakhir saya di London.</span></div>
</div>ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-80325058739409442782011-12-16T22:43:00.003+07:002011-12-17T09:23:10.952+07:00London: A December to Remember (Bag. 1)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFWaNnhyc-aIxPPuC9v3GseL7Ca-Y9na_6OZhJFezhqVrdJVq3vJxw8ew64u9OP_f_YQjR7mClQF_IuRo7p1bhupx2GBuuVPOJDuhFJeLuK7Vh8OOejzytSrGDOODX56LYc5D6jqZK6C1V/s1600/London4.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFWaNnhyc-aIxPPuC9v3GseL7Ca-Y9na_6OZhJFezhqVrdJVq3vJxw8ew64u9OP_f_YQjR7mClQF_IuRo7p1bhupx2GBuuVPOJDuhFJeLuK7Vh8OOejzytSrGDOODX56LYc5D6jqZK6C1V/s320/London4.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Hari ini setahun yang lalu, saya berada di London dengan dua tujuan. Tujuan pertama adalah menonton konser Lady Gaga dan Shakira di O2 Arena. Yang kedua adalah mengelilingi kota London dan mengunjungi tempat-tempat historisnya. Bagi saya, kedua tujuan itu merupakan satu momen istimewa yang mungkin hanya terjadi sekali seumur hidup. Kapan lagi bisa melihat konser 2 penyanyi paling terkenal dunia di suatu kota utama seperti London? Hanya saja, saat saya mengunjungi ibukota Inggris tersebut, cuaca sedang tidak bersahabat.<br />
<br />
Pada hari pertama, cuaca kadang gerimis, kadang hujan, kadang cerah. Tidak tentu. Yang jelas, suhu udara begitu dingin antara 5 hingga di bawah nol derajat Celcius. Pada hari kedua dan ketiga, salju pun turun dengan lebatnya hingga membatalkan jadwal pertandingan Arsenal vs Stoke City yang ingin saya tonton. Namun buruknya cuaca tidak memudarkan antusiasme saya untuk menikmati jalanan kota London. <br />
<br />
<a name='more'></a>Setelah setahun berlalu, saya mencoba mengingat kembali dan menuliskan pengalaman tersebut dalam bentuk jurnal. Bagi saya, hal terindah dari suatu perjalanan bukanlah tempat tujuan itu sendiri, melainkan orang-orang yang kita temui, hal-hal baru yang kita dapatkan, dan kejadian-kejadian yang kita alami. Saya dan jutaan turis berkunjung ke London dan mungkin membuat foto Big Ben yang mirip satu sama lain. Namun akan selalu ada faktor pembeda, seperti waktu, latar belakang, sudut pengambilan gambar, dan orang-orang di dalam foto tersebut. Perjalanan setiap orang tidak pernah sama.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg89Vd0pGwewCFV-2NriwMrXlus_hcWPGauyLZUYb-4Nl4fryAetUICvpjeFjeHJy-UGEG2DOLrOrIygdS50VP6rEEJnvaruuaEMpHgXw9CGRBVXeZ3NXjAiwFzHelsZqeOS17s5Qz_0awM/s1600/London1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg89Vd0pGwewCFV-2NriwMrXlus_hcWPGauyLZUYb-4Nl4fryAetUICvpjeFjeHJy-UGEG2DOLrOrIygdS50VP6rEEJnvaruuaEMpHgXw9CGRBVXeZ3NXjAiwFzHelsZqeOS17s5Qz_0awM/s400/London1.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">London Underground - Tower Bridge on Thames River</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Kamis, 16 Desember 2010</b><br />
<br />
Tiba di bandara Heathrow, London pagi hari. Saya langsung menuju London Underground (stasiun kereta bawah tanah) dan membeli Oyster Card Weekly Zone 1-2 seharga 33 Poundsterling (Rp 495.000). Itu adalah kartu terusan kereta bawah tanah untuk periode seminggu. Karena saya tinggal di pusat kota London yang berdekatan dengan tempat-tempat wisata, maka saya membeli yang Zone 1 dan 2 saja. Tidak lupa, saya mengambil peta subway yang tersedia dekat loket. Perjalanan dari Heathrow ke stasiun London Bridge (5 menit dari hostel saya) memakan waktu sekitar 45 menit. Lumayan jauh, karena Heathrow berlokasi agak di luar kota London. <br />
<br />
Yang menyebalkan adalah saya harus berganti kereta di stasiun Green Park. Masalahnya stasiun bawah tanah itu banyak naik-turun tangga dan saya membawa kopor yang maha berat. Tapi pria Inggris memang 'gentleman', ada seseorang yang membantu membawakan kopor berat saya ke atas tangga. Kebetulan wajahnya mirip milyuner Richard Branson, atau jangan-jangan memang dia ya? Itu bukan orang Inggris terakhir yang membantu saya. Ketika keluar stasiun London Bridge, saya yang buta arah hostel, dibantu oleh wanita keturunan Afrika yang menunjukkan arah dengan jelas. Kebaikan mereka menghangatkan hati saya di tengah dinginnya cuaca kota London. <br />
<br />
Begitu tiba di hostel St. Christopher's Inn - Oasis (khusus female traveler) di Borough High Street, betapa terkejutnya saya ketika diberitahu petugas hostel bahwa lembaran 100 Poundsterling saya tidak berlaku lagi. Wah itu kan 'nyawa' saya selama di London. Dia menyarankan agar saya segera menukarkan uang tersebut ke kantor pos, sekitar 100 meter dari hostel, menyeberangi jembatan London Bridge di atas Sungai Thames. <br />
<br />
Sesudah sarapan dan mandi, saya langsung menuju kantor pos. Namun saya sempat berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan Sungai Thames dan Tower Bridge di kejauhan, di tengah rintik hujan. Sesampainya di kantor pos, petugasnya berkata kalau jumlah lembarannya terlalu banyak dan sebaiknya saya tukarkan di Bank of England, yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Gedung Bank of England berada di kawasan City of London, yang merupakan daerah pusat bisnis dan keuangan (seperti halnya Sudirman-Thamrin di Jakarta). <br />
<br />
Di pintu masuk, tas saya diperiksa dan petugasnya dengan ramah bertanya ada keperluan apa. Saya tidak perlu mengantri lama, kasirnya dengan gaya elegan khas Inggris menanyakan saya membawa uang itu darimana dan berapa banyak. Tidak sampai sepuluh menit, urusan saya sudah selesai. Saya senang. Sebelum ke London, saya selalu berpikir orang Inggris itu angkuh, tapi ternyata tidak juga. Sejauh ini mereka cukup ramah kepada saya. <br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0h1leSO1TAxXfcFsXbhZ4laajpxZvuF7-70GeEMEJBlC3dkGSjqecbj7LKqppmq2g0zFL5XHm_LZRbBUQHWi9U_ENlBjRCgwUld0qKqOCclbvlYyuFQsPvY4JHD866zMLuk6n6jDgtq-4/s1600/London2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="178" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0h1leSO1TAxXfcFsXbhZ4laajpxZvuF7-70GeEMEJBlC3dkGSjqecbj7LKqppmq2g0zFL5XHm_LZRbBUQHWi9U_ENlBjRCgwUld0qKqOCclbvlYyuFQsPvY4JHD866zMLuk6n6jDgtq-4/s400/London2.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">The Monument - Museum of London - The Gherkin</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Karena sudah kepalang basah (basah beneran karena hujan juga), jadi saya sekalian saja mengunjungi sepintas obyek wisata di dekat sana yakni: The Monument, St. Paul Cathedral, Museum of London, dan The Gherkin. <b>The Monument </b>adalah semacam tugu peringatan yang dibangun untuk mengenang Great Fire of London yang terjadi selama tiga hari di tahun 1666. Kita bisa naik ke puncaknya (seperti tugu Monas) dengan membayar 3 Poundsterling (Rp 45.000). <b>St. Paul's Cathedral </b>adalah gereja Anglikan (The Church of England) terbesar kedua di Inggris setelah Liverpool Cathedral dan merupakan tempat pernikahan Pangeran Charles dan Lady Diana Spencer tahun 1981. <br />
<br />
Beberapa menit berjalan dari katedral, terdapat <b>Museum of London</b> yang di sekitarnya terdapat reruntuhan London Wall, peninggalan pendudukan tentara Romawi pada abad 2-3 Masehi. Reruntuhan Romawi tersebut tampak kontras dengan bangunan museum dan gedung-gedung perkantoran modern yang mengelilinginya. Saya terus mengayunkan langkah menuju gedung beralamat di 30 St. Mary Axe atau yang lebih dikenal dengan nama <b>The Gherkin</b>, karena bentuknya seperti mentimun. Begitu uniknya sampai-sampai Hollywood pun menjadikannya sebagai setting film-film seperti Basic Instinc 2, Harry Potter and Half Blood Prince, dan Match Point.<br />
<br />
Saya sempat makan siang sejenak di EAT, sejenis kafe kecil yang menyajikan sandwich, salad, kopi, dan lain-lain. Kebanyakan pembelinya adalah orang-orang kantoran yang akan memakannya di taman atau di kantor mereka sendiri. Saya masih memiliki banyak waktu. <br />
<br />
Karena keesokan harinya saya akan menonton konser Lady Gaga, saya pun memutuskan untuk melihat-lihat venue konser di <b>O2 Arena</b>, yang terhubung dengan stasiun North Greenwich. Bentuk The O2 Arena menyerupai tenda raksasa berbentuk bulat. Lokasi konser sendiri berada di tengah-tengah, dikelilingi oleh aneka restoran, kafe, minimarket, dan bahkan tempat bermain. Di dekat pintu masuk utama terdapat stand merchandise untuk menjual pernak-pernik konser. Venue konsernya memiliki beberapa pintu masuk. Setelah puas mengamati, sayapun meninggalkan tempat itu menuju hostel dengan Tube (kereta bawah tanah).<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtmq1KBY7ir1_QcMRZA9E0Muta1cutSeGiWzI8QJHcdpyn6Yis8QplDgpcjxKt9NP1tZKBEiIeG60DadiHsHjsyQychusjlxQDYJbo6Hdh65sy6XMw7WOfzogipFKvsl7FNswmelwS5wfi/s1600/London3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtmq1KBY7ir1_QcMRZA9E0Muta1cutSeGiWzI8QJHcdpyn6Yis8QplDgpcjxKt9NP1tZKBEiIeG60DadiHsHjsyQychusjlxQDYJbo6Hdh65sy6XMw7WOfzogipFKvsl7FNswmelwS5wfi/s400/London3.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Merchandise booth O2 Arena - Lady Gaga Live</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Jumat, 17 Desember 2010</b><br />
<br />
Saya sarapan cukup banyak pagi itu, mengingat saya akan mengantri dan menonton konser Lady Gaga sampai malam. Sambil sarapan di restoran hostel, Belushi Cafee, saya menonton televisi. Rupanya lempar dart dan kriket merupakan olahraga yang populer di London. Seru juga melihatnya walaupun saya tidak paham aturan permainannya.<br />
<br />
Saya tiba di O2 Arena sekitar pukul 13.00 dan terkaget-kaget melihat panjangnya antrian. Sebagian besar penonton konser Lady Gaga adalah anak-anak sekolah atau kuliah. Temperatur udara saat itu mencapai 3 derajat Celcius, tapi beberapa penonton wanita cuek saja walau hanya memakai stocking jala dan jaket tipis. Sebagian membawa selimut tebal untuk dipakai beramai-ramai. Menarik sekali melihat perilaku penggemar Lady Gaga atau Little Monsters ini. Ada yang membuat tato temporer berbentuk bintang di wajahnya, membuat poster, bahkan ada yang menelanjangi dan menato Barbie untuk diberikan kepada Lady Gaga.<br />
<br />
Para Little Monsters pun cukup ramah kepada saya. Penting sekali untuk berkenalan dengan mereka, supaya bisa menjagai antrian selama saya ke toilet ataupun membeli makanan. Semakin sore, suhu udara semakin dingin tak tertahankan. Saya cuma bisa geleng-geleng kepala melihat para penggemar wanita cuma berstocking ria. Saya yang sudah pakai baju berlapis-lapis saja masih menggigil kedinginan. Ketika ditanya apakah mereka tahan walau kedinginan, mereka menjawab dengan semangat, "Of course! We are little monsters!" Wew!<br />
<br />
Sekitar pukul 17.00, petugas pemeriksa tiket muncul dan mendatangi kami satu per satu. Mereka men-scan barcode dari print-out tiket online saya dan memakaikan gelang penanda ke tangan saya. Gelang itu terkunci dan tidak mudah dilepaskan. 2 jam kemudian, pintu masuk dibuka dan para penonton pun berhamburan mencari tempat kosong yang terdekat dengan panggung. Meskipun saya sudah mengantri 6 jam, tetap saja masih ada 3-4 orang berdiri di antara saya dan panggung konser, mana mereka jangkung-jangkung pula. Tapi tak apa, posisi saya sudah lumayan dekat kok.<br />
<br />
Selama menunggu konser dimulai, saya melihat-lihat sekeliling venue. Luar biasa rasanya melihat sekitar 20.000 penonton memenuhi O2 Arena. Tulisan mengenai konser Lady Gaga dapat dilihat <a href="http://ikaisone.blogspot.com/2011/11/hi-lady-gaga-hola-shakira.html" target="_blank">disini</a>.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Sepulang konser, saya dan ribuan penonton berbondong-bondong menuju stasiun North Greenwich. Saya terkejut melihat adanya tumpukan tipis salju yang rupanya sempat turun selama konser berlangsung. Begitu tiba di hostel, barulah salju turun dengan lebatnya. Dari balik jendela, saya terkesima memandang jalanan kota yang mulai memutih.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwXIeB4-2l8VOxh8GZREnYiaIO_Q14JgHXpHBKrPnEmoqxh8dBawAccVvp0wgeHcC3Q5VCckZ4D0hinA97IV0GyQ4rdqkEs6vvoRYBnD3McyIJgTwatEC6KhdpAt3pR-jlje2gP5sGm_e_/s1600/London5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwXIeB4-2l8VOxh8GZREnYiaIO_Q14JgHXpHBKrPnEmoqxh8dBawAccVvp0wgeHcC3Q5VCckZ4D0hinA97IV0GyQ4rdqkEs6vvoRYBnD3McyIJgTwatEC6KhdpAt3pR-jlje2gP5sGm_e_/s400/London5.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Waterloo Station - London Eye</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Sabtu, 18 Desember 2010</b><br />
<br />
Esoknya. Setelah salju turun, temperatur menjadi minus 3-6 derajat Celcius. Saya pun menambah satu lapis pakaian saya menjadi 5 lapis. Karena hostel dan Belushi Cafee terpisah, saya harus berjalan kaki 5 menit demi sarapan dan minuman hangat. Dinginnya menusuk, telinga berdengung dan hidung pun berair. Di kafe, sesudah sarapan, saya lalu menyeduh Pop Mie made in Indonesia. Orang-orang pun memperhatikan saya. Ngiler kali ya.<br />
<br />
Setelah merasa siap mental menghadapi dinginnya dunia luar, saya pergi ke Waterloo Station dengan menggunakan Tube (kereta bawah tanah). <b>Waterloo Station</b> adalah stasiun tersibuk di Eropa. Kereta yang menghubungkan Inggris dan daratan Eropa, Eurostar, berlabuh di sini. Konon, pihak Prancis pernah menyurati Perdana Menteri Inggris untuk mengganti nama stasiun karena mengingatkan akan kekalahan Napoleon melawan Inggris dalam Battle of Waterloo. Namun permintaan tersebut ditolak. Sebagai balasannya, pemerintah Prancis menamakan salah satu stasiun keretanya (Metro) di Paris, Gare d'Austerlitz, untuk mengenang wilayah dimana Napoleon meraih kemenangan terbesarnya. <br />
<br />
Di dekat Waterloo Station, terdapat <b>London Eye</b>, komidi putar terbesar di Eropa, untuk menikmati pemandangan kota London dari atas. Harga tiketnya sangat menguras kantong, yakni 29 Poundsterling (Rp 435.000). Saya sih cukup puas dengan foto-foto di bawahnya dan membelakangi gedung parlemen dan <b>Big Ben</b> di seberang Sungai Thames. <br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsSMKmYmB2dHQcYKOe7QEnpmS-8RyuUhducWbHEjlVL8cwhtJB6MPIumABWyamY0W6s1MLjHBB80etnuvMNT7vppGYtptXmBgEdtejubYTDXEevZ5A2jxnp7DVH1U1_YMLMa7vI7OAzaPX/s1600/London6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsSMKmYmB2dHQcYKOe7QEnpmS-8RyuUhducWbHEjlVL8cwhtJB6MPIumABWyamY0W6s1MLjHBB80etnuvMNT7vppGYtptXmBgEdtejubYTDXEevZ5A2jxnp7DVH1U1_YMLMa7vI7OAzaPX/s400/London6.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Emirates Stadium - Residence near Arsenal Station</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Berhubung saya ingin merasakan atmosfer pertandingan Liga Inggris, saya pun pergi ke <b>Emirates Stadium</b> yang rencananya mempertandingkan Arsenal dan Stoke City pk 15.00. Sayangnya, karena salju tebal hingga 10 cm, pertandingan tersebut dibatalkan dan stadion ditutup untuk umum. Jadilah saya mengelilingi luar stadium megah itu, melihat-lihat toko merchandise resmi Arsenal, juga bermain dan melempar bola salju. Ternyata salju itu lebih halus daripada es serut dan kalau dipegang malah tidak begitu dingin lho. <br />
<br />
Emirates Stadium berlokasi agak di pinggiran kota, berdekatan dengan lokasi perumahan dan stasiun Arsenal. Jadilah saya berjalan-jalan di sekitar perumahan tersebut. Atap-atap rumah, mobil, jalanan, semak-semak, semuanya diselimuti salju tebal. Putih salju di mana-mana.<br />
<br />
Saya pun memutuskan pulang dan makan malam di Belushi Cafe. Rupanya kalau malam, restoran itu menjadi bar. Sepertinya ada acara istimewa karena hampir semua pengunjung bar, pria maupun wanita, memakai kostum Santa Claus. Nuansa Natal menjadi semakin terasa. Ho ho ho...<br />
<br />
Bersambung..... <br />
<br /></div>
</div>ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-80308956934229806102011-12-13T14:31:00.001+07:002011-12-13T14:43:30.858+07:00Kembali ke Alam untuk Hidup Lebih Sehat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwRzgCRoH3vE6kxCQTIX050JtIvjOCIDgzd9hYdxgNoVVnBMJLbodSByLf-pvRY_9SoZlM3i2rTRJyhhHrZpUkv72LkwauMtSNqLrOCDY_wOu2JBi-_aIFmwoUZW4fCt1VdrbPrEfgEvXA/s1600/KembaliKeAlam4.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwRzgCRoH3vE6kxCQTIX050JtIvjOCIDgzd9hYdxgNoVVnBMJLbodSByLf-pvRY_9SoZlM3i2rTRJyhhHrZpUkv72LkwauMtSNqLrOCDY_wOu2JBi-_aIFmwoUZW4fCt1VdrbPrEfgEvXA/s400/KembaliKeAlam4.jpg" width="241" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pics: eugenedailynews.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Bagaimana sih hidup selaras dengan alam? Bagi sebagian orang, termasuk saya, mendengar kata 'alam' pasti langsung membayangkan hidup di pedesaan, pegunungan atau tepi pantai. Tidak mungkin untuk hidup bersahabat dengan alam di perkotaan, terutama di Jakarta yang sumpek, macet, polusi, bahkan terkadang banjir. Makan pun di warung-warung hingga restoran yang menyajikan masakan enak namun belum tentu sehat. <br />
<br />
Dalam suatu pertemuan Rotary Batavia Jakarta, saya berkesempatan memperoleh wawasan baru dari Gobind Vashdev yang datang dari Bali untuk membagi pengalaman dan kebiasaannya hidup dekat dengan alam. Penulis buku "Happiness Inside" dan seorang vegetarian ini juga memberikan tips-tips yang bermanfaat dan bisa dipraktekkan dalam hidup sehari-hari. Dari situ, saya baru menyadari bahwa walaupun hidup di perkotaan, kita masih bisa memberikan sumbangsih bagi lingkungan hidup kita, dimulai dari hal-hal sederhana. Seperti kata Bunda Teresa, "Tidak semua orang bisa melakukan hal-hal besar. Tapi kita dapat melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar."<br />
<a name='more'></a><br />
<b>KURANGI MAKAN DAGING</b><br />
<br />
Di dalam Alkitab Perjanjian Lama, disebutkan bahwa usia Nabi Adam dan keturunannya hingga zaman Nabi Nuh dapat mencapai ratusan tahun (Nabi Adam meninggal di usia 930 tahun dan Nabi Nuh di usia 950 tahun). Mungkin salah satu penyebabnya adalah karena pada zaman itu, manusia hanya makan buah-buahan dan kacang-kacangan sesuai dengan nubuat Kitab Kejadian 1:29 yang isinya:<br />
<br />
"Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.""</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9Sy47C5C-qKagbLr9Lf2q52fXHn3B9uEHpphlhPHp1cxtmuCQmDIPmsJPJgImzaAs5ribqzk7PbLwYoMkz_MznM0eZlnHV-MLo5wyfrj4SwA8ojouES3UZctYWc33ko3ioYyhhiKreMM6/s1600/KembaliKeAlam3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Setelah bencana air bah dimana hampir semua tumbuhan mati, maka manusia mulai menternakkan dan mengkonsumsi daging binatang sebagai alternatif makanan. Sejak itulah umur hidup manusia semakin pendek. Anak cucu Nuh berumur rata-rata dibawah 500 tahun dan terus berkurang hingga berusia di bawah 100 tahun. Dalam Kitab Kejadian 9:2-4 tertulis:<br />
<br />
"Akan takut dan akan gentar kepadamu segala binatang di bumi dan segala burung di udara, segala yang bergerak di muka bumi dan segala ikan di laut; ke dalam tanganmulah semuanya itu diserahkan. Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau."'</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9Sy47C5C-qKagbLr9Lf2q52fXHn3B9uEHpphlhPHp1cxtmuCQmDIPmsJPJgImzaAs5ribqzk7PbLwYoMkz_MznM0eZlnHV-MLo5wyfrj4SwA8ojouES3UZctYWc33ko3ioYyhhiKreMM6/s1600/KembaliKeAlam3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="219" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9Sy47C5C-qKagbLr9Lf2q52fXHn3B9uEHpphlhPHp1cxtmuCQmDIPmsJPJgImzaAs5ribqzk7PbLwYoMkz_MznM0eZlnHV-MLo5wyfrj4SwA8ojouES3UZctYWc33ko3ioYyhhiKreMM6/s320/KembaliKeAlam3.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pics: open.salon.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Akan tetapi di jaman modern ini, dimana kubutuhan akan makanan meningkat seiring bertambahnya populasi dunia, peternakan berkembang pesat menjadi industri skala besar. Gobind menjelaskan bahwa peternakan adalah salah satu kontributor terbesar pemanasan global. Mengapa? Karena:<br />
1. Untuk membangun peternakan dan sumber pakan ternak, hutan harus ditebang sehingga mengurangi sumber paru-paru dunia.<br />
2. Kotoran ternak dalam jumlah besar mengandung metana dan mencemari udara dan perairan.<br />
3. Perlakuan terhadap hewan ternak sendiri kadang tidak berperikebinatangan, mulai dari sapi yang digantung sebelum dipotong ataupun susu yang diperah dengan mesin.<br />
4. Lahan peternakan yang luas sebenarnya bisa juga dijadikan lahan pertanian (padi, gandum, kentang, kacang-kacangan) yang bisa memenuhi kebutuhan konsumsi lebih banyak orang dengan harga lebih terjangkau.<br />
<br />
Berkaitan dengan kesehatan, saya pun menceritakan hal ini kepada teman saya yang juga seorang dokter. Dia pun menjelaskan bahwa menjadi vegetarian memang lebih menyehatkan dan terbukti dapat membuat umur lebih panjang. Sayur-sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan merupakan antioksidan alami dan mampu menjaga keseimbangan kadar pH dalam tubuh kita. Adapun kadar pH yang normal adalah 7,35 - 7,45. Semakin asam, kadar pH menjadi di bawah 7,35 hingga 1. Sebaliknya, semakin basa kadar pH-nya antara 7,45 hingga 14.<br />
<br />
Sebaliknya daging ayam, sapi, kambing, dan ikan yang diolah dengan cara digoreng atau dibakar justru meningkatkan kadar asam dalam tubuh. Itulah yang menyebabkan naiknya kolesterol jahat dan asam urat di tubuh kita. Karena itu perlu diimbangi dengan makan sayur-sayuran hijau dan buah-buahan yang cukup untuk meningkatkan kadar basa dalam tubuh.<br />
<br />
Berkaitan dengan hal ini, Gobind menjelaskan tentang air basa yang memiliki kadar basa relatif tinggi hingga di atas 7. Air basa sangat baik untuk menetralkan kadar asam atau lebih jauh dapat menurunkan kolesterol jahat. Gobind lalu melakukan percobaan sederhana dengan menggunakan 3 jenis air: air oksigen (yang mengklaim mengandung oksigen), air minum biasa (merek terkenal) dan air basa. Ketiga jenis air itu diukur pH-nya dengan menggunakan pH tester sejenis bahan pewarna yang diteteskan ke masing-masing air. Hasilnya setelah diteteskan, air oksigen berwarna orange kekuningan (bersifat asam), air minum biasa berwarna biru muda (netral) dan air basa berwarna biru pekat (basa). Jadi jangan terkecoh dengan air oksigen yang harganya relatif lebih mahal ya.<br />
<br />
Contoh air basa yang terkenal adalah air zamzam di Arab Saudi dan air Lourdes di Prancis. Dengan demikian tidak mudah mendapatkan air basa itu. Namun Gobind memberikan alternatif lain yang mudah didapat, yakni dengan mencampurkan air minum biasa dan air jeruk nipis. Meskipun air jeruk nipis rasanya asam, namun di dalam tubuh, ia bersifat basa. <br />
<br />
Mengenai buah-buahan, Gobind menyarankan untuk mengkonsumsi buah lokal. Selain buah lokal lebih murah dan lebih segar, juga karena umumnya belum mengalami proses rekayasa genetik. Untuk menghilangkan pestisida, Gobind memberikan tips berikut. Rendam buah (dan sayuran) dalam campuran air hangat (tidak lebih dari 40 derajat Celsius, perasan jeruk nipis, dan garam dapur selama kira-kira sepuluh menit untuk melarutkan bahan pestisida di permukaannya. Kemudian bilas dalam air mengalir.<br />
<br />
Saat ini saya belum bisa menjadi vegetarian seperti Gobind. Habis daging enak sih. Tapi setidaknya saya bisa mengurangi konsumsi daging dan menambah konsumsi sayuran dan buah.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhibU12N2L7mP84l1Wmot5yH-ZuoVS51CBTTYkLCfMLAjRYTrjrN_x12K_KX9igbFAsIL5Gzxkw8f3IGqAMsQq1AbqaKOvjkPfD5d6stVl81M98Mb2xMubiaCNXz3IE4zWizESJ8IzOrn3F/s1600/KembaliKeAlam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="242" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhibU12N2L7mP84l1Wmot5yH-ZuoVS51CBTTYkLCfMLAjRYTrjrN_x12K_KX9igbFAsIL5Gzxkw8f3IGqAMsQq1AbqaKOvjkPfD5d6stVl81M98Mb2xMubiaCNXz3IE4zWizESJ8IzOrn3F/s320/KembaliKeAlam.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pics: geraigreen.blogspot.com<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"></span></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<b>MEMBERSIHKAN DIRI DENGAN BAHAN ALAMI</b></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
Yang mengejutkan, Gobind ternyata tidak menggunakan sabun, shampo dan odol untuk membersihkan diri karena kuatir deterjen dalam produk-produk itu akan mencemari lingkungan. Sebagai gantinya, Gobind menggunakan garam kasar (sejenis garam mandi) untuk mandi dimana garam ternyata efektif untuk membunuh bakteri jahat, namun tidak melenyapkan bakteri baik di tubuh kita. Untuk keramas, Gobind menggunakan larutan biji larek yang kadang ditambahkan larutan bunga-bungaan supaya wangi. Sebelum bercukur, Gobind mengoleskan sari lidah buaya di wajahnya.<br />
<br />
Bagaimana dengan gigi? Gobind sama sekali tidak menggunakan odol, hanya sikat gigi saja, kadang ditambahkan garam untuk membunuh kuman gigi. Lebih lanjut, Gobind menjelaskan bahwa kandungan pasta gigi malah lucu. Misalnya terdapat kandungan glucose yang sama saja dengan gula, itu kan merusak gigi. Atau fluoride, yang bisa mengurangi kemampuan organ perasa di bawah lidah kita. <br />
<br />
Menarik. Saya jadi teringat cerita ibu saya kalau waktu kecil beliau menggunakan merang (batang padi yang dibakar) untuk keramas. Saya juga teringat aturan orang-orang Baduy Dalam, bahwa kalau mandi/mencuci tidak boleh menggunakan sabun agar tidak mencemari sungai. Orang-orang jaman dulu ataupun suku-suku terasing kadang memang lebih bersahabat dengan alam.<br />
<br />
Tapi sepertinya tidak mudah bagi saya untuk mengikuti langkah Gobind yang ini. Karena bagaimanapun saya terlalu terbiasa dengan pakem "kalau tidak berbusa, sepertinya kurang bersih". Untungnya sudah ada beberapa perusahaan yang melirik bisnis 'hijau' ini di Indonesia. Salah satunya adalah Geraigreen Indonesia yang sudah memproduksi sabun Eco Soap berbahan utama minyak kelapa.<br />
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0wkrU9y1CKNO_cTml4lOHpk7BRw4-KQ1DliCoWurJAZq2T9OQZZrlGxayDfeoGfI_YmLe9WcOPSpDQ54g02EBUalxDd-uUH8e7YCn5WyHwbjoBjWIp6ylnKkobwFm0UDbZxYJnvPGuOkt/s1600/KembaliKeAlam5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="189" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0wkrU9y1CKNO_cTml4lOHpk7BRw4-KQ1DliCoWurJAZq2T9OQZZrlGxayDfeoGfI_YmLe9WcOPSpDQ54g02EBUalxDd-uUH8e7YCn5WyHwbjoBjWIp6ylnKkobwFm0UDbZxYJnvPGuOkt/s320/KembaliKeAlam5.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pics: purseblog.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<b>KURANGI SAMPAH PLASTIK DAN KERTAS</b><br />
<br />
Sampah plastik tidak mudah diurai dan bisa bertahan seratus tahun. Karena itu Gobind menyarankan untuk membeli botol minuman yang bisa dibawa kemana-mana. Botol itu bisa kita isi dengan air minum di rumah. Selain lebih hemat karena tidak perlu membeli air minum kemasan, juga dapat mengurangi sampah plastik. Memang sih kurang praktis, tapi mari kita lakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan.<br />
<br />
Saya jadi teringat waktu saya kecil, saya biasa membeli produk minuman bersoda ukuran 1,5 liter dalam botol beling. Kalau sudah habis, botol beling itu bisa ditukar tambah dengan botol baru. Jadi harganya lebih murah dan tentu saja, tidak ada sampah. Tapi sekarang semua produk minuman menggunakan botol plastik untuk alasan kepraktisan. Memang sih, masih ada botol-botol beling tapi itu hanya dijual di toko atau warung. <br />
<br />
Selain botol plastik, ada juga kantong plastik yang kerap diberikan pada saat kita berbelanja di supermarket atau toko. Bayangkan berapa ribu lembar kantong plastik diproduksi dan dibuang setiap tahunnya. Di Australia dan Inggris, orang-orang sudah 'aware' dengan sampah plastik ini dan tas 'go green' pun menjadi populer sebagai pengganti kantong plastik. Di Prancis, orang harus membayar kantong plastiknya setelah berbelanja. Duh, saya jadi teringat tas go green saya yang tidak pernah saya pakai. Baiklah, saatnya membawa tas go green kemana-mana!<br />
<br />
Kertas. Tahukah Anda, berapa banyak pohon yang harus ditebang untuk menghasilkan 1 ton kertas? 1 ton kertas membutuhkan 3 ton pohon. Hitung saja sendiri kira-kira berapa pohon yang harus ditebang, berapa hektar hutan yang harus kita korbankan? Memang saat ini, kita masih belum bisa menghilangkan sepenuhnya kebutuhan akan kertas. Tapi kita bisa memulainya dari langkah sederhana, seperti mengganti tisue dengan sapu tangan, mencetak dokumen bolak-balik, mendaur ulang kertas, dan sebagainya.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Mudah kan untuk melakukan ketiga hal di atas? ; )</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">Credits:</span><br style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;" /><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">1. Gobind Vashdev (<a href="http://www.gobindvashdev.com/">http://www.gobindvashdev.com</a>) dan Kartika Damayanti</span><br style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;" /><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">2. Rotary Batavia Jakarta</span><br style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;" /><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">3. dr. Jurian Kaunang</span><br style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;" /><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">4. GeraiGreen (<a href="http://geraigreen.blogspot.com/">http://geraigreen.blogspot.com</a>)</span></span></div>
</div>ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-55193292739249907752011-12-09T13:00:00.001+07:002011-12-09T15:21:06.920+07:00Impian ke Eropa: Semua akan Indah pada Waktu-Nya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4FDLbxjferkdPb5a-RL4hAdsmePkLVTkvtWByk-RVQHqb1CWO5FABLO1lqRBXcaSXUS0vHk_PZNT6ifsR0UxLt2421vB57DwAu04J-BGsswrd14iFRTbytDSV-ydc0LSrxYsc7Iz2h-Id/s1600/ImpianKeEropa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4FDLbxjferkdPb5a-RL4hAdsmePkLVTkvtWByk-RVQHqb1CWO5FABLO1lqRBXcaSXUS0vHk_PZNT6ifsR0UxLt2421vB57DwAu04J-BGsswrd14iFRTbytDSV-ydc0LSrxYsc7Iz2h-Id/s320/ImpianKeEropa.jpg" width="320" /></a></div>
<span id="goog_928398791"></span><span id="goog_928398792"></span>Waktu saya masih SMA, saya pernah membaca buku perpustakaan tentang Venesia, Italia. Begitu terpesonanya, saya kerap mendatangi perpustakaan cuma untuk melihat pemandangan di buku itu. Lagi dan lagi. Dalam hati saya berharap suatu saat bisa melihat pemandangan yang sama dengan mata saya sendiri. Saya tidak tahu kapan dan bagaimana. Karena orang tua saya adalah pedagang yang selalu berpikir bahwa "Toko tutup = rugi", maka kami hampir tidak pernah melakukan perjalanan jauh yang membutuhkan waktu berhari-hari apalagi berminggu-minggu. Bahkan sampai waktu itu, perjalanan terjauh yang pernah kami lakukan bersama-sama adalah ke Surabaya. Itupun waktu saya masih SD. <br />
<br />
<a name='more'></a>Ketika kuliah, saya punya sahabat pena perempuan Prancis, Ayla, yang saya kenal bertahun-tahun dari forum fans Anggun. Dia pun datang ke Indonesia dan untuk pertama kalinya kami bertemu. Saat tahu dia akan ke Bali, saya pun bereaksi, "Saya yang orang Indonesia aja belum pernah ke Bali." Dia pun mengajak saya. Saya senang sekali bisa punya teman bepergian. Dengan berbagai cara, saya merayu orang tua saya untuk mengizinkan saya pergi. Itulah pertama kalinya saya travelling dengan teman, bukan dengan orang tua/keluarga atau darmawisata sekolah. Bagi saya, bepergian dengan teman ternyata lebih menyenangkan karena lebih bebas dan obrolan kami lebih nyambung. Setelah itu, saya jadi lebih berani untuk bepergian sendiri, menemui teman-teman/sepupu-sepupu saya di Yogyakarta dan Bandung. Orang tua saya pun mulai percaya bahwa saya bisa menjaga diri dengan baik.<br />
<br />
Setelah lulus kuliah, saya melanjutkan pendidikan S2 dan mulai memindahkan tabungan saya ke dalam bentuk emas. Tujuan awal saya menabung emas adalah untuk menghindari pemborosan karena toh emas saya disimpan oleh ibu saya. Berbeda dengan menyimpan uang di bank, yang bisa saya ambil sewaktu-waktu kalau tergoda barang bagus. Waktu itu, saya belum berpikir untuk menggunakannya sebagai dana untuk melakukan perjalanan ke luar negeri. Bahkan rencana perjalanan ke luar negeri saya tak muluk-muluk, ke Malaysia saja sepertinya sudah luar biasa. Tapi waktu itu, keinginan saya pergi ke Malaysia adalah bersama orang tua saya. Setiap tahun saya menanyakan ke ayah saya, "Kapan berangkat?". Dan ayah saya tercinta selalu menjawab, "Tahun depan." Setelah ayah saya terkena stroke dan diabetes, harapan pergi ke luar negeri bernama Malaysia itu pun sirna dengan sendirinya.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHp3fEupLAmxnySPNj2x0ow_EiQ64ShAv1Tj6D2SS98IhXnWTYrp0L8fzf9tM4QHdu612t2DZBlj27HOlVaILCHSlmUWbCwlf2zpvRqRkIl4UW7rZjwM9tUTswSnh7R1SYXsKyCZB7xLbA/s1600/Cina-Beijing3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<br />
Lulus S2, saya pun bekerja. Saat itulah, nuansa Australia ada di sekeliling saya. Dimulai dari pertemuan dengan sepupu saya yang ingin sekolah di Perth, Australia. Saya jadi teringat sudah ada 2 sepupu yang lama tinggal di Melbourne dan sepupu yang lain pernah kuliah di Sydney. Dengan demikian, sudah 4 sepupu yang akan/sedang/pernah tinggal di Australia. Belum lagi suami-istri tua tetangga saya juga akan pindah ke Melbourne. Lho lho lho? Memangnya ada apa sih di Australia? Jadilah saya tertarik untuk pergi ke Australia. Tapi begitu saya cari info di biro perjalanan, alamak! Biayanya USD 1600++! Waduh duit dari mana? Saya segan minta uang ke orang tua secara saya sudah bekerja dan ayah sakit-sakitan. Akhirnya, saya menemukan alternatif <a href="http://ikaisone.blogspot.com/2011/11/rw-cina-negeri-1001-cerita.html" target="_blank">perjalanan ke Cina</a> dengan biaya USD 800++. Masih bisalah saya biayai dari tabungan saya sendiri di bank (saya memang hobi menabung). Waktu itu buat saya, Cina lebih menarik karena memiliki peninggalan-peninggalan historis lebih kaya daripada Australia dan sebagai orang keturunan, bukankan lebih baik saya menengok tanah leluhur saya? Untuk pertama kalinya saya pergi ke luar negeri.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHp3fEupLAmxnySPNj2x0ow_EiQ64ShAv1Tj6D2SS98IhXnWTYrp0L8fzf9tM4QHdu612t2DZBlj27HOlVaILCHSlmUWbCwlf2zpvRqRkIl4UW7rZjwM9tUTswSnh7R1SYXsKyCZB7xLbA/s1600/Cina-Beijing3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHp3fEupLAmxnySPNj2x0ow_EiQ64ShAv1Tj6D2SS98IhXnWTYrp0L8fzf9tM4QHdu612t2DZBlj27HOlVaILCHSlmUWbCwlf2zpvRqRkIl4UW7rZjwM9tUTswSnh7R1SYXsKyCZB7xLbA/s320/Cina-Beijing3.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Sejak itu, saya mulai kecanduan. Saya jadi teringat buku tentang Venesia yang saya baca waktu SMA. Maka destinasi berikutnya adalah Eropa. Ternyata biaya termurah untuk pergi ke Eropa Barat dengan biro perjalanan adalah sekitar USD 2100++. Wow! Tapi jangan kuatir, saya punya simpanan emas. Meski saya sempat merasa 'sayang' mencairkan tabungan saya selama bertahun-tahun, namun saya teringat kata-kata <b>John Wood (penulis 'Leaving Microsoft to Change The World'), "Apa gunanya tabungan, kalau kamu tidak bisa menggunakannya untuk membiayai impian-impianmu?"</b>. John memilih keluar dari kursi nyamannya di Microsoft dan membangun lembaga nirlaba Room to Read dari tabungannya sendiri. Jika impian John adalah membantu menyediakan perpustakaan anak-anak di Nepal, impian saya saat itu adalah pergi ke Eropa! <br />
<br />
Sayang, sepertinya Tuhan belum mengizinkan saya untuk menjejakkan kaki di Eropa. Dua minggu sebelum pesawat saya berangkat, gunung berapi di Islandia meletus, mengacaukan ribuan penerbangan di seluruh dunia, termasuk penerbangan saya. Yang lebih menyakitkan, saya baru mendapat kepastian perjalanan saya batal justru sehari sebelum berangkat! Impian dan rencana-rencana saya kandas. Meski uangnya dikembalikan, butuh 2 minggu bagi saya untuk bisa menerima kenyataan. Jalan-jalan penghibur hati yang luka pun dibuat bersama sahabat-sahabat saya, yaitu pergi ke <a href="http://ikaisone.blogspot.com/2011/11/rw-bromo.html" target="_blank">Gunung Bromo</a>, menikmati pemandangan matahari terbit bertepatan dengan ulang tahun saya. Bromo begitu indah dan teman-teman saya begitu menyenangkan hingga bisa menghapus kekecewaan saya. Saya tak akan lupa waktu mereka dengan surprisenya menyanyikan Happy Birthday. It was the sweetest birthday I've ever had!<br />
<br />
Saya tak kapok lagi membuat rencana jalan-jalan. Bersama teman-teman kantor, saya bersemangat pergi ke 3 ibukota negara ASEAN: <a href="http://ikaisone.blogspot.com/2011/11/singapore.html" target="_blank">Singapore</a>, <a href="http://ikaisone.blogspot.com/2011/11/rw-antara-bangkok-dan-kuala-lumpur.html" target="_blank">Bangkok dan Kuala Lumpur</a> (akhirnya bisa ke Malaysia juga!). Dari semua pengalaman seru di sana, yang paling saya ingat justru peristiwa memalukan di Singapura: setengah mati mengejar kereta terakhir - berhasil masuk kereta - tapi stasiunnya kelewatan - akhirnya naik taksi juga - sama juga bo'ong dong!<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf43VVcZkj3rjqrSFeJLdu27Soq3fJr0LhBzDt0tnsW6yIG5P7-D2ZViNtZWwfY1sSo95V_qbc5TJ0nYhY5n0t-zXjQg05pkQnDRhjRdcOfUe2VwSN7hWXZDw31WF2kQY4k1ohvLzoC7xq/s1600/ImpianKeEropa3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf43VVcZkj3rjqrSFeJLdu27Soq3fJr0LhBzDt0tnsW6yIG5P7-D2ZViNtZWwfY1sSo95V_qbc5TJ0nYhY5n0t-zXjQg05pkQnDRhjRdcOfUe2VwSN7hWXZDw31WF2kQY4k1ohvLzoC7xq/s320/ImpianKeEropa3.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Tak lama kemudian, teman kantor mengajak saya nonton konser <a href="http://ikaisone.blogspot.com/2011/11/kesetrum-metallica-di-perth.html" target="_blank">Metallica di Perth</a>. Buat saya, Metallica-nya gak penting (ooops!), tapi kata 'Perth' langsung membunyikan bel di kepala saya. Ya ampun, setahun lalu kan saya mau banget ke Australia. Dan setelah saya hitung-hitung, biaya pergi sendiri lebih murah daripada ikut agen travel. Akhirnya saya menantang teman saya, oke saya temenin nonton Metallica, tapi dia harus mau temenin saya backpacking setidaknya ke Sydney. Gak apa-apa deh saya ke Melbourne sendiri, soalnya ada sepupu di sana. Deal. Perjalanan ke Australia membuat saya sadar, ternyata seru juga yah nonton konser band kelas dunia (baca: Metallica) dan asyik juga melakukan perjalanan seorang diri di Melbourne (saya menginap di hostel, bukan di rumah sepupu).<br />
<br />
Maka tanpa ragu, bulan Desember tahun lalu, saya pergi ke London sendiri untuk menonton konser 2 penyanyi favorit saya, <a href="http://ikaisone.blogspot.com/2011/11/hi-lady-gaga-hola-shakira.html" target="_blank">Shakira dan Lady Gaga</a>. Tanpa ragu pula, teman-teman dan keluarga besar menyebut saya 'GILA'. Karena waktu saya berada di London, Inggris mengalami musim salju terparah dengan suhu minus 8, salju dimana-mana hingga bandara Heathrow ditutup. Saya cemas kalau-kalau konser dibatalkan dan saya harus memperpanjang masa tinggal saya. Belum lagi begitu sampai di London, ibu mengabarkan kalau ayah masuk rumah sakit. Namun meski situasi sepertinya tidak menguntungkan bagi saya, sepertinya Tuhan memberkati perjalanan itu: kondisi ayah saya membaik, konser berjalan dengan lancar dan luar biasa, penerbangan pulang saya pun sesuai jadwal dan saya tiba di Jakarta dengan sehat selamat sentosa. Saya bersyukur mempunyai orang tua yang selalu mempercayai, mendukung dan mendoakan langkah saya, apapun kata orang tentang saya.<br />
<br />
2 bulan kemudian, lagi-lagi saya melakukan perjalanan ke Ho Chi Minh Vietnam bersama sahabat-sahabat saya. Dibanding pergi sendiri, pergi bersama teman2 memang lebih menyenangkan dan lebih hemat karena bisa patungan: makan, transportasi, hotel, oleh-oleh (beli banyak, diskon lebih besar). Walau demikian, saya belum mengubur impian saya ke Eropa.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9SHa0kBx0EgMd5HlrhEQ70orCRjnRhZLWbGiJgy63DPc4LJu49QKOGp1ZjVDhNdy5B6ywhY-V1P8LLzeh5cnBcUJmegNDmJR0LvJbw8E9VHBuy2E9-2E9L1DXscCcR3UHdLWzr5XeyoFo/s1600/ImpianKeEropa2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9SHa0kBx0EgMd5HlrhEQ70orCRjnRhZLWbGiJgy63DPc4LJu49QKOGp1ZjVDhNdy5B6ywhY-V1P8LLzeh5cnBcUJmegNDmJR0LvJbw8E9VHBuy2E9-2E9L1DXscCcR3UHdLWzr5XeyoFo/s320/ImpianKeEropa2.JPG" width="320" /></a></div>
<br />
Kesempatan itu datang begitu ada promo dari Air Asia X untuk penerbangan ke Paris. Saya pun pesan tiketnya. Tapi saya masih trauma dengan kegagalan ke Eropa setahun sebelumnya. Karena itu saya tidak mau membuat rencana, hingga setidaknya 1-2 bulan sebelum saya berangkat. Keterbatasan dana dan waktu membuat saya memilih mengunjungi 2 negara saja: Prancis dan Italia. Alasan lainnya, saya ingin santai menikmati pemandangan, suasana dan kehidupan orang-orang di negara yang saya kunjungi. Saya tidak kuatir pergi sendiri, karena saya tahu saya akan selalu bisa menemukan teman dalam perjalanan saya. Di Paris, saya bertemu sahabat saya Ayla dan teman baru, Wisnu. Di Venesia, saya bertemu Iman dari Prancis. Di Florence, saya menikmati keindahan kota bersama turis dari Cina, Eva namanya, juga sekamar dengan Kate dari Taiwan. Saya pergi ke Siena bersama teman dari Polandia, Rafal. Dan terakhir, saya menikmati hari-hari saya di Roma bersama Nelly (Equador) dan Michel (UK). <br />
<br />
Kata-kata 'semua akan indah pada waktu-Nya' benar adanya. Setahun lalu saya marah, kenapa sih gunung itu harus meletus? Tapi sekarang saya malah bersyukur saya tidak jadi ke Eropa waktu itu. Kalau jadi, saya mungkin tidak akan pergi merayakan ulang tahun paling berkesan di Gunung Bromo, lari-lari mengejar kereta di Singapura, menjadi fans Metallica gadungan di Perth, melihat langsung betapa cantiknya Shakira di London, menikmati harumnya kopi Vietnam, bertemu teman-teman baru dari berbagai bangsa, dan membiarkan diri tersesat di labirin kota Paris, Lourdes, Venesia, Florence, Siena dan Roma. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiY3E-oDUbcckW3AkqRYggKRr9e428kZ2f4hHJWylxqOwDIRtEtj3n-bQUnGpOZGhRAu4EOV4McWQTiLxPR3odnvBoPmEAvz_l0KTsc8-XdSDfrBa5HJLaVrTEDNUdIRKg4fRfZLCIo-I9y/s1600/ImpianKeEropa4.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiY3E-oDUbcckW3AkqRYggKRr9e428kZ2f4hHJWylxqOwDIRtEtj3n-bQUnGpOZGhRAu4EOV4McWQTiLxPR3odnvBoPmEAvz_l0KTsc8-XdSDfrBa5HJLaVrTEDNUdIRKg4fRfZLCIo-I9y/s320/ImpianKeEropa4.JPG" width="320" /></a></div>
<br />
Waktu memandangi matahari terbenam di Venesia, saya teringat halaman-halaman buku yang saya baca waktu SMA. Tepat 10 tahun berlalu. Impian saya sudah terwujud. Saatnya membuat dan menggapai impian baru karena saya ingin hidup saya digerakkan oleh mimpi.</div>
</div>ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-28772531291800506302011-12-03T21:57:00.001+07:002011-12-05T11:53:26.157+07:00Anggun: Wajah Indonesia di Eurovision 2012<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: right;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDGLz_pxMNDgoRK3Yogt-RPH2-mqgKrxIrErS7YjdfUA5G1c6S1BBTLd76Stgd8CB-5IRFxyvx2cfvwAKLySizbsDC-isrOZSid2sLN1ML-0SqPrp3Qx666K__ykoWQCdLVfw_lL-5WwOL/s1600/desainJason.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDGLz_pxMNDgoRK3Yogt-RPH2-mqgKrxIrErS7YjdfUA5G1c6S1BBTLd76Stgd8CB-5IRFxyvx2cfvwAKLySizbsDC-isrOZSid2sLN1ML-0SqPrp3Qx666K__ykoWQCdLVfw_lL-5WwOL/s320/desainJason.jpg" width="223" /></a></div>
Satu minggu ini di Prancis, Anggun menjadi berita utama karena terpilih mewakili negara tersebut di ajang Eurovision Song Contest 2012, di Baku - Azerbaijan. Bagi negara-negara Eropa, Eurovision Song Contest (ESC) merupakan kontes lagu (bukan menyanyi) tahunan bergengsi yang sudah diselenggarakan sejak tahun 1956. Pamornya bahkan menyamai Piala Eropa, dimana ketika final ESC berlangsung hampir semua orang berdiam di rumah untuk menonton televisi.<br />
<br />
Menurut Wikipedia, ESC merupakan program televisi non-olahraga yang paling banyak ditonton di seluruh dunia dengan jumlah pemirsa hingga 600 juta orang di Eropa dan juga beberapa negara Amerika Latin, Amerika Utara, Asia, dan Oceania. Bila tim sepakbola nasional didukung oleh negara melalui organisasi sepakbola negara bersangkutan, maka pemilihan penyanyi dan lagu peserta ESC ditentukan oleh kantor berita setiap negara yang merupakan anggota European Broadcasting Union (EBU). Di Prancis, yang berwenang untuk itu adalah kantor berita France Télévisions.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
Penilaian pemenang ESC terdiri 2 kategori, yakni berdasarkan penilaian juri (50%) dan voting (50%). Tim juri dan voting berasal dari masyarakat di negara-negara peserta ESC tahun itu. Uniknya, baik juri maupun masyarakat umum tidak boleh mem-vote lagu yang berasal dari negaranya sendiri atau harus memilih finalis dari negara lain. Sampai saat ini sudah 38 negara yang mengkonfirmasi keikutsertaan mereka di ESC 2012 Azerbaijan. 5 negara yang termasuk anggota Big 5 (Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol, dan Italia) serta negara tuan rumah (Azerbaijan) langsung otomatis lolos ke final ESC yang akan diselenggarakan tanggal 26 Mei 2012. Negara-negara diluar Big 5 dan tuan rumah, harus diseleksi dalam 2 grup semifinal untuk menghasilkan 20 orang semifinalis pada tanggal 22 dan 24 Mei 2012. Final ESC akan ditayangkan live serentak di Eropa dan negara-negara non-Eropa yang mendapatkan hak siar.<br />
<br />
Yang menarik, hadiah fisik ajang ESC hanyalah sebuah trofi yang diberikan kepada pencipta lagu yang menang. Selebihnya adalah prestise dan publikasi luar biasa bagi negara dan sang penyanyi. Negara yang menang akan menjadi negara tuan rumah ESC tahun berikutnya. Karena penyanyilah yang memberikan jiwa dan makna terhadap sebuah lagu. Maka, pemilihan penyanyi sangat esensial. Bagi penyanyi yang terpilih, tampil di ESC merupakan kesempatan untuk membela negara dan mendapatkan liputan luas dari berbagai media. Beberapa penyanyi menjadi semakin terkenal semenjak menang di ESC, contohnya ABBA (ESC 1974 Swedia, lagu 'Waterloo') dan Celine Dion (ESC 1988 Irlandia, lagu 'Ne partez pas sans moi').<br />
<br />
Lantas mengapa France Télévisions memilih Anggun? Marie-Claire Mezerette, Head of Entertainment France3 (bagian dari France Télévisions), mengatakan,<span style="color: blue;"> </span><b style="color: black;"><span style="color: black;">"Sebenarnya kami sudah mempertimbangkan nama Anggun sejak lama. Tahun lalu, kami harus memilih antara Anggun dan Amaury Vassili (posisi 15 di ESC 2011 Jerman). Jika kita mau menang, kita harus memiliki kandidat yang akan disukai oleh negara-negara lain. Anggun bukan hanya populer di Prancis, tapi juga di negara lain. Lebih dari itu, dia juga memiliki komitmen terhadap misi kemanusiaan. Dia memancarkan kebaikan sejati."</span></b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjkYKsyW8AXo3Tod71Owp4J5mdvKwAD1hb1FUc8rdrffNKiOzbpKQtGIKIlwaw8zangtvrD3j1YcsaIoy3dBqCL3gSjxZbb4FnwZYCJZq4FXWUXb8ub7CUBS9JaAbKPJfzNvDDMo-Rsdr-/s1600/LeParisien.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjkYKsyW8AXo3Tod71Owp4J5mdvKwAD1hb1FUc8rdrffNKiOzbpKQtGIKIlwaw8zangtvrD3j1YcsaIoy3dBqCL3gSjxZbb4FnwZYCJZq4FXWUXb8ub7CUBS9JaAbKPJfzNvDDMo-Rsdr-/s400/LeParisien.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<b>REAKSI MEDIA DAN WARGA PRANCIS</b><br />
<br />
Berita terpilihnya Anggun untuk pertama kali dirilis oleh koran beroplah terbesar di Prancis, Le Parisien dengan tajuk "Anggun representera La France a l'Eurovision", pada Selasa pagi 29 November 2011. Berita itu kemudian menyebar dengan cepat dan Anggun yang baru saja mendarat di Paris, seusai Konser Kilau Anggun di Jakarta, menjadi buruan wartawan. Anggun kemudian membuat pernyataan: <br />
<blockquote class="tr_bq">
<span style="color: #660000;"><b style="color: black;">"Ini merupakan sebuah kehormatan bagi saya yang berasal dari Indonesia, yang baru menjadi warga negara Prancis sejak tahun 2000. Saya mungkin melambangkan Prancis hari ini, negara yang terbentuk dari beragam budaya. Negara Anda telah memberikan saya sebuah bahasa dan identitas yang indah."</b> </span>Tentang ambisinya di ajang ESC, Anggun menjawab<b style="color: black;">,<span style="color: black;">"Tidak ada yang perlu disembunyikan, kita semua ingin kemenangan. Saya akan bersinar untuk Prancis!"</span></b></blockquote>
<br />
Media Perancis pun mulai berspekulasi tentang potensi Anggun memenangkan ESC bagi negara yang terakhir juara tahun 1977 itu. Marie-Laure Combes dari Europe1 menulis, "Eurovision: Anggun peut gagner.. si, si (Ya, Anggun bisa menang)". Menurutnya, Anggun bisa juara karena lagu Anggun lebih dimengerti dan diterima semua orang daripada 'Sognu' yang dinyanyikan Amaury Vassili (ESC 2011 Jerman), lebih terkenal di negara lain daripada Jessy Matador (ESC 2010 Norwegia), lebih cantik daripada Sebastian Tellier (ESC 2008 Serbia), lebih berpengalaman daripada Virginie Pouchain (ESC 2006 Yunani), lebih terlibat dalam kegiatan sosial dibanding Les Fatals Picards (ESC 2007 Finlandia). <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzqf26JuLPNeV_MVRv7YAtNdEZLypVhjNUoFlOicTcJIKVQIC6uAxuCE9C1ElF2ETUWtKLUdMa0rdU483ku7uJyNpGU2aaJe_qMqz-KkJx1fW0z-C4qtKBeftsi7IiV8q0V4Q-vDOyV9wR/s1600/Blog3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="235" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzqf26JuLPNeV_MVRv7YAtNdEZLypVhjNUoFlOicTcJIKVQIC6uAxuCE9C1ElF2ETUWtKLUdMa0rdU483ku7uJyNpGU2aaJe_qMqz-KkJx1fW0z-C4qtKBeftsi7IiV8q0V4Q-vDOyV9wR/s400/Blog3.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Media lain, Paris Match menampilkan daftar kegagalan Prancis di ESC belakangan ini dan pada intinya menuduh adanya konspirasi dari negara-negara Eropa Timur untuk mem-vote satu sama lain. Bagaimanapun, mereka antusias dengan terpilihnya Anggun, menyebutnya sebagai pilihan eksotis yang mempesona dan memuji kualitas vokalnya. Mereka juga menggarisbawahi status internasional Anggun, dimana Anggun merekam albumnya dalam 3 bahasa (Prancis, Inggris, dan Indonesia), yang merupakan kelebihan Anggun di ajang ESC. Fakta bahwa Anggun pernah menyanyikan beberapa soundtrack film dan berkolaborasi dengan penyanyi terkenal seperti Celine Dion dan Peter Gabriel mungkin membuat suara Anggun terdengar familiar di kalangan voter.<br />
<br />
Namun nada yang lebih pesimis diungkapkan oleh media FranceSoir, "Anggun, la candidate de la dernière chance? (Anggun, kesempatan terakhir?)". Mereka menyebutkan nama Patricia Kaas, penyanyi terkenal Prancis yang juga populer di negara-negara Eropa Timur, tapi akhirnya hanya menempati posisi ke-8 di ESC 2009 Rusia. Jadi faktor popularitas (Anggun) di luar Prancis tidak dapat menjadi jaminan untuk meraih kemenangan.<br />
<br />
Anggun sendiri menyadari bahwa Prancis sudah 35 tahun tidak meraih gelar.<b><span style="color: blue;"> </span><span style="color: #660000;">"Saya harap saya dapat menjalankan tantangan itu. ESC adalah kompetisi yang ketat, dengan votes tergantung pada banyak hal: lagu, pertunjukan di atas panggung, juga bagaimana suatu negara dinilai oleh negara lain."</span></b><br />
<br />
Lalu bagaimana dengan reaksi orang-orang Prancis sendiri? Ada pihak yang pro, kontra, maupun netral. Yang setuju, rata-rata mengatakan bahwa Anggun adalah pilihan yang sangat tepat, karena dia mempunyai kualitas vokal yang baik dan berkarakter, performer dan penulis lagu berbakat, wanita yang cantik dan cerdas, mempunyai reputasi yang baik, serta dikenal di negara lain. Yang menarik, pendukung Anggun bukan hanya datang dari Prancis, tetapi juga negara-negara lain (bisa dilihat di: <a href="http://www.esctoday.com/news/read/17890" target="_blank">ESCToday</a> atau <a href="http://eurovisiontimes.wordpress.com/2011/12/01/interview-with-anggun-bilingual-song-and-a-big-show/" target="_blank">Eurovision Times)</a> <br />
<br />
Di lain pihak ada juga yang menentang karena alasan rasial. Pernyataan Anggun, <b style="color: black;"><span style="color: black;">"Saya mungkin melambangkan Prancis hari ini, negara yang terbentuk dari beragam budaya,"</span></b> menjadi judul topik blog-blog yang digunakan oleh para simpatisan sayap kanan dan partai anti-imigran Le Front National. Selain faktor ras, Anggun juga dianggap terlalu tua untuk mengikuti ajang sejenis di usia 37 tahun. Pihak penentang mengganggap perlunya batasan umur untuk peserta ESC.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/rFxbGnMWlZ8?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Amaury Vassili menyanyikan 'Sognu' di ESC 2011 Jerman</span></span></div>
<br />
Tapi ada pula pihak yang netral, yang mengganggap terlalu dini untuk menilai pemilihan Anggun sebagai kemenangan ataupun kekalahan. Selain faktor penyanyi, pemilihan lagu yang tepat juga sangat mempengaruhi penilaian. Saat ini, belum diketahui lagu jenis apa yang akan ditampilkan Anggun. Sesuai kriteria ESC, lagu yang ditampilkan harus belum pernah dirilis komersial atau disiarkan dalam batas waktu yang ditentukan. Menurut ESCDaily, France Télévisions akan mengumumkan lagu kandidat pada Januari 2012. Anggun sendiri sudah memberikan gambaran akan seperti apa lagunya:<br />
<br />
<div style="color: black;">
<b>"Saya tahu bahwa pilihan lagu sangat vital. Kami sudah membuat beberapa lagu, tapi keputusan akan diambil bersama antara France Télévisions dan tim kreatif kami (manajemen Anggun). Namun saya tahu bahwa kami akan memberikan pertunjukan bagus dengan gaya Amerika yang dapat membuat orang-orang terkesan. Saya menginginkan kostum yang indah, pertunjukan dan musik yang bagus. Saya mau menampilkan lagu yang up-tempo, dalam bahasa Prancis dan Inggris, dan membuat seluruh Eropa berdansa!"</b></div>
<br />
Kita nantikan saja persiapan Anggun di ajang Eurovision Song Contest 2012! Meski kini berkewarganegaraan Prancis, media dan warga Eropa kadung mengenal Anggun sebagai penyanyi dari Indonesia. Karena memang Anggun selalu menyebut dirinya orang Indonesia dalam setiap wawancaranya. Anggun sendiri pernah berkata, "Saya memang sudah keluar dari Indonesia, tetapi Indonesia tidak bisa keluar dari diri saya." <br />
<br />
Selamat berjuang, Anggun! Satu-satunya wajah Indonesia di Eurovision 2012!<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: small;"></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><u>References:</u> </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">1. Jurian K (Eurovision fanatic!) dan @Anggunesians </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">2. www.francesoir.fr<br />3. www.europe1.fr<br />4. fr.news.launch.yahoo.com<br />5. www.lexpress.fr<br />6. www.france-today.com<br />7. www.chartsinfrance.net<br />8. www.eurovision.tv<br />9. eurovisiontimes.wordpress.com<br />10.escdaily.com </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">11.wikipedia.org</span><b><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"> </span></b></span><br />
<br />
<br />
<cite> </cite><cite> </cite> <br />
<br />
<br /></div>
</div>ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com18tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-47568301534781413282011-11-29T20:36:00.001+07:002011-11-29T21:29:04.969+07:00Konser Kilau Anggun: Konser dari Hati<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYqvwd0pLh1EkhyPQWdskVj0VyRkXv7msIFnHlHnj5COhSrqJE1dJSCvEM6BF-LXP0RIROyEEwTAr9h-yeFJLtz0O9C-KJ9G1mRr0MD0tOy5jbF7mZOd5Z3QEvnr44wjanFmdrpgzotk6d/s1600/KKA4.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYqvwd0pLh1EkhyPQWdskVj0VyRkXv7msIFnHlHnj5COhSrqJE1dJSCvEM6BF-LXP0RIROyEEwTAr9h-yeFJLtz0O9C-KJ9G1mRr0MD0tOy5jbF7mZOd5Z3QEvnr44wjanFmdrpgzotk6d/s320/KKA4.jpg" width="213" /></a></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Di sebuah harian berbahasa Inggris, beberapa hari sebelum Konser Kilau Anggun (27 November 2011), Anggun berkata,<b> “I want to give them something new each time, because I’m always afraid they will get bored with me.”</b> Pernyataan itu jelas ditujukan kepada para penggemar setianya, terutama yang sudah pernah menonton konser-konser Anggun sebelumnya. Saya beruntung menjadi salah satunya. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Konser Anggun bertajuk A Mild Live Cool Fusion di Hotel Mulia Jakarta pada tahun 2001 adalah konser pertama yang saya hadiri. Diikuti 2 tahun kemudian, dengan konser mini di Taman Ismail Marzuki Jakarta yang diselenggarakan oleh Pusat Kebudayaan Prancis. Namun 2 konser pertama itu tentu level-nya tidak sebanding dengan karir Anggun yang panjang dan mendunia di industri musik. Anggun pernah menjadi penyanyi pembuka konser Toni Braxton dan The Corrs dan menyanyi di festival musik bergengsi Lilith Fair pada akhir 1990-an di Amerika Serikat, diundang menyanyi di Vatikan tahun 2000, serta tampil di acara ulang tahun PBB di Jenewa tahun 2005.</span><br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Maka pada pertengahan 2006, Anggun menggandeng promotor CN Communication dan Art Director Jay Subiyakto untuk menggelar konser tunggal pertamanya yang bernama 'Konser Untuk Negeri'. Di konser ini, Anggun menunjukkan kualitas dan totalitasnya sebagai penyanyi berkelas dunia. Panggung ditata minimalis namun hasilnya maksimal, dan didukung oleh tata lampu spektakuler. Anggun membawa musisi-musisinya dari Prancis dan berkolaborasi dengan band akustik Saunine untuk sesi lagu-lagu Indonesia. Konser yang ditonton oleh 5000 orang dan diliput TV Prancis inipun menjadi tolak ukur kualitas konser-konser lainnya di Indonesia.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tiga tahun kemudian, Anggun melakukan promosi album Elevation di beberapa kota besar bertajuk LA Concerts: Anggun Roadshow 2009. Sebagai penggemar berat, saya pun mengikuti penampilannya di Bali dan Bandung. Demikianlah, saya sudah 'kenyang' menonton semua konser Anggun. Saya sudah hapal lagu-lagu mana yang 'pasti' dinyanyikan Anggun di setiap pertunjukannya. Bahkan saya hapal kata-kata yang biasanya diucapkan Anggun selama jeda lagu tertentu. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Meski sudah menonton berkali-kali, entah mengapa saya tetap menantikan penampilan Anggun. Seperti iklan Pantene, balik lagi balik lagi hehehe. Saya selalu kangen dengan suaranya yang merdu dan candanya ketika berinteraksi dengan penonton. Karena itu, saya tidak ingin melewatkan konser tunggal kedua Anggun yang berjudul 'Konser Kilau Anggun', yang diselenggarakan oleh Berlian Entertainment dan disponsori Pantene. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Saya senang mengetahui bahwa kali ini Anggun akan menggunakan orkestra dan menggandeng Art Director Oleg Sanchabakhtiar. Dengan demikian, akan ada aransemen musik dan konsep panggung yang baru. Saya tidak mengharapkan sesuatu yang baru lebih dari itu. Namun ternyata, Anggun memberikan banyak kejutan dalam Konser Kilau Anggun. </span></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDhSiJMnBexq1LJF1FOi359X4oXzyQ0Cdf4GpDJhifRRvDrGh6NekJiG5IeKLOe164x4l-zBHHTIRynffjtrpSLscMhWWYMdrhhrWe1QPUsteSnvp5NDLNu82sSQJBccuwBMblaXQBIK3V/s1600/KKA1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDhSiJMnBexq1LJF1FOi359X4oXzyQ0Cdf4GpDJhifRRvDrGh6NekJiG5IeKLOe164x4l-zBHHTIRynffjtrpSLscMhWWYMdrhhrWe1QPUsteSnvp5NDLNu82sSQJBccuwBMblaXQBIK3V/s320/KKA1.jpg" width="239" /></a></div>
<br />
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">KONSER KILAU ANGGUN</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">27 November 2011</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Plennary Hall - JCC, Jakarta</span></b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada pk 20.15, sesosok wanita bertudung dan berjubah perak-keemasan terlihat berjalan dari tengah tribun melewati area tempat duduk penonton (Gold-Platinum-VIP-Diamond), dan berhenti di'jembatan' ditengah-tengah area Festival. Penonton bertanya-tanya siapa dia dan mulai memanggil nama 'Anggun?!'. Tiba-tiba sosok itu melepas jubahnya dan ternyata dia memang Anggun. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Penonton pun bersorak dan tambah bergemuruh ketika musik pembuka <b style="color: #351c75;">Stronger [01]</b> terdengar. Jembatan itu kemudian berubah fungsi menjadi tangga menuju puncak panggung hidrolik dan Anggun lalu menaikinya. Dengan kostum keemasan rancangan Tex Saverio dan tongkat di tangannya, Anggun tampak berkilau dan berkharisma. Stronger memang lagu pembuka yang pas untuk memanaskan penonton. Di tengah lagu, layar raksasa dibelakang Anggun turun, memperlihatkan 44 musisi orkestra Saunine dan band yang mengiringi Anggun.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tanpa jeda, Anggun menyanyikan <b><span style="color: #351c75;">Impossible [02]</span></b> yang merupakan lagu favorit saya dari album Echoes. Dengan perlahan, panggung hidrolik turun, dan Anggun pun bernyanyi sepanjang panggung utama, sambil menghampiri penonton Festival. Setelah lagu kedua usai, Anggun pun menyapa penonton,"Selamat malam. Aku terakhir konser di Jakarta 5 tahun lalu, tahun 2006. Dan seperti yang terakhir kali, aku tetap deg-degan, nervous. Tapi aku tahu kenapa, karena di sini aku bukan orang asing. Kalian sudah kenal aku lama bahkan dari jaman aku masih pakai celana pendek," ujarnya sambil melihat bagian bawah kostumnya sehingga memancing tawa penonton.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Anggun pun menceritakan tentang kostum yang dikenakannya,"Bagus gak? Desainernya Tex Saverio. Bukan cuma Lady Gaga doang yang dipakein baju sama dia. Eh ngomong-ngomong, tadi pas naik celananya (celana dalamnya) kelihatan enggak? Sedikit? Enggak apa-apa...bonus."</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Anggun lalu memberitahu penonton bahwa konser ini juga dihadiri fans-fansnya dari Prancis dan diliput oleh TV Prancis. Sebagai tuan rumah yang baik, kita harus menyapa mereka dengan bahasa mereka. "Ini kan konser edukatif. Bisa nggak kalian ucapkan 'Bonsoir'? Ngucapinnya sambil monyong-monyong ya. Yuk bareng-bareng '1, 2, 3...bonsoir!'" Penonton pun ikut mengucapkannya sekaligus merasa geli. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">"Karena kalian sudah pintar-pintar, yuk kita lanjutin nyanyinya," ujar Anggun yang kemudian mendendangkan lagu <b style="color: #351c75;">Still Reminds Me [03]</b> dan <b style="color: #351c75;">Buy Me Happiness [04]</b>. Selama lagu ke-empat, di tengah-tengah panggung utama terdapat 3 buah sangkar burung emas kosong tergantung. Mungkin itu melambangkan kondisi dimana seseorang terpenjara oleh citra atau imej dirinya sendiri, sehingga berpura-pura dan tidak jujur pada diri sendiri.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Karena penonton kerap bertepuk tangan sebelum lagunya selesai, Anggun lalu memberikan 'edukasi' tahap dua, tentang bagaimana seharusnya memberikan applause. Menurut Anggun, penonton seharusnya bertepuk tangan setelah lagunya benar-benar selesai dimainkan oleh musisinya. "Mereka juga kan harus dihargai dan setelah itu kasih tepuk tangan yang meriah. Yuk latihan dulu," katanya sambil mengulang bagian akhir lagu "....can't buy me happiness..." beberapa kali sampai penonton paham kapan dan bagaimana memberikan applause yang benar.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Anggun lalu menyanyikan lagu-lagu versi Indonesia dari album-albumnya yaitu <b style="color: #351c75;">Yang Terlarang [05]</b> dan <b style="color: #351c75;">Yang Kutunggu [06]</b>. Anggun menyanyikan lagu keenam sambil duduk di bangku taman di sebelah kanan panggung utama. Menjelang akhir lagu, Anggun melangkah ke bagian dalam panggung utama yang bergerak turun ke ruang ganti kostum. Selama Anggun menghilang, 2 pemain gitar eletrik dan bas memamerkan kegarangan mereka ke depan penonton.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUo4UwC733cwiYqOxHUbWLhaxD4GxvzofWHHS79VJ2yh4QwfwyFPaUhFI8FDi7PF1eWPznj0CDd5HVvLhtdkbmhuJ9sCbDx1yFpeDSjOnbbCp7__Lu9k34iaC6zvF7ZFt8OeryDVhQD3is/s1600/KKA3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUo4UwC733cwiYqOxHUbWLhaxD4GxvzofWHHS79VJ2yh4QwfwyFPaUhFI8FDi7PF1eWPznj0CDd5HVvLhtdkbmhuJ9sCbDx1yFpeDSjOnbbCp7__Lu9k34iaC6zvF7ZFt8OeryDVhQD3is/s320/KKA3.jpg" width="213" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tak lama kemudian, Anggun pun 'naik' ke panggung utama dengan mengenakan gaun elegan rancangan Didit Hediprasetyo, menyanyikan lagu <b style="color: #351c75;">Berkilaulah [07]</b>. Layar dibelakang Anggun dan para musisi memperlihatkan foto almarhum sang ayah, Darto Singo dan nama-nama mereka yang sudah pergi. Selain nama sang ayah, ada juga nama Virginie Auclair (partner kerja) dan Ilham Pohan (fans dari Anggunesia). Beberapa fans tampak sangat terharu mengetahui Anggun masih mengingat salah satu penggemarnya. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dengan terbata-bata Anggun bertutur, "Lagu barusan adalah salah satu lagu yang sulit di album Echoes. Aku tahu kesedihan adalah bagian dari hidup. Siapapun yang meninggalkan kita, memorinya akan tetap hidup."</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Lalu dengan bersemangat, Anggun menceritakan gaun yang baru dikenakannya, ""Eh bajunya bagus enggak? Didi Hediprasetyo." Seorang penonton bertanya, "Batik ya?" Dengan lugas Anggun menjawab, "Ini songket, sayang. Kalian tahu, untuk bikin kain songket sepanjang 25 cm itu butuh waktu 3 hari. Ini berapa meter ya? Kayaknya yang bikin sudah pada pingsan," candanya. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Musisi kemudian memainkan intro lagu <b style="color: #351c75;">Bayang-Bayang Ilusi [08]</b>. Beberapa penonton pun terlihat bernostalgia. Menjelang akhir lagu, Anggun menghampiri cermin yang dipasang di bagian kanan panggung utama dan menyanyi di depan cermin.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Begitu lagu usai, Anggun duduk di depan keyboard di tengah panggung utama. Tiba-tiba seorang penonton Festival berseru, "We love you!" Anggun pun membalas setengah bercanda,""Aku tresno koe. Aduh, mau bilang gitu aja pakai bahasa Inggris," sehingga membuat penonton tertawa. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dengan tenang, Anggun kemudian menceritakan kisah di balik lagu yang akan dibawakannya, <b style="color: #351c75;">Want You to Want Me [09]</b>. "Lagu ini kubuat untuk fans-ku yang suka mengikuti aku, tahu semua tentang aku." Di tengah lagu, tiba-tiba Denada datang turut menyanyikan lagu tersebut bahkan nge-rap. Rasanya agak aneh mendengar lagu lembut mendayu dinyanyikan dengan musik rap oleh Denada. Tapi Anggun dan Denada dapat memadukannya dengan apik. Sayangnya, Denada hanya menyanyikan satu lagu itu saja, padahal kostumnya sudah keren banget!</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Anggun kembali bernostalgia dengan lagu <b style="color: #351c75;">Takut [10]</b>. Namun selama menyanyikan lagu tersebut, Anggun sepertinya mengalami masalah dengan alat audionya. Beberapa kali ia memegang telinganya dan membelakangi penonton. Setelah konser usai, saya baru tahu kalau Anggun sebenarnya sedang sakit. Dan seorang teman di bagian Festival bercerita, ketika Anggun membelakangi penonton, dia sedang batuk. Namun saat itu, Anggun berhasil tidak memperlihatkannya di depan penonton. Makin bertambahlah rasa hormat saya kepada Anggun.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Lagu berikutnya adalah lagu <b style="color: #351c75;">Mimpi [11]</b> yang melambungkan nama Anggun di pentas musik Indonesia, bahkan masuk 150 lagu terbaik Indonesia (#47) sepanjang masa menurut majalah Rolling Stone. Tanpa disuruh pun, para penonton bernyanyi bersama. Anggun menghampiri penonton di area Diamond dan bernyanyi bersama mereka. Di bagian interlude lagu, bunyi saksofon pun mengiringi, membuat lagu ini terdengar sedikit jazzy. </span></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfM9yStqIKJ9TJaXKyvKD3O7Ei6_aeRNv6W67JRmKa-piZwr9PW__rS5f8aV7ut-Ukq3D40Zun6MuD42u8isd979SM327mr3JJVS_5rLKhcUykdoCgZ1W7pzQlYpbOkZLMZTrjkP3v7g7I/s1600/KKA6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfM9yStqIKJ9TJaXKyvKD3O7Ei6_aeRNv6W67JRmKa-piZwr9PW__rS5f8aV7ut-Ukq3D40Zun6MuD42u8isd979SM327mr3JJVS_5rLKhcUykdoCgZ1W7pzQlYpbOkZLMZTrjkP3v7g7I/s320/KKA6.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Nostalgia masih berlanjut dengan lagu <b style="color: #351c75;"><span style="color: #351c75;">Kembalilah </span>Kasih [12]</b>. Anggun pun berduet dengan Armand Maulana yang bersama GIGI pernah meng-cover lagu tersebut secara akustik. Armand datang dari tengah penonton Diamond dan mendapat sambutan meriah dari penonton. Anggun menunggu Armand di atas panggung hidrolik. Selama interlude lagu, Anggun dan Armand berpelukan dan berdansa pelan. Sementara Armand penuh penghayatan, Anggun malah memasang wajah jenaka ke arah penonton. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Usai lagu, Armand pun bercerita,"Setelah 21 tahun, akhirnya gue bisa manggung bareng sama Anggun. Waktu itu manggung di PRJ, dulu masih di Monas, tau gak?" Anggun berusaha mengingat,"Eh iya ya? Kalau Kemayoran dimana?" Penonton pun tertawa. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Armand melanjutkan,"Zaman dulu, main di studionya Andy Ayunir, dulu namanya dia (Anggun) nih Lalala. Soalnya, suka nyender di tembok dan nyanyi cuma bisa la la la. Gue bilang, nih anak malas banget. Tapi, ternyata, setelah cabut ke Paris dia meledak. Gue bangga sama Anggun, yang mengharumkan nama Indonesia," mengundang tepuk tangan penonton.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">"Ada bini gue nih. Mam tenang aja. Dia gak suka Melayu, sukanya bule," canda Armand. Anggun pun menimpali, begitu Armand meninggalkan panggung,"Dewi Gita sungguh beruntung."</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b style="color: #351c75;">Snow on The Sahara [13]</b> adalah lagu wajib karena merupakan lagu yang membuat nama Anggun di kenal di 33 negara. Dari panggung hidrolik di tengah panggung utama, di belakang Anggun, muncullah seorang penari pria dengan kostum ala Bali dan topeng di bagian belakang kepalanya. Kostumnya mengingatkan akan video klip SOTS yang ada penari Bali-nya. Dia membelakangi penonton, menari mundur, menghampiri Anggun. Setelah itu, barulah penonton bisa mengenalinya sebagai Eko Supriyanto, yang pernah menjadi penari latar konser Madonna. Menjelang akhir lagu, Anggun berjalan ke bagian dalam panggung utama untuk turun dan berganti kostum. Selama Anggun menghilang itu, Eko terus menari diiring musik di atas panggung hidrolik.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tanpa terputus, musik terus mengiringi, memasuki lagu <b style="color: #351c75;">Year of The Snake [14]</b>, sebuah lagu tentang tragedi WTC di tahun ular, tahun 2001. Anggun pun muncul kembali dan Eko pun mundur ke belakang sambil menari. Lagu usai, dengan manja Anggun bertanya,"Eh bagus gak bajuku? Ini buatan Mel Ahyar," sambil berpromosi.</span></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4UJI_5K4H7n7k9IAXDPlxdWcCdPnCLCmKaDb89tzv4VcGJv46ugZWc5I3k6q8RRFuI5jCxmqa3H8B6GRxv9jFDunQ6-rMq5pmpxRNqUvS09P9UjN-vLRVPEo_c4WOAnCv_nTKc75EdXV9/s1600/KKA5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4UJI_5K4H7n7k9IAXDPlxdWcCdPnCLCmKaDb89tzv4VcGJv46ugZWc5I3k6q8RRFuI5jCxmqa3H8B6GRxv9jFDunQ6-rMq5pmpxRNqUvS09P9UjN-vLRVPEo_c4WOAnCv_nTKc75EdXV9/s320/KKA5.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Anggun pun menyanyikan lagu selanjutnya <b style="color: #351c75;">Weapon [15]</b>. Dengan sepatu boot dan lagu yang upbeat, Anggun terlihat seperti Wonder Woman. Tanpa jeda, Anggun lanjut menyanyikan <b style="color: #351c75;">Hanyalah Cinta [16]</b> dan <b style="color: #351c75;">Mantra [17]</b>, satu-satunya lagu dari album Luminescence yang dinyanyikan malam itu. <b style="color: #351c75;">Jadi Milikmu [18]</b> pun ditampilkan dengan nuansa rock-orkestra, benar-benar beda! </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tak terasa sudah 18 lagu dinyanyikan. Anggun pun berpura-pura pamit dan turun dari panggung hidrolik bagian tengah panggung. Tapi penonton belum puas dan berteriak, "We want more!" selama kira-kira 1 menit. Begitu Anggun kembali, penonton pun histeris.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Anggun mengejutkan penonton dengan menyanyikan lagu dari salah satu lagu favoritnya, <b style="color: #351c75;">Rolling in The Deep [19]</b>. Dengan iringan orkestra, Anggun membawakan lagu Adele tersebut dengan gayanya sendiri. Anggun lalu meminta penonton berdiri.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">"Sebelum benar-benar menutup konser ini," yang langsung disela oleh protes penonton, "saya ingin berterima kasih untuk tim kerja yang membuat semua ini terjadi," ujar Anggun yang lalu menyebutkan nama-nama mulai dari Art Director hingga para musisinya. Tak lupa, Anggun juga berterima kasih kepada penonton yang sudah datang.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Intro lagu yang tidak asing lagi pun terdengar, <b style="color: #351c75;">Tua Tua Keladi [20]</b>. Seorang kru dengan cepat membawakan Anggun topi baret coklat. Anggun pun terkejut, sambil tertawa dia pun memakainya disambut tepuk tangan riuh penonton. Anggun mengajak penonton menyanyikan bersama lagu yang tidak pernah usang oleh waktu itu. Seluruh gedung terasa bergetar ketika semua penonton menyanyikan lagu itu dengan lantang. Saatnya konser benar-benar berakhir. </span></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDxyS_S7Va-F6wQNPWhOH8AGE_NvvgUe_HHVSXIPowRiFoEAPgnPngyRm5jIFmWsdvAsWwkm8kOA73sqOXlLN3YitzZ1STxksyDgmIhuMhY0XPzYuzwbYxsB2gy5EgKedkfqrbgspg8iPl/s1600/KKA7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDxyS_S7Va-F6wQNPWhOH8AGE_NvvgUe_HHVSXIPowRiFoEAPgnPngyRm5jIFmWsdvAsWwkm8kOA73sqOXlLN3YitzZ1STxksyDgmIhuMhY0XPzYuzwbYxsB2gy5EgKedkfqrbgspg8iPl/s320/KKA7.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Secara keseluruhan, saya puas dengan konser ini. Semua lagu terasa mengalir begitu saja, sampai tak terasa sudah 20 lagu dinyanyikan. Saat yang menyenangkan memang selalu terasa lebih singkat. Kemampuan dan kualitas vokal Anggun tidak perlu diragukan lagi. Ketika beberapa teman sesama penggemar menyangsikan kesiapan Anggun untuk konser karena mepetnya waktu, saya tetap percaya akan kemampuan dan pengalaman Anggun. Dan terbukti, meski sedang sakit, Anggun bisa menyanyikan 20 lagu dengan vokal prima. Saya juga terhibur dengan interaksi Anggun dan penonton. Karena itulah di artikel ini saya berusaha menuliskan kembali semua monolog Anggun di atas panggung. Saya juga salut atas penampilan para musisi yang terlibat, yang membuat konser ini terdengar megah dan memberikan dimensi baru terhadap lagu-lagu Anggun yang saya akrabi. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Senang juga melihat beraneka jenis penonton yang berdatangan bukan hanya dari Jakarta, tapi juga dari berbagai propinsi, bahkan dari luar negeri seperti Prancis, Amerika Serikat, Australia, dan Malaysia. Rentang usia para penonton pun sangat lebar, mulai dari usia 8 tahun hingga 55 tahun. Saya bahkan bertemu dengan fans putri kelas 1 SMP yang nekad pergi sendirian ke konser. Dia dengan lantang berkata,"Biar masih SMP, aku ngefans Mbak Anggun sejak TK lho!"</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Anggun memang pernah berkata,"Aku dan fans itu sudah seperti keluarga. Mereka memanggilku Mbak." Ah Anggun, we love you! Eh...kami tresno koe!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /></div>
<div style="text-align: center;">
Video: Anggun - Rolling in The Deep</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/dwAbtdRpnSA?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<br />
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">CATATAN PENULIS</span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ada beberapa kritik membangun yang perlu saya sampaikan:</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">1. Ada lagu-lagu hit yang tidak dinyanyikan, seperti Kembali dan In Your Mind. Anggun memilih untuk lebih banyak menyanyikan lagu-lagu dari album Echoes. Tidak masalah, buat saya itu adalah penyegaran. Namun sayangnya, Anggun masih menyanyikan lagu-lagu jadul yang sama yang dinyanyikan saat Konser Untuk Negeri (plus lagu Kembalilah Kasih). Tadinya saya berharap Anggun menyanyikan lagu jadul lain seperti Nafas Cinta.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">2. Saya suka sekali melihat Anggun bermain piano, maka saya agak kecewa ketika Anggun hanya memainkan piano untuk lagu Want You to Want Me, bukan dengan grand piano lagi.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">3. Konsep tata panggung sudah bagus, ada panggung hidrolik, dekorasi, dan lainnya, berbeda dengan Konser Untuk Negeri yang sangat minimalis. Sayang, hasil akhirnya kurang rapi. Misalnya, panggung hidroliknya kelihatan oleh penonton Festival terbuat dari triplek, bentuk 'bulan' di latar belakang tidak bulat sempurna. Semestinya bisa terlihat lebih profesional.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">4. Tata lampunya kurang dieksplorasi secara maksimal. Di Konser Untuk Negeri, tata lampu justru menjadi salah satu kekuatan utama yang menghidupkan lagu sekaligus menutupi bagian-bagian 'kosong' dari panggung dan personel yang minimalis.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">5. Penonton harus mengantri 2 kali, di pintu masuk gedung dan di pintu masuk ruang konser. Lama pula, sampai jadwal mulai konser pun terlambat 1 jam karena harus menunggu penonton masuk. Begitu konser dimulai, belum semua penonton duduk memasuki ruangan konser. Akibatnya terlihat bangku-bangku belum terisi saat wartawan mendokumentasikan konser dan para penontonnya. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">6. Promosi konser Anggun juga minim, lebih banyak lewat twitter (Berlian, Pantene, Anggunesians) dan beberapa kali teleconference Anggun dengan wartawan. Publikasi mulai intens pada saat Anggun datang beberapa hari sebelum konser. Meski demikian, konser Anggun tetap dihadiri ribuan orang. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">7. Sebagai bagian dari Anggunesia, saya sedikit kecewa dengan kurangnya komunikasi dan koordinasi pihak promotor. Promotor menghubungi kami via email hanya ketika mengumumkan penjualan tiket presale dan penggunaan desain poster konser. Mereka tidak memberikan informasi tentang konferensi pers dan meet & greet sampai kemudian kami menanyakan sendiri kepada mereka. Antar personel juga kurang koordinasi, si A ngomong ini, si B ngomong itu. Bahkan akun twitter kami tidak difollow oleh mereka, akun twitter bertujuan saling tukar-menukar dan melengkapi informasi. Banyak sekali fans Anggun yang menanyakan soal konser kepada kami, dan kami pun seolah-olah menjadi 'humas' tidak resmi bagi promotor. Fans club semestinya digandeng oleh promotor karena mereka dapat melakukan promosi dengan lebih efektif.</span></div>
<br />
<br />
<b>Credits:<br />Photos: Mike Sitorus & @antishagg<br />Video: Jason21</b></div>ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-31521366052235935962011-11-29T12:14:00.001+07:002011-11-29T13:51:07.118+07:00Hi Lady Gaga, Hola Shakira!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMMg8clYwm_fkOqwCqO5migRQmW5zyx9ts45OmcyDggGMIXU8vLOLRf8xj56fshPSSO9iOEXgMaRHT5TpqD8nfm8tIP70FCIoZcbBxoIto3xOEGIYHK7ML6-GSvgNo8mb9gFgR7e-tRPea/s1600/LGShakira.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="163" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMMg8clYwm_fkOqwCqO5migRQmW5zyx9ts45OmcyDggGMIXU8vLOLRf8xj56fshPSSO9iOEXgMaRHT5TpqD8nfm8tIP70FCIoZcbBxoIto3xOEGIYHK7ML6-GSvgNo8mb9gFgR7e-tRPea/s320/LGShakira.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Lady Gaga dan Shakira. Dua penyanyi dengan imej yang bertolak belakang, seperti langit dan bumi, daratan dan lautan, utara dan selatan, Yin dan Yang. Tapi saya menyukai musik mereka. Musik Lady Gaga merupakan electro-pop dengan lirik-lirik gelap dan penuh dengan sarkasme. Sedangkan musik Shakira lebih beragam, perpaduan kompleks antara pop, rock, Latin, Arab, reggaeton dan merengue. Lirik-lirik lagunya be-rima dan pilihan katanya kadang mengundang tanya.</span><br />
<br />
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
Vokal Lady Gaga mengingatkan saya akan suara Cher, tapi dengan kemampuan meliuk hingga nada-nada tinggi. Shakira memiliki vokal vibrato dan mampu ’menyemburkan’ frase demi frase dengan kecepatan peluru. Jika Lady Gaga kerap bereksperimen dengan pakaian-pakaiannya, Shakira bereksperimen dengan musiknya yang membuat setiap albumnya terdengar berbeda.</div>
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<a name='more'></a><br />
Meski demikian, mereka memiliki persamaan, misalnya dapat menciptakan lagu-lagu mereka sendiri. Lady Gaga dapat memainkan piano, sedangkan Shakira memainkan gitar atau harmonika. Baik Lady Gaga maupun Shakira sama-sama dapat berdansa. Mereka berdua merupakan performer yang luar biasa di atas panggung. Namun Shakira memang lebih berpengalaman konser dibanding Lady Gaga, terlihat dari kemampuannya mengatur nafas meski menyanyi dan menari hampir non-stop selama 2 jam.<br />
<br />
Karena menggemari keduanya, saya pun terbang ke London guna menyaksikan konser Lady Gaga (tanggal 17 Desember 2010) dan Shakira (tanggal 20 Desember 2010) di O2 Arena yang berkapasitas 20 ribu penonton. Kedua konser tersebut begitu berbeda satu sama lain. Konser Lady Gaga begitu spektakuler dengan tata panggung yang wah, outfit yang rumit, dan sederetan penari latar. Konser Shakira lebih simpel, namun lebih kaya dan berani dalam aransemen musik.<br />
<br />
Saya akan membahas keduanya satu per satu.<br />
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB3_KlCynNNotGG5BZcFIMa2243GUp4n98_Zy9cCgIMRjjgpyzXLR8iZzS1kOKkJHqUFXuzjlc_CatHQwOhouX1w1EKUu3NxGwr3pEDYDBdO2sVepTWA5BPx10RI6h1uNyEfXedZREh4c1/s1600/LGShakira3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB3_KlCynNNotGG5BZcFIMa2243GUp4n98_Zy9cCgIMRjjgpyzXLR8iZzS1kOKkJHqUFXuzjlc_CatHQwOhouX1w1EKUu3NxGwr3pEDYDBdO2sVepTWA5BPx10RI6h1uNyEfXedZREh4c1/s320/LGShakira3.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-rcLYrNTND991Lo8rtePZG6QWLanTH39ojh6_VD6HindRqIKAhnNBZMoAbTEDzp6P75F67It7MUpjLRbHIQJOSs80TpMikxklwCWpsHiDE0Bv6mehNcWZHNaAJ7lj1WbBbbIfR7_YzGay/s1600/LGShakira2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<b>LADY GAGA: THE MONSTER BALL TOUR<br />17 Desember 2010 – O2 Arena, London</b><br />
<br />
Siapa yang tidak kenal Lady Gaga? Penyanyi bernama asli Stefani Germanotta ini terkenal akan lagu-lagu hitnya, seperti Pokerface, Paparazzi, Telephone, Bad Romance, dan lain-lain. Dia juga dikenal dengan aksi sensasionalnya dan gaya pakaiannya yang kontroversial. Di satu sisi, sensasi-sensasi itu membuatnya menjadi pusat perhatian. Namun di sisi lain, hal itu juga membuat kemampuan bermusiknya diremehkan sebagian orang. Karena itulah, ketika saya menemukan video Lady Gaga bermain piano sambil menyanyikan Paparazzi dalam salah satu promonya di Australia, saya begitu terkejut. Karena dia bermain piano dengan ahlinya dan dengan kualitas vokal yang luar biasa.<br />
<br />
Seketika itu juga saya berpikir bahwa pakaian yang dikenakannya dan sensasi yang dibuatnya mungkin hanyalah polesan belaka. Sebuah bagian dari strategi pemasaran untuk membuatnya berbeda dari ratusan penyanyi berbakat lainnya yang dimiliki Amerika Serikat. Saya mulai menghargai kemampuan musiknya, tetapi tetap tidak peduli dengan sensasi atau kontroversi yang dibuatnya.<br />
<br />
Bagi saya, kualitas dan totalitas seorang penyanyi bisa kelihatan dari konsernya, bukan dari jumlah album terjual ataupun posisi single-nya di tangga lagu. Karena itulah, saya tidak ingin melewatkan kesempatan menonton konser Lady Gaga di salah satu venue paling prestisius di dunia, yakni O2 Arena London. Konser yang saya hadiri merupakan konser ke-empat Lady Gaga di tempat yang sama dan di tahun yang sama. Sehari sebelumnya, dia juga tampil di venue yang sama. Di masing-masing konser itu dia menyanyi, menari dan bermain piano selama hampir dua jam. Jadi bisa dibayangkan betapa besar stamina yang dimilikinya untuk melakukan konser dua hari berturut-turut.<br />
<br />
Panggung Monster Ball Tour terdiri dari dua bagian yaitu panggung utama dan catwalk. Pada awalnya panggung utama ditutup dengan semacam layar yang memproyeksikan beberapa pose Lady Gaga dalam gambar hitam putih. Lalu terdengarlah intro lagu Dance in The Dark dan penonton pun bersorak. Perlahan layar terangkat dan terlihatlah sosok Lady Gaga. Pembukaan konser yang nendang banget!<br />
<br />
Lady Gaga menyanyikan dan menarikan 18 lagu. 2 lagu di antaranya dinyanyikan sambil bermain piano, yaitu ‘Speechless’ dan ‘You and I’ yang akan dimasukkan ke dalam album berikutnya ‘Born This Way’. Meski bernyanyi sambil bermain piano, bukan Lady Gaga namanya kalau tidak melakukan hal aneh-aneh. Dia menungging, mengangkangi bahkan menginjak tuts piano. Kalau Anda tidak ’tega’ melihat aksi brutalnya, tutup mata saja. Tapi bukalah telinga lebar-lebar, karena vokalnya mantap dan permainan pianonya indah walau ’sedikit’ kasar.<br />
<br />
Bisa dibilang, hampir setiap 2-3 lagu, Lady Gaga berganti kostum. Karena beberapa kostumnya rumit (atau ribet?), jeda waktunya cukup panjang dan diisi dengan musik instrumental atau video. Penonton pun bersabar karena tahu akan disuguhi penampilan hebohnya. Setting panggungnya pun kerap berganti, mulai dari lampu-lampu neon khas kota besar, hutan di malam hari, hingga ikan (piranha?) raksasa.<br />
<br />
Saya juga melihat sisi lain seorang Lady Gaga, yakni dia sangat perhatian terhadap para penggemarnya. Meski memasang wajah dingin sepanjang konser, dia intens berkomunikasi dengan mereka, menceritakan kisah dibalik sebuah lagu, bersenda gurau, menerima pemberian fans bahkan membacakan tulisan yang ada. Tidak heran jika dia memiliki penggemar fanatik yang menyebut diri mereka ’little monsters’, mengacu pada judul album kedua, The Fame Monster.<br />
<br />
Namun karena Lady Gaga menggunakan head-microphone (maaf saya tidak tahu istilah yang tepat), suaranya yang kehabisan nafas seusai bernyanyi dan berdansa jadi terdengar jelas. Mungkin masalah kecil ini bisa diatasi jika dia sedikit menjauhkan mic-nya dari bibirnya ketika mengambil nafas. Itu satu-satunya kritik saya untuk konser ini.<br />
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-rcLYrNTND991Lo8rtePZG6QWLanTH39ojh6_VD6HindRqIKAhnNBZMoAbTEDzp6P75F67It7MUpjLRbHIQJOSs80TpMikxklwCWpsHiDE0Bv6mehNcWZHNaAJ7lj1WbBbbIfR7_YzGay/s1600/LGShakira2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-rcLYrNTND991Lo8rtePZG6QWLanTH39ojh6_VD6HindRqIKAhnNBZMoAbTEDzp6P75F67It7MUpjLRbHIQJOSs80TpMikxklwCWpsHiDE0Bv6mehNcWZHNaAJ7lj1WbBbbIfR7_YzGay/s320/LGShakira2.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<b>SHAKIRA: THE SUN COMES OUT TOUR<br />20 Desember 2010 – O2 Arena, London</b><br />
<br />
Kita mulai mengenal Shakira Isabel Mebarak Ripoll ketika dia merilis album berbahasa Inggris pertamanya Laundry Service tahun 2001 dengan hitsingle ‘Whenever, Wherever’. Pada tahun 2006, Shakira merilis album dalam 2 versi, yaitu versi bahasa Inggris dan bahasa Spanyol, dengan single terlaris abad 21 ‘Hips Don’t Lie’, lagu yang juga dinyanyikannya pada acara penutupan Piala Dunia 2006 di Jerman. Shakira sepertinya berjodoh dengan sepakbola, karena awal tahun lalu FIFA memilihnya untuk menyanyikan lagu resmi Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Lagu ‘Waka Waka (This Time for Africa)’ menjadi nomor 1 di banyak negara, videonya di Youtube dilihat lebih dari 260 juta kali dan single-nya menjadi single Piala Dunia terlaris sepanjang masa.<br />
<br />
Saya juga mulai tertarik dengan Shakira gara-gara Waka Waka. Setelah membaca biografi dan beberapa artikel wawancaranya, saya baru menyadari bahwa Shakira bukan sekedar penyanyi seksi bersuara unik. Shakira ternyata juga seorang pencipta lagu, gitaris, drummer, pemain harmonika, produser dan lebih dari itu, dia juga seorang dermawan. Pada tahun 1995, dia mendirikan Pies Descalzos Foundation yang membangun dan mengelola sekolah gratis untuk anak-anak miskin di Kolombia hingga sekarang.<br />
<br />
Kemudian setelah menyaksikan beberapa penampilannya di festival musik Glastonbury dan Rock in Rio Madrid, terlihat bahwa dia memiliki karisma besar dan kemampuan panggung kelas dunia. Sesuatu yang wajar mengingat dia sudah berada di industri musik selama hampir 20 tahun dan sudah empat kali menggelar tur dunia.<br />
<br />
Karena alasan-alasan itulah, saya tertarik menonton konser Shakira di O2 Arena London pada tanggal 20 Desember lalu yang bertema: ’The Sun Comes Out Tour’. Judul yang awalnya terasa lucu karena dilaksanakan pada saat musim dingin. Tetapi begitu menonton konsernya, atmosfer kehangatan dan kegembiraan memang begitu terasa seperti suasana musim panas. Hampir semua penonton di area tribun ikut berdiri dan berdansa sepanjang konser.<br />
<br />
Shakira dikenal praktis. Karena itu, dia tidak memakai outfit yang dapat menghambat gerakannya dan tidak menggunakan tata panggung yang berlebihan. Bahkan dia bertelanjang kaki setelah lagu kelima. Panggungnya terdiri dari panggung utama dan catwalk, serta dilengkapi dengan layar monitor raksasa sebagai latar belakang. Layar ini memproyeksikan wajah dan tubuh Shakira secara close-up, serta dapat membelah dan di tengah-tengahnya muncul topeng raksasa dalam 3 dimensi.<br />
<br />
Selain panggung yang ’sederhana’, Shakira juga hanya didampingi dua orang penari profesional dan musisi-musisi yang sudah dikenalnya sejak lama. Acungan jempol juga pantas dialamatkan untuk para musisinya. Beberapa lagu diaransemen ulang menjadi sangat berbeda dengan di albumnya. Di nomor Why Wait misalnya, terdapat perpaduan unsur musik rock dan Arab. Lagu Whenever, Wherever terdengar seperti musik heavy-metal yang kemudian dipadukan dengan lagu Unbelievable dari EMF. Kemudian favorit saya adalah ketika Shakira meng-cover lagu Metallica ‘Nothing Else Matters’ dengan irama latin dan dimainkan secara akustik. Shakira secara total menyanyikan 19 lagu dan 2 cuplikan lagu, yakni Unbelievable (EMF cover) dan Despedida. Dia juga memainkan gitarnya di nomor Inevitable dan harmonika untuk Te Dejo Madrid dan Gipsy.<br />
<br />
Selain memanjakan mata dan telinga penontonnya, Shakira juga berinteraksi dengan mereka sejak awal konser. Sambil bernyanyi Pienso En Ti, dia memasuki panggung dari tengah-tengah penonton, memberi pelukan, senyuman dan jabatan tangan untuk para penonton yang beruntung. Selain itu, di tengah-tengah lagu ’Whenever, Wherever’, Shakira memilih 4 gadis dari kerumunan penonton dan mengajari mereka berdansa. Terakhir, ketika menyanyikan lagu penutup Waka Waka, terdapat sekitar 12 orang penggemar yang ikut berdansa di atas panggung. Ke-12 orang ini adalah mereka yang beruntung memenangkan kontes di majalah atau radio. Saya salut dengan upaya keras Shakira untuk memberikan pengalaman tak terlupakan bagi sebagian penggemarnya.<br />
<br />
Meski Shakira tidak banyak bicara pada saat konser, dia tidak henti-hentinya tersenyum dan terkadang matanya bersinar jenaka. Dia selalu berhasil mengajak semua penonton untuk bergoyang atau mengikuti gerakan tangannya. Aura kehangatan dan keceriaan begitu terasa bahkan hingga konser berakhir. Beberapa penonton masih bermain-main dengan confetti, ada pula yang berdansa. Saya melihat senyuman puas di wajah mereka.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
</div>ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-69682257871745316092011-11-18T12:24:00.001+07:002011-11-18T16:26:34.133+07:00Bepergian Sendiri ke Australia? Siapa Takut!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0AmL77hu-yr7iTNY7ItENS6lb31vOOkSkta8TSm0vwa-cwh5FsqCFNCLJlrJHi5xwVmt_f63cGyYvqG2f3hmsHqW4mMif1d-BDn2ZFA1HQiTsHo6bKl5vHelP-GtbwJk5lIheiI4d7oYo/s1600/AussieTips.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0AmL77hu-yr7iTNY7ItENS6lb31vOOkSkta8TSm0vwa-cwh5FsqCFNCLJlrJHi5xwVmt_f63cGyYvqG2f3hmsHqW4mMif1d-BDn2ZFA1HQiTsHo6bKl5vHelP-GtbwJk5lIheiI4d7oYo/s320/AussieTips.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sekarang ini, bepergian sendiri atau budget travelling ke luar negeri menjadi alternatif pilihan selain menggunakan jasa travel agent. Ada beberapa alasan mengapa orang memilih budget travelling, yaitu faktor biaya yang relatif lebih murah, faktor kebebasan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang lebih diminati, dan keinginan untuk berinteraksi dengan penduduk setempat. Apalagi sekarang mudah sekali mencari informasi tentang negara yang ingin dikunjungi di internet.</span><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Namun bepergian sendiri juga berarti mengurus segala sesuatunya sendiri, mulai dari mengurus visa, penerbangan, akomodasi, transportasi dan makanan. Bagi sebagian orang, urusan-urusan seperti itu merepotkan dan lebih suka menyerahkannya kepada travel agent. Bagi mereka, yang penting adalah sampai ke tempat wisata, foto-foto, belanja, dan beli oleh-oleh. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tapi bagi budget traveler, merencanakan dan menyiapkan segala sesuatunya merupakan tantangan tersendiri. Bahkan ada juga yang tidak merencanakan sama sekali, yang penting sampai dulu. Menginap dan makan dimana, mau kemana, naik apa...itu urusan nanti. Apapun jenis budget travelling yang Anda pilih, semuanya mengasyikkan kok. Saya ingin berbagi sedikit tentang pengalaman saya waktu bepergian ke Australia tahun lalu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b> >>> VISA AUSTRALIA</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Untuk visa, Anda bisa memilih menggunakan jasa travel agent atau mengurus sendiri. Apabila menggunakan jasa travel agent, biayanya sekitar Rp 1,4 juta. Bila ingin mengurus sendiri, silakan kunjungi situs AVAC (Australia Visa Application Center): <a href="http://www.vfs-au-id.com/">http://www.vfs-au-id.com/</a> untuk mengetahui jenis visa dan cara pengajuan aplikasi visa. AVAC beralamat di:</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><b style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Plaza ASIA, Lt. 22, Zone C</span></b><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jalan Jendral Sudirman Kav 59</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jakarta 12190</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hari Kerja dan Jam Kerja: Senin – Jumat, 08.30 - 16.00 (Kecuali Hari Libur)</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Penyerahan Permohonan Visa: Individual: 08.30 – 16.00</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pengambilan: Individual: 14.00 – 16.00</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Email: info.diacid@vfshelpline.com</span></div>
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Setiap jenis visa yang diajukan memiliki persyaratan-persyaratan tersendiri. Untuk kunjungan wisata dengan periode di bawah 3 bulan, jenis visanya adalah Visa Sementara - Turis (subclass 676) dengan persyaratan berikut:</span><br />
<ol style="text-align: left;">
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Form Aplikasi 48R (bisa diunduh di<a href="http://www.indonesia.embassy.gov.au/jakt/Checklist_Visitor.html" target="_blank"> http://www.indonesia.embassy.gov.au /jakt/Checklist_Visitor.html</a>)</li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bukti pembayaran Visa (Rp 1,05 juta berdasarkan <a href="http://www.indonesia.embassy.gov.au/jakt/VisaFees.html">http://www.indonesia.embassy.gov.au/jakt/VisaFees.html</a>) </li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Paspor yang masih berlaku (minimal 7 bulan) dan paspor sebelumnya (jika ada)</li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pas Photo berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 lembar terbaru</li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Fotokopi Kartu Keluarga</li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Surat sponsor (dalam bahasa Inggris) dari perusahaan lengkap dengan Kop Surat perusahaan dengan tanda tangan penjamin dan cap perusahaan. Untuk sponsor perorangan tanpa kop surat, cukup dengan tanda tangan dan Materai Rp. 6000. Surat sponsor harus berisikan: nama, jabatan, lama bekerja, gaji, periode cuti, dan siapa yang mendanai perjalanan Anda (perusahaan atau Anda sendiri).</li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bagi anda yang memiliki Perusahaan sendiri, harus menyertakan Surat Izin Usaha</li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Untuk istri yang pergi tanpa suami harus ada surat ijin dari suaminya.</li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Untuk kunjungan keluarga harus disertai bukti fotocopy passport dan Visa atau bukti Kartu Identitas keluarga yang akan dikunjungi.</li>
<li><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bukti Keuangan 3 bulan terakhir yang cukup mendanai perjalanan Anda (untuk menunjang disetujuinya visa, sebaiknya minimal dana Anda ada: Rp 1 juta x lama hari kunjungan) </span></span></li>
</ol>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tambahan data yang mendukung semakin disetujuinya aplikasi Anda:</span><br />
<ol style="text-align: left;">
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bukti booking tiket pesawat PP</li>
<li><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bukti booking akomodasi/ hotel/ hostel (bila bukan kunjungan keluarga)</span></span></li>
</ol>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Lama pemrosesan aplikasi visa adalah antara 10 - 14 hari kerja.</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlOmsB0oTT81hnHlDNwzQmt43OjFluRd2ypOO22ALsx_vilZlzE-f7LNRPH3kolDMbsfiF5s4Ik0NXF8eH2JJzo04NKDUFAIC479ZZyuHYvsreHWQw4O57VLJUMNgkZS8t_GfuIbjJahCP/s1600/AussieTips6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlOmsB0oTT81hnHlDNwzQmt43OjFluRd2ypOO22ALsx_vilZlzE-f7LNRPH3kolDMbsfiF5s4Ik0NXF8eH2JJzo04NKDUFAIC479ZZyuHYvsreHWQw4O57VLJUMNgkZS8t_GfuIbjJahCP/s320/AussieTips6.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b>>>> PENERBANGAN</b></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Cukup banyak maskapai penerbangan murah ke Australia, apalagi dari Denpasar yang merupakan tujuan favorit anak-anak muda Australia. Saya akan menyebutkan beberapa contoh:</span><br />
<ul>
<li><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.jetstar.com/" target="_blank">JetStar</a> </span></li>
<li><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.airasia.com/" target="_blank">Air Asia</a></span></li>
<li><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.virginaustralia.com/" target="_blank">Virgin Australia</a></span></li>
</ul>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tinggi-rendahnya harga tiket pesawat tergantung high-season atau low-season. Kadang-kadang mereka menawarkan harga promo pada saat tertentu. Semakin dekat jarak antara waktu pembelian tiket dan tanggal keberangkatan, harganya tambah mahal. Mereka juga menawarkan beberapa pilihan bagasi dengan biaya yang berbeda.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tiket penerbangan murah biasanya dibeli lewat internet dan dibayar saat itu juga. Padahal visanya belum tentu disetujui. Disisi lain, bukti booking pesawat juga diperlukan untuk memperbesar kemungkinan disetujuinya visa. Saran saya, sebelum Anda membeli tiket pesawat online, sebaiknya hubungi:</span><br />
<ol>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Travel agent untuk booking pesawat PP ke Australia. Minta print-outnya dan gunakan itu dalam pengajuan aplikasi visa (dengan catatan Anda mengajukan visa sendiri). Begitu visanya disetujui, batalkan saja booking pesawat tersebut dan Anda bisa memesan tiket pesawat yang lebih murah secara online. Atau,</li>
<li><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Maskapai bersangkutan dan booking pesawat PP. Alamat kantor Jetstar: Prudential Tower 19th Floor, JLN. Jendral Sudirman Kav.79, Jakarta (Telp: +62 21 2555 6300). Sedangkan AirAsia bisa dihubungi via telp </span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">+62 21 2927 0999.</span><br />
</span></li>
</ol>
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">>>> AKOMODASI</span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hostel menjadi alternatif selain menginap di hotel karena biayanya lebih murah, walau harus berbagi kamar dengan orang lain. Hostel umumnya memiliki kamar khusus tamu perempuan. Hostel juga memungkinkan tamunya untuk berinteraksi dengan turis lain dari berbagai negara. Informasi mengenai hostel dapat diperoleh di situs <a href="http://www.hostelbooker.com/">http://www.hostelbooker.com</a> atau <a href="http://www.hostelworld.com/">http://www.hostelworld.com</a>.</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Di situs-situs tersebut, informasi hostel disajikan dengan lengkap, mulai dari foto, alamat, fasilitas, lokasi (Google Map & Google Street) dan rekomendasi penghuni hostel. Sebelum memesan hostel secara online, pastikan:</span></div>
</div>
<ol style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<li>Lokasinya dekat dengan stasiun dan pusat atraksi turis sehingga bisa ditempuh dengan berjalan kaki. (lihat di Google Map)</li>
<li>Lokasinya berada di sisi atau dekat jalan utama (lihat di Google Street). Hindari hostel yang sepertinya kurang aman dilewati saat malam hari.</li>
<li>Rekomendasi yang baik dari bekas pengguna hostel. Baca baik-baik karena biasanya mereka dengan obyektif membahas hal-hal detil seperti kebersihan kamar dan toilet, penggunaan dapur dan fasilitas lainnya, pelayanan petugas hostel, dan sebagainya. </li>
<li>Untuk yang perempuan, usahakan dapat female dorms demi kenyamanan dan keamanan 'negara'. </li>
<li>Hot-shower, ini penting terutama di musim dingin, semi dan gugur. Karena dinginnya itu keterlaluan banget. </li>
<li>Ada-tidaknya fasilitas tambahan (opsional) seperti: </li>
</ol>
<ul style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sarapan atau dapur. Ada hostel yang tidak memberikan sarapan secara gratis, namun ada juga yang dilengkapi dapur. Turis bisa membeli bahan-bahan makanan dan memasaknya di dapur hostel. </span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Loker/lemari pribadi untuk menyimpan barang berharga. Siapkan gembok kecil untuk menguncinya. Kalaupun tidak ada, bawa saja tas kecil berisi barang berharga setiap ke kamar mandi. Tapi teman2 sekamar saya dari Eropa malah cuek menaruh ponsel atau laptop mereka begitu saja.</span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Internet atau WIFI. Ada yang gratis, ada yang bayar. Kalau gratis, siap-siap antri. Kalau bayar, lebih baik internet-an di warung internet deh. Karena internet hostel itu, kalau gak mahal ya lemot.</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOZa7_WZMKZ1DpLs56wj34TSBwCwPyZHXvafUqgyA5qP_w94yTAvMn177vlxnQgkcDsbc-Pm1nIH2cM6R_Y_DY9nNMQsJ-1x4mGcQTdIs3CRuW3uXrSq0-pdVF7ZKGUTqCBIPUNt6vJO6L/s1600/AussieTips3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOZa7_WZMKZ1DpLs56wj34TSBwCwPyZHXvafUqgyA5qP_w94yTAvMn177vlxnQgkcDsbc-Pm1nIH2cM6R_Y_DY9nNMQsJ-1x4mGcQTdIs3CRuW3uXrSq0-pdVF7ZKGUTqCBIPUNt6vJO6L/s320/AussieTips3.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">>>> TRANSPORTASI</span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Saya pribadi lebih suka naik kereta daripada bis untuk menghindari risiko nyasar. Namun kalau ada trem atau bis gratis, ya harus dimanfaatkan dong. Karena itu carilah informasi tentang alat-alat transportasi di internet atau ambil brosurnya di bandara atau lobi hostel. Untuk kereta, bisa dilihat di <a href="http://www.railmaps.com.au/">http://www.railmaps.com.au</a>. Baik bis maupun kereta sama2 menggunakan tiket prepaid yang dapat dibeli di stasiun atau mesin tiket. Minimarket juga menjual tiket bis. Tiket prepaid itu memiliki sensor yang ditempelkan ke pintu masuk stasiun atau bis. Jadi jangan harap bisa nyogok kondektur di kereta. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Selain mengunduh peta jalur kereta, saya juga mencari informasi dan peta obyek-obyek wisata di internet. Dengan demikian, saya dapat mengetahui stasiun mana yang terdekat dengan obyek wisata. Karena harga tiket kereta lumayan mahal antara AUD 2 – 7, sebelum membelinya, buatlah rencana hari itu mau pergi kemana.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Namun bila ingin mengunjungi obyek wisata di luar kota seperti Blue Mountain (dekat Sydney) atau Great Ocean Road (dekat Melbourne), sebaiknya menggunakan jasa tur lokal. Kita dapat memesan tur secara online atau bisa juga minta tolong petugas hostel untuk memesankan tur tersebut. Biasanya agen tur bekerjasama dengan hostel dan menyediakan fasilitas antar-jemput. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Selain itu, penting juga mengetahui alat transportasi (selain taksi) dari bandara ke pusat kota. Sydney memiliki jalur kereta dan bis, sedangkan Perth dan Melbourne hanya mempunyai bis (airport bus/shuttle bus). Namun moda transportasi tersebut tidak berfungsi di atas jam 12 malam. Jadi kalau pesawat tiba dinihari, siap2 sajalah nginap menunggu fajar di bandara. Kalau mau lebih nyaman dan sedikit lebih mahal (tetap lebih murah dari taksi), gunakan saja jasa transport langsung dari bandara ke hostel.</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI-4PWw9ZEt4h6WLONzl1XEtGZDSmPkOHInxNQR3L883cEO08FiHT_fgYIuICwApLSnXWA8K8MbZkLz0iC03UZtvAxZtBpr-gEV3QgfsKJjjl74883gEer55MiMUBVH5-iZBKGRMX9Az3y/s1600/AussieTips5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI-4PWw9ZEt4h6WLONzl1XEtGZDSmPkOHInxNQR3L883cEO08FiHT_fgYIuICwApLSnXWA8K8MbZkLz0iC03UZtvAxZtBpr-gEV3QgfsKJjjl74883gEer55MiMUBVH5-iZBKGRMX9Az3y/s320/AussieTips5.jpg" width="239" /></a></div>
<br />
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">>>> MAKANAN</span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Harga makanan di restoran Australia rata-rata di atas AUD 8, di McDonald bisa lebih murah yakni AUD 4 (anggap saja 1 AUD = Rp 9000). Lumayan mahal kan kalau kita makannya 3 kali sehari. Karena itu buatlah budget harian untuk urusan makan, misalnya AUD 15 – 20 sehari. Makan pagi dan makan malam bolehlah cuma roti dan susu, tapi makan siang harus nikmat donk. Roti dan susu bisa dibeli di Woolworths, hypermarket-nya Australia. Di sana juga ada Indomie lho (versi jumbo) yang bisa dimasak di dapur hostel.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kalau mau minum, minum saja langsung langsung dari keran (tapwater) karena air ledeng di sana memang sudah diproses untuk air minum. Jadi bawa saja botol minuman kosong untuk diisi. Namun kalau merasa ‘jijik’ minum langsung dari keran, beli saja tapi harganya relatif mahal, di atas AUD 2.5 untuk botol sedang. Kalau mau yang lebih murah, di Woolworths ada air kemasan 1 liter seharga AUD 1.04.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jika mau membawa (bahan) makanan dari Indonesia, pastikan makanan tersebut tidak mengandung unsur susu dan keju, serta jangan berlebihan. Karena akan ditolak masuk oleh petugas imigrasi. Sebaiknya bawalah obat-obatan yang diperlukan.</span></div>
</div>ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-22493633436670892242011-11-18T12:02:00.001+07:002011-11-18T16:45:38.267+07:00Nyamannya Jalan Kaki di Sydney dan Melbourne<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQ__1dK9zQGAGpitMsfyKU3kK9zXfb8LKRMw1_CzFpmO7hh1eTBvWd22aEYyCevXswhA56eHNWUYVJwp1Yfb6MGwQpaUNDk72jO6JbDcZ4nKYfaPPpANWjxVC6m-XiBJcXggD6BVkFKEHy/s1600/Aussie6.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQ__1dK9zQGAGpitMsfyKU3kK9zXfb8LKRMw1_CzFpmO7hh1eTBvWd22aEYyCevXswhA56eHNWUYVJwp1Yfb6MGwQpaUNDk72jO6JbDcZ4nKYfaPPpANWjxVC6m-XiBJcXggD6BVkFKEHy/s320/Aussie6.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b>Sydney </b>merupakan kota terbesar di Australia dan ibukota negara bagian New South Wales. Kota ini terkenal dengan even-even musik, seni, olahraga, dan bisnis berskala internasional. Gedung yang paling mendunia adalah Sydney Opera House dan Sydney Harbour Bridge di seberangnya. Saking tersohornya sampai-sampai Oprah Winfrey pun ingin mengakhiri acara bincang-bincangnya di sana. Padahal, Sydney tidak hanya memiliki gedung opera dan jembatan itu, tapi juga pemandangan alam mulai dari pegunungan Blue Mountains, Royal National Park, Manly Beach dan kawasan selancar Bondi Beach. Sayangnya karena keterbatasan waktu, saya hanya sempat mengunjungi Bondi Beach, North Sydney, kawasan CBD, serta satu paket gedung opera dan jembatan Sydney.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Setibanya di bandara, saya langsung menuju hostel dengan menggunakan kereta, turun di stasiun Kings Cross. Ongkosnya sebesar AUD 15, lumayan mahal juga. Ternyata pihak hostel juga menyediakan jasa antar ke bandara sebesar AUD 10, lebih murah kan. Jika kebingungan cari tempat menginap di Sydney, google saja hostel ChilliBlue Backpackers. Kamar dan toiletnya bersih, ada air panas, dapur umum, tempat kumpul, wifi, internet dan sarapan gratis. Ada xbox juga. Selain itu, pengelolanya orang Indonesia lho. Mantap deh promosinya hehehe.</span><br />
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kembali ke topik. Kereta memang merupakan alat transportasi andalan untuk berbagai tujuan di Sydney. Perlu diketahui, harga tiketnya relatif sama (AUD 3.2) untuk jarak jauh maupun dekat. Jadi sebelum menggunakan kereta, sebaiknya buat rencana terlebih dahulu biar gak rugi. Selain kereta, manfaatkan semaksimal mungkin bis gratis yang akan mengantar kita keliling CBD Sydney.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bagaimana dengan makanan? Sama seperti di Perth, harga makanan di Sydney relatif mahal kalau dikonversi ke rupiah, minimal AUD 7.5. Untungnya di sebelah hostel saya (di Victoria Street) ada restoran Thailand yang menyediakan berbagai menu dengan nasi yang lezat. Kalau keuangan tipis, terpaksa makan malam dengan roti dan susu saja yang bisa dibeli di Woolworths atau minimarket dekat hostel. Penghuni hostel yang bule-bule malah memasak bareng di dapur umum.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">>>> CBD, Sydney Opera House, & Sydney Harbour Bridge</span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kawasan <b>CBD Sydney</b> merupakan pusat bisnis dan pertokoan yang di dalam dan sekitarnya terdapat tempat-tempat ibadah (St. Andrew Cathedral, St. James Church, The Great Synagogue), taman kota Hyde Park, museum (Museum of Sydney, Australian Museum, Museum of Contemporary Art). Pusat perbelanjaan terkenal bernama <b>Queen Victoria Building</b> (yang mahal) dan Paddy’s Market di Chinatown (yang lebih murah). Untuk mengelilingi area CBD, kita bisa menggunakan bis gratis (Free Shuttle No 555) yang akan berhenti di setiap halte. Namun jumlah bis ini terbatas sehingga kita harus menunggu agak lama dan di titik atraksi turis kita harus bersaing dengan penumpang lainnya. Maklum gratisan... Kalau merasa masih muda dan sehat walafiat, silakan berjalan kaki dan menjadi bagian dari hiruk-pikuk kehidupan warga Sydney.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jika ingin pergi ke <b>Sydney Opera House</b>, dari CBD turunlah di Stasiun Circular Quay. Tidak jauh dari stasiun itu, sudah terlihat kubah putih Opera House dan rangka besi <b>Sydney Harbor Bridge</b> di seberangnya. Di sekelilingnya banyak terdapat kafe dan restauran untuk menikmati pemandangan ‘spektakuler’ itu. Kalau mau yang lebih murah, beli saja kopi dan snack di toko makanan kecil dekat pintu masuk Circular Quay Station. Lalu duduk-duduk di ruang tunggu untuk naik feri. Kita bisa puas-puasin lihat jembatan di sebelah kiri dan gedung opera di sebelah kanan. Tentu saja, penting banget untuk mengabadikan diri kita di depan dua bangunan itu.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kalau ada waktu, sempatkan untuk mengunjungi <b>Manly Beach </b>dengan menggunakan feri yang berangkat dari port Circular Quay. Harga tiket PP-nya kurang lebih AUD 13. Jadwal keberangkatan feri ini terpampang di port, dari pagi hingga sore.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCDG1svfYEhM-_1ASahwkR2lIHhGjXdhUKwcDKJ8_eW0vR9HgCmlE7oaCuDoiD4ZRnMbfLiJ6eoQXEmEOmB55tBSEpjZxRm2ioXjKdtJrv2fiFtaLGrPWCU7E3FlDWfolvFd02-vcZylZl/s1600/Aussie7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="176" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCDG1svfYEhM-_1ASahwkR2lIHhGjXdhUKwcDKJ8_eW0vR9HgCmlE7oaCuDoiD4ZRnMbfLiJ6eoQXEmEOmB55tBSEpjZxRm2ioXjKdtJrv2fiFtaLGrPWCU7E3FlDWfolvFd02-vcZylZl/s400/Aussie7.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">>>> North Sydney, Chinatown & Bondi Beach</span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b>North Sydney</b> adalah kawasan perkantoran di sebelah utara CBD. Untuk mencapainya, kita harus melewati Sydney Harbour Bridge dengan menggunakan kereta dan turun di stasiun bernama sama yang berada di dalam sebuah mall. Jangan bayangkan North Sydney seperti kawasan Sudirman-Thamrin yang macetnya gak kenal waktu. Kondisi jalanan di sana justru sepi dari kendaraan bermotor. Ngapain saya kesana? Cuma karena ingin bersilaturahmi dengan cabang (bekas) kantor saya di Australia dan ingin tahu sedikit tentang kehidupan pekerja kerah putih di sana. Kurang kerjaan banget ya hehe.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dari North Sydney, saya kembali ke CBD, tepatnya ke Chinatown untuk mencari oleh-oleh di <b>Paddy’s Market</b>. Sayangnya hanya ada satu toko khusus suvenir yang menjualnya. Selain itu, di sana kita dapat membeli dan menawar bahan makanan, baju, sepatu, aksesoris, dan perhiasan.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hanya beberapa puluh meter dari Chinatown, terdapat Sydney Central Station, stasiun terbesar Sydney tempat saya membeli tiket menuju stasiun Bondi Junction. Dilanjutkan dengan naik bis menuju <b>Bondi Beach</b>, kawasan wisata pantai di bagian timur Sydney. Pantai ini berupa teluk dan terkenal di kalangan surfer dengan ombak Samudera Pasifik-nya. Pasirnya sangat halus dan lingkungannya bersih. Meski matahari bersinar terik, di musim semi, angin bertiup kencang dan udaranya dingin. Jadi jangan harap bisa melihat bule berbikini atau bertelanjang dada. Kalau emang niat banget, datanglah pada saat musim panas (Desember – Maret).</span><br />
<br />
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">MELBOURNE</span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Melbourne berada di selatan Sydney dan terletak di negara bagian Victoria, serta merupakan kota terpadat kedua di Australia. Jika di Perth terdapat Swan River, maka di sini ada Yarra River yang melewati kawasan CBD Melbourne. Mungkin karena lokasi hostel saya dekat dengan kampus RMIT dan State Library, saya merasa seperti berada di kota pelajar.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Melbourne memiliki 2 bandara domestik dan internasional yakni Tullamarine dan Avalon. Dari Tullamarine ke CBD bisa ditempuh dengan menggunakan Skybus hingga ke Southern Cross Station, stasiun kereta terbesar di Melbourne. Kalau tidak salah biayanya sekitar AUD 16. Kalau mau lebih mudah, ada fasilitas semacam Airport Direct Shuttle yang mengantar-jemput kita hingga ke hostel/hotel. Biayanya tergantung lokasi tempat kita menginap. Karena hostel saya berada di kawasan CBD, maka ongkosnya AUD 20 sekali jalan.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Melbourne mempunyai jaringan trem terpanjang di dunia dan yang lebih penting, ada yang gratis lho untuk mengelilingi CBD (City Circle Tram). Selain trem gratis, ada juga bis gratis (Melbourne City Tourist) buat keliling-keliling pusat kota. Selain itu ada juga penyewaan sepeda (Bike Share Station) yang gratis untuk 30 menit pertama, AUD 2 untuk 30 menit berikutnya dan AUD 5 untuk sejam kemudian. Pembayarannya harus dengan kartu kredit untuk membuka ‘kunci’ sepeda. Jadi jangan coba-coba mencuri atau merusak sepeda, karena pasti ketahuan siapa pelakunya. Sepeda yang digunakan bisa dikembalikan di cabang Bike Share Station manapun.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Meski banyak pilihan transportasi gratis, jangan lupa untuk menikmati kota dengan berjalan kaki karena Melbourne punya beberapa bangunan historis (Parliament House, Flinders Station, Federation Square), museum-museum (Old Melbourne Gaol, Gold Treasury Museum, Immigration Museum), taman kota (Flagstaff Garden, Fitzroy Garden), yang lokasinya berdekatan. Ada juga <b>Queen Victoria Market</b>, pasar tradisional yang wajib dikunjungi kalau mau beli oleh-oleh. Jangan lewatkan pula galeri ‘jalanan’ di <b>Exhibition Street</b> di mana terdapat lukisan-lukisan grafiti di sepanjang tembok. Saya juga sempat mengunjungi Melbourne Central, mall sekaligus stasiun kereta yang terletak persis di seberang State Library, perpustakaan terbesar kota ini. Banyak sekali warga dan turis yang duduk-duduk menikmati sore di halaman State Library.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kalau ingin menikmati suasana pantai, Melbourne memiliki <b>St. Kilda</b>. Sayang, saya tidak sempat mengunjunginya. Ada juga tur sehari ke Great Ocean Road, di luar kota Melbourne yang bisa dipesan secara online ataupun lewat bantuan resepsionis hotel atau hostel.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiujZUtNr_qHhzjVXGPqgG0TQMCGG-jhjd5cBeDPeaEf3v990lMFa_5JtEeFKmHqcexak3ZZRyAeOUOwcWC9_pzhb2vY8FOsqY2Y4klmIhjP5KFIGXAb4C-ZEUTUfBDW8AmppxF8CGZQMr8/s1600/Aussie8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiujZUtNr_qHhzjVXGPqgG0TQMCGG-jhjd5cBeDPeaEf3v990lMFa_5JtEeFKmHqcexak3ZZRyAeOUOwcWC9_pzhb2vY8FOsqY2Y4klmIhjP5KFIGXAb4C-ZEUTUfBDW8AmppxF8CGZQMr8/s400/Aussie8.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">>>> Great Ocean Road</span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Adalah jalan raya sepanjang 243 km di pinggir pantai tenggara Australia yang dibuat oleh bekas tentara Australia antara tahun 1919 – 1932 untuk mengenang rekan-rekan mereka yang gugur dalam Perang Dunia I. Di sepanjang jalan itu, kita dapat menikmati keindahan pantai-pantai Australia yang khas dengan batu-batu besar dan tebing tingginya. Di antaranya adalah <b>Bells Beach</b>, pantai yang ombaknya cocok untuk berselancar. Di kejauhan tampak para peselancar sedang mendayung papan selancarnya ke tengah laut. Padahal saat itu suhu sangat dingin lho. Selain Bells, kami juga mengunjungi <b>12 Apostles</b> (pantai yang memiliki 12 batu raksasa), Loch Ard Gorge (pantai tempat karamnya kapal The Loch Ard), London Bridge (dinamai demikian karena bentuknya memang seperti jembatan, namun sekarang jembatan itu sudah hancur terkikis air laut) dan <b>Apollo Bay</b> untuk makan siang.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Selain pantai, kami juga mengunjungi hutan lindung di Kennet River, habitat koala yang dibiarkan berkeliaran dengan bebas. Lalu ada juga, Mait’s Rainforest tempat hidup pohon-pohon berusia ratusan tahun. Geli juga melihat turis-turis bule heboh berfoto dengan latar belakang batang atau akar pohon yang tua. Biasa aja kali, di Indonesia banyak tuh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">[22-28 Oct 2010]</span></div>
</div>ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-11691466890846806712011-11-18T11:36:00.001+07:002011-11-18T16:11:49.547+07:00Kesetrum Metallica di Perth<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0ljjbM1S99TFp4sCr5UTdUA6aAE4CDQtut415HCNuxPYUpecEAWDtJbvWfQSbkl-qEL9TBT1p1n1-KKxtXoldtNSa8OzlIf-1uqIEDoke1FA5OBPq8frMdiVTB4gHYIxYo_XwyyCG_xQD/s1600/Aussie.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0ljjbM1S99TFp4sCr5UTdUA6aAE4CDQtut415HCNuxPYUpecEAWDtJbvWfQSbkl-qEL9TBT1p1n1-KKxtXoldtNSa8OzlIf-1uqIEDoke1FA5OBPq8frMdiVTB4gHYIxYo_XwyyCG_xQD/s320/Aussie.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Australia berada di belahan bumi selatan, sehingga urutan waktu musim-musimnya berbeda dengan Amerika dan Eropa. Musim panas di Australia berlangsung dari bulan Desember hingga Maret dan musim dingin bulan Juni – September. Ketika saya berkunjung pada bulan Oktober 2010, Australia sedang peralihan musim semi ke musim panas dengan suhu antara 18 – 22 derajat Celsius. Namun apabila ditambah angin Australia yang lumayan kencang, suhu jadi terasa lebih dingin menusuk.<br />
<br />
Sebagian besar daratan Australia adalah kawasan liar tak berpenghuni, terdiri dari gurun pasir, padang rumput dan pegunungan. Penduduk menghuni wilayah perkotaan yang tersebar di sepanjang pesisir pantai Australia, dari Darwin di utara, Perth di bagian barat, hingga Sydney, Brisbane, Melbourne, Adelaide dan Canberra di kawasan timur. Karena jarak yang jauh, banyak penduduk Perth yang tidak pernah ke kota-kota di wilayah timur. Demikian pula sebaliknya. Orang-orang Indonesia di Perth lebih memilih pulang ke Indonesia daripada bepergian ke Sydney misalnya, karena harga tiket pesawatnya hampir sama.<br />
<a name='more'></a><br />
Untunglah selama di Australia, saya berkesempatan mengunjungi Perth, Sydney, dan Melbourne sekaligus. Perth, menurut saya, adalah kota yang sangat tenang dan bersih. Bayangkan saja, pukul 6 sore, jalanan sudah sepi sehingga rasanya seperti tinggal di kota kecil. Sydney lebih hidup dan ramai dibanding Perth. Melbourne terasa seperti kota Yogya-nya Australia, mungkin karena lokasi hostel saya dekat dengan kampus dan perpustakaan negara.<br />
<br />
Di 3 kota tersebut, saya hampir tidak pernah melihat kemacetan karena seperti halnya negara-negara maju, Australia mempunyai sistem transportasi umum yang teratur, baik bis maupun kereta. Kita dapat memperoleh informasi lengkap mengenai moda transportasi Australia di internet atau brosur di hotel dan bandara. Obyek-obyek wisata di tiap kota umumnya dapat dijangkau dengan kereta, bis, atau trem.<br />
<br />
Walau demikian, cukup banyak orang Australia yang memiliki mobil karena harga mobil relatif terjangkau disana. Namun biaya parkir, perawatan mobil dan bahan bakarnya yang mahal membuat orang Australia jarang menggunakannya. Sama seperti di Indonesia, kemudi berada di sebelah kanan dan mobil melaju di jalur kiri. Walaupun jalanan sepi, jangan coba-coba melanggar lampu lalu lintas karena CCTV bertebaran dimana-dimana. Penumpang di bangku belakang juga diwajibkan untuk memakai sabuk pengaman.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJpduUEZKKNIhHY09dGyyGxK18Ez7COibywV23_5fjk9UOj9jZgZtUiPQm8CJGRi6viakjOjMaDiV8ydYVzMpd_6PKMx_gt85dmDg-5lcZqhHuF4qNIJqkZM82NfFpqbdYinh0loHDtC_l/s1600/Aussie2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJpduUEZKKNIhHY09dGyyGxK18Ez7COibywV23_5fjk9UOj9jZgZtUiPQm8CJGRi6viakjOjMaDiV8ydYVzMpd_6PKMx_gt85dmDg-5lcZqhHuF4qNIJqkZM82NfFpqbdYinh0loHDtC_l/s400/Aussie2.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
Parkir mobil dilakukan di sepanjang jalan yang durasi parkirnya berbeda-beda, ada yang setengah jam, 1 jam, 2 jam, dan seterusnya. Di setiap jalan terdapat mesin parkir untuk membayar sesuai lamanya parkir. Bila parkir di jalan yang ketentuannya hanya boleh 1 jam parkir, maka pengemudi harus memindahkan mobilnya sebelum 1 jam itu habis atau membayar lagi untuk 1 jam berikutnya. Agak ngerepotin sih karena harus bolak-balik ke tempat parkir. Kalau tidak begitu, polisi akan mencatat dan menilangnya.<br />
<br />
Harga makanan di restoran Australia lumayan menguras kantong, namun porsinya besar karena memang porsi untuk orang bule. Harga makanan rata-rata sebesar AUD 8 atau sekitar Rp 70 ribu. Tapi restoran biasanya memberi air minum gratis, jadi kita tidak perlu memesan minuman untuk menghemat biaya. Karena lumayan mahal, orang Australia lebih suka memasak sendiri karena bahan makanan di sana justru relatif murah.<br />
<br />
Bagaimana dengan obyek-obyek wisata untuk dikunjungi? Pasti gak jauh-jauh dari Sydney Opera House dan Harbour Bridge. Apa ada yang lain? Kalau kita lihat brosur tur Australia, biasanya tujuannya cuma itu dan taman-taman hiburan. Sepertinya kurang ‘worth it’ gitu lho. Padahal Australia mempunyai tempat-tempat historis dan keindahan alam yang layak dikunjungi.<br />
<br />
<b>PERTH</b><br />
<br />
Pusat kota Perth terbagi dalam 3 wilayah: West Perth, Perth City dan East Perth. Hostel saya berada di dekat Perth Station, di kawasan Perth City yang dikelilingi oleh pusat perbelanjaan, perkantoran dan museum. Jadi kalau mau kemana-mana cukup berjalan kaki dan naik kereta. <br />
<br />
Hari pertama di Perth saya habiskan dengan berkeliling Perth City. Duduk-duduk di taman, cari makanan Asia di James Street, foto sana-sini, dan kongkow2 dengan sepupu saya dan teman Kaskus di Murray Street Mall dan Hay Street Mall. Kedua mall ini berdekatan dan merupakan kompleks yang terdiri dari beberapa mall yang lebih kecil. Area pejalan kakinya luas sehingga cukup banyak pengamen jalanan beraksi di sini. Tentu saja berbeda dengan di Indonesia, para pengamen tidak memaksa para pejalan kaki.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbrgOYapVevPZAtewZN_oeShzX4LYQbvymOTHbzEqOWdzlgcnN31PqAkqCSi1fIHCul4T_XzxEdrozpe_IqpkV_nYuPPjFn-FJeHWUm-l52CSkf6s2U9L3IR-jdvgB_ktqH8CT4XibUu1H/s1600/Aussie4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbrgOYapVevPZAtewZN_oeShzX4LYQbvymOTHbzEqOWdzlgcnN31PqAkqCSi1fIHCul4T_XzxEdrozpe_IqpkV_nYuPPjFn-FJeHWUm-l52CSkf6s2U9L3IR-jdvgB_ktqH8CT4XibUu1H/s640/Aussie4.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
<b># Metallica – Burswood Dome</b><br />
<br />
Sorenya, saya dan dua orang teman naik kereta dari Perth Station ke Burswood Station demi menonton konser Metallica. Di gerbong kereta sudah ada beberapa penumpang yang mengenakan kaos Metallica, mulai dari anak ABG sampai orang paruhbaya. Pemegang tiket konser ternyata dapat naik kereta atau bis dengan gratis hari itu, hanya dengan menunjukkan tiket. Tidak sampai 20 menit, kami pun tiba di Burswood Station. Kami tinggal menyeberang jalan dan tibalah kami di Burswood Dome. Stadion tempat digelarnya pertandingan2 olahraga dan konser akbar berkapasitas 22 ribu penonton.<br />
<br />
Para penonton mengantri di empat pintu masuk yang belum dibuka. Hampir semuanya berkaos Metallica atau minimal berkaos hitam. Yang bule sih cuek2 aja cuma pakai kaos di tengah udara dingin dan terpaan angin kencang. Lha kita yang orang Indonesia berkulit tipis mana tahan. Untung bawa jaket. Biar seragam dengan bule2 itu, saya pun membeli kaos Metallica. Mahal sih, tapi tak apalah buat kenang2an.<br />
<br />
Sekitar pukul 17.30, pintu masuk dibuka. Seperti konser pada umumnya, penonton tidak diperbolehkan membawa botol minum dan alat perekam, kecuali kamera kompak. Di dalam stadion, terdapat stand minuman ringan, bir dan snack. Toiletnya pun terdiri dari puluhan sekat, sehingga penonton tidak perlu ngantri.<br />
<br />
Letak panggungnya berbeda dengan yang biasa saya lihat, yakni di tengah-tengah stadion. Beberapa mike ditaruh di berbagai sudut panggung sehingga vokalis James Hetfield dapat berpindah-pindah posisi menghadap penonton. Sound systemnya dipasang di langit2 panggung dengan posisi menghadap ke 8 arah mata angin sehingga menghasilkan tata suara dahsyat dan merata. Di sekeliling langit2 panggung juga terdapat 4 ‘peti mati’ yang bisa digerakkan sedemikian rupa dan dipasangi lampu2. Peti mati memang merupakan simbol album terakhir mereka ‘Death Magnetic’ yang dirilis tahun 2008.<br />
<br />
Tepat pukul 18.00, konser pun dibuka oleh Baroness dan Lamb of God. Lamb of God rupanya memiliki cukup banyak penggemar, karena banyak penonton yang terburu-buru masuk ke stadion begitu mendengar irama musik mereka. Namun, tentu saja yang paling ditunggu adalah Metallica yang datang tepat pukul 20.00.<br />
<br />
Mereka membuka konser dengan 2 lagu dari album Death Magnetic yaitu: “That Was Just Your Life” dan “The End of The Line” yang tanpa ba-bi-bu langsung menghentak dan menggetarkan stadion. Jujur, saya bukan penggemar Metallica dan tidak tahu lagu-lagu mereka. Tapi sepanjang konser, saya seolah ‘kesetrum’ oleh permainan musik mereka. Terasa banget perbedaannya dengan 2 band pembuka. Selain telinga, mata juga dimanjakan oleh tata cahaya dan efek laser. Selama sekitar 2 jam mereka memainkan 22 lagu.<br />
<br />
Keempat personel: Hetfield (vokal dan gitaris), Ulrich (drum), Hammett (gitaris) dan Trujilo (bass) masing-masing memiliki kharisma tersendiri dan melengkapi satu sama lain. Saya jadi maklum kenapa mereka punya penggemar fanatik dan tiket konser mereka bisa sold-out dalam waktu 45 menit.<br />
<br />
Pulangnya, saya bisa mengalami bagaimana rasanya naik kereta yang semuanya fans Metallica, serba hitam! Terlihat kepuasan di wajah mereka usai menonton konser. Saya juga merasakan rasa ‘persaudaraan’ ketika 2 fans Metallica bertemu keesokan harinya entah dimana, akan saling menyapa dan berkomentar soal konser malam sebelumnya. Atau saling menanyakan apakah akan nonton konser lagi malamnya. Ya, konser Metallica berlangsung 2 malam berturut-turut di Perth dan semuanya sold-out!<br />
<br />
Di hostel, saya juga bertemu dengan fan cewek Metallica yang datang sendirian dari Malaysia ke Perth demi nonton konser Metallica. Nekad juga tuh cewek.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
<b></b></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<b></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdN5y3g0yQImpSHKt_8JA49bFbn0_iWCJvIm0WHKylA3NEZbQmeXl30ElDsyktU214QpYwn5OOWu8I1HaKEzZgrpAHCZfMYxZg7Na970fhpWWgnBzweGIIZ-oMV-Zj5YWoV5e79_UrrGlt/s1600/Aussie5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdN5y3g0yQImpSHKt_8JA49bFbn0_iWCJvIm0WHKylA3NEZbQmeXl30ElDsyktU214QpYwn5OOWu8I1HaKEzZgrpAHCZfMYxZg7Na970fhpWWgnBzweGIIZ-oMV-Zj5YWoV5e79_UrrGlt/s640/Aussie5.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<b><br /># Swan River, Fremantle, dan Kings Park</b><br />
<br />
Keesokan paginya, saya menyusuri Barrack Street, melewati pertokoan Plaza Arcade, taman Stirling Gardens dan berakhir di ujung jalan bernama Barrack Square. Di Barrack Square terdapat gedung unik bernama <b>Swan Bells</b> dan port feri untuk menyeberangi <b>Swan River</b>, menuju South Perth. Di South Perth kita bisa melihat pemandangan Perth City dengan gedung-gedung pencakar langitnya di seberang sungai. Banyak orang yang piknik dan berolahraga di South Perth yang merupakan kawasan perumahan dan apartemen.<br />
<br />
Siangnya, saya pergi ke <b>Fremantle</b> dengan kereta. Fremantle adalah kota pelabuhan di sebelah barat daya Perth yang terkenal dengan makanan fish & chips, pasar tradisional dan gedung-gedung peninggalan sejarahnya. Kota ini adalah surga bagi pecinta vinyl karena toko musik bekas bertebaran, menjual CD vinyl dan pemutarnya.<br />
<br />
Sekembalinya ke Perth City, saya bertemu dengan komunitas Kaskus Perth. Sempat ngobrol2 dan berfoto bersama, sebelum saya melanjutkan perjalanan ke Kings Park. Di sepanjang jalan menuju Kings Park, saya melihat banyak limousine Jeep Hummer diparkir di depan klub2 malam. Limousine Jeep Hummer memang sedang trend di kalangan anak muda borju Perth.<br />
<br />
<b>Kings Park</b> adalah monumen untuk menghormati tentara2 Australia yang meninggal dalam The Great War tahun 1914 – 1918. Di sana terdapat kolam air yang di tengahnya terdapat api (beneran) yang terus menyala 24 jam. Kita juga dapat menikmati seluruh pemandangan kota Perth menjelang matahari terbenam. Rasanya damai....</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
[22-28 Oct 2010] </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
</div>ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-66606640349881805212011-11-17T10:15:00.001+07:002011-11-17T15:30:46.178+07:00Antara Bangkok dan Kuala Lumpur<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJTUw0Ad6v6a5vwwOjuxP2GLpVDvHPuqMnDQ9F9uQOMji-8RzvavhdMQ2coFCMecCPlE4RBuaAzEf5gOqKrbE4dLe5PjwjEJcYzd-d_YXQOHhm4ofMg295JpCf1OuhuHGrjPwCvCzOkbLr/s1600/Bangkok.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJTUw0Ad6v6a5vwwOjuxP2GLpVDvHPuqMnDQ9F9uQOMji-8RzvavhdMQ2coFCMecCPlE4RBuaAzEf5gOqKrbE4dLe5PjwjEJcYzd-d_YXQOHhm4ofMg295JpCf1OuhuHGrjPwCvCzOkbLr/s320/Bangkok.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Terjadinya demonstrasi berdarah di Bangkok sekitar 3 bulan (kami ke Bangkok awal Agustus 2010) lalu sempat menggoyahkan rencana liburan kami ke negeri itu. Untunglah seiring waktu, kondisi keamanan disana berangsur membaik. Namun seminggu sebelum keberangkatan, ada berita bom meledak di daerah Siam Centre. Kami pun waswas kembali. Setelah bertanya kepada staf GfK Thailand tentang situasi keamanan di sana, kami pun memutuskan untuk tetap pergi dan berharap kami akan baik-baik saja. Toh Jakarta sudah pernah mengalami situasi yang jauh lebih buruk.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
Jadi, tibalah kami di Bandara Suvarnabhumi sekitar pukul 22.30. Berbeda dengan Changi yang terkesan 'higienis', Suvarnabhumi terasa lebih 'membumi', bersih tapi gak keterlaluan bersihnya (maklum sudah biasa hidup di lingkungan jorok). Di taxi counter kami memesan taksi untuk lima penumpang sekaligus. Di Bangkok ada taksi argo (ada tulisan Taxi Meter) dan taksi borongan. Kalaupun memakai Taxi Meter, kami juga harus membayar biaya tol dan tiket masuk bandara. Karena kami berlima, maka kami harus menggunakan dua taksi, biaya pun jadi berlipat. Maka kami memutuskan untuk menggunakan taksi borongan untuk lima orang dengan biaya paket 700 Baht (sekitar Rp 200ribu). Perjalanan dari bandara menuju guesthouse kami di kawasan Samsen memakan waktu sekitar satu jam.<br />
<a name='more'></a><br />
Setibanya di guesthouse Penpark Place, kami disambut oleh resepsionis yang langsung menanyakan paspor dan data pribadi kami, juga meminta pelunasan uang menginap selama 3 malam sebesar 3990 Baht untuk 5 orang (sekitar Rp 232ribu/orang). Cukup murah kan? Seperti di Singapura, kami juga memesan 2 kamar. Kamar untuk cewek sih ber-AC dan ada kamar mandi dalam (dengan water heater). Sayangnya, kamar untuk cowok cuma ada kipas angin dan tidak ada kamar mandi dalam (biarlah, buat cowok-cowok ini hehe). Tapi kamar mandi luarnya bersih dan dilengkapi pemanas air. Meski tidak dilengkapi televisi dan breakfast, tapi tetap worth it banget lah!<br />
<br />
<b>DAY 03<br />>> Chatuchak Market, Siam Paragon, Platinum, Khaosan Road</b><br />
<br />
Sekitar pukul 8.30 pagi, setelah sarapan di cafe hotel dan menanyakan arah kepada resepsionis, kami pun naik bus nomor 3 ke Chatuchak Market dengan biaya 16 Baht (sekitar Rp 4700). Sama seperti di Singapura, bis di Bangkok hanya menaikkan dan/atau menurunkan penumpang di halte, namun ada kondektur berseragam yang akan mengumpulkan uang dari penumpang. Lucunya uang penumpang disimpan dalam semacam dompet yang diketrek-ketrekin ketika kondekturnya menghampiri untuk meminta uang. Mungkin kondekturnya ada bakat mengamen juga.<br />
<br />
<b>Chatuchak Market</b> terdiri dari kios-kios yang hanya buka pada Sabtu dan Minggu. Beragam produk dijual di sana, mulai dari baju, tas, sepatu, kerajinan tangan, suvenir, makanan dan minuman dengan harga terjangkau dan itu pun masih bisa ditawar. Penggila belanja wajib datang ke pasar ini. Kalau kekurangan Baht, jangan panik, ada money changer di pasar itu. Menjelang tengah hari, nafsu belanja makin menggila. Untunglah salah seorang staff GfK Thailand, Sirinant menelepon Suling dan menanyakan janji makan siang di Siam Centre. Aktivitas belanja pun langsung terhenti dan kami tergopoh-gopoh menaiki taksi menuju Siam Centre.<br />
<br />
Sesampainya di <b>Siam Centre</b>, kami malah tidak bertemu dengan Sirinant, karena dia harus les siang itu. Namun ada staff lain yang akan menemui kami yakni Pattra dan No. Kami pun makan siang di Gold Restaurant di <b>Siam Paragon</b>, tetanggaan dengan Siam Centre. Perbincangan berlangsung santai, namun kami kok jadi mulai membahas kerjaan. Parahnya lagi, Adi menanyakan tentang persentase Independent and Organised Retailer di Thailand. Waaaaaaaks!<br />
<br />
Setelah makan siang, kami berhasil membujuk Pattra dan No untuk menemani kami belanja di Platinum, sekitar 30 menit jalan kaki dari Siam Paragon (bisa 1 jam kalau mata jelalatan melihat barang-barang kaki lima). Kami melewati mall Central World yang sedang direnovasi karena dibakar massa ketika kerusuhan beberapa bulan lalu. <b>Platinum</b> sendiri dalamnya mirip-mirip ITC Mangga Dua, tapi lebih bersih dan lebih terang. Barang-barangnya juga bisa ditawar. Kalau saya bandingkan dengan di Chatuchak, harga di Platinum sedikit lebih tinggi. Namun memang tempatnya lebih nyaman, karena itu mall ini cukup ramai oleh penggila belanja. Sampai-sampai beberapa pedagang menjual tas besar untuk menampung barang-barang belanjaan.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIC2Myjn5ZsSrwOQ5mxokEqO18LpcnP0VJxlPEodTHk5d3zkldogDBG1lvc2ZECpp2nx_tGQm_ajcYNVXZWAODWENJlWKxezgHTPpOnlzczQmQ7krqDQzs34cMfaG1myL9qQAapHrY3T3x/s1600/Bangkok2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIC2Myjn5ZsSrwOQ5mxokEqO18LpcnP0VJxlPEodTHk5d3zkldogDBG1lvc2ZECpp2nx_tGQm_ajcYNVXZWAODWENJlWKxezgHTPpOnlzczQmQ7krqDQzs34cMfaG1myL9qQAapHrY3T3x/s320/Bangkok2.jpg" width="240" /></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
Setelah puas berbelanja, kami pun berjalan menuju <b>Erawan Shopping Mall</b>, yang di depannya ada patung Buddha berwajah empat<b> (Four Face Buddha)</b> yang ramai dikunjungi. Kata Pattra, konon orang yang berdoa di sini, permohonannya biasanya terkabul. Mendengar itu, kami pun tertarik juga untuk berdoa dan mendengarkan penjelasan Pattra tentang tata cara doanya. Jadi pertama-tama, kami harus membakar 9 batang hio dan 1 lilin kuning yang dipasang di tempat persembahan. Kemudian kami berdoa menghadap masing-masing empat wajah Buddha (empat kali doa), dengan memutari patung tersebut (searah jarum jam). Setiap selesai berdoa, kami menancapkan 3 batang hio di tempat abu (kecuali doa terakhir). Tapi karena saya Katolik, jadi saya berdoanya kepada Yesus Kristus hehehe.<br />
<br />
Kami lalu berjalan ke arah <b>MBK</b>, tempat Pattra dan No akan bertemu teman-temannya. Sedangkan kami naik taksi untuk pulang ke guesthouse. Sebelum pulang kami sempat membeli 2 bungkus durian (dibungkus seperti di supermarket) seharga total 100 Baht (Rp29ribu). Lebih murah dibandingkan dengan di Jakarta dan enak (pastinya).<br />
<br />
Malamnya, kami pergi ke <b>Khao San Road</b>, kawasan terkenal di kalangan turis, seperti halnya Jalan Jaksa di Jakarta atau Jalan Legian di Bali. Sepanjang jalan itu terdapat cafe atau bar, pedagang-pedagang kaki lima yang menawarkan baju, topi, kacamata, CD bajakan, makanan, bahkan ijazah palsu. Mau bikin ijazah ala Harvard atau Yale, di situ tempatnya. Kami lalu mencoba makanan 'khas' Thailand yakni snack serangga yang harga satu paketnya 20 Baht (Rp 6000), terdiri dari ulat, belalang, kecoa, dan kalajengking. Yang berani makan cuma saya dan Suling, itu pun agak ragu-ragu pada awalnya. Sambil merem, yowiss saya coba dan ternyata enak, gurih, maknyus karena sudah digoreng dan dibumbui. Tapi bukan berarti saya jadi berani makan kecoa di rumah saya lho. <br />
<br />
Kami juga mencicipi padthai yang dijual pedagang kaki lima. Tapi rasanya kok hambar, di bawah harapan saya. Yang menyebalkan, karena kami numpang makan di meja dekat tukang padthai itu, kami 'dipaksa' membeli minuman bir atau cocktail. Jadi ya sudah, saya dan Danny pesan bir lokal, Chang seharga 80 Baht. Padahal setelah kami cek di 7th Eleven, harganya hanya 43 Baht (Rp13000) saja. Sialan!<br />
<br />
Kami sempat berdiskusi apakah mau pergi ke kawasan Silom atau tidak. <b>Silom</b> terkenal dengan hiburan malamnya, seperti halnya kawasan Mangga Besar. Kami bermaksud menonton pertunjukan 21 tahun ke atas, <b>Patpong</b>. Kan mumpung di Bangkok gitu lho. Kami sempat diskusi harga dengan supir tuktuk, tapi karena kuatir ada 'kongkalikong' antara supir tuktuk dan bar abal-abal, akhirnya kami membatalkannya. Menurut beberapa website atau blog, sering terjadi penipuan dimana turis dibujuk atau bahkan dipaksa masuk ke bar yang katanya menyajikan pertunjukan Patpong. Tapi ternyata pertunjukannya hanya seadanya dan turis harus membayar minuman dengan harga mahal. Kalau tidak mau membayar, katanya sih akan digebukin. Gimana gak seram?<br />
<br />
Jadi kami memutuskan untuk pulang saja dengan berjalan kaki. Jarak antara guesthouse kami dan Khao San Road bisa ditempuh dalam waktu kurang dari 30 menit.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqpD3m6xzXY8wCh7kbH1jvI2S-SvC64cHYpuTHrn412-LLXK7jENodmMcCzBVWYG5Y6FK7TkLhth-vL7AAPMsSktFhGDgTJdhIiGvyqpRFQUZZjKFtkFO0GoQTKsF2fkTDbX09YU6ATMPP/s1600/Bangkok3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqpD3m6xzXY8wCh7kbH1jvI2S-SvC64cHYpuTHrn412-LLXK7jENodmMcCzBVWYG5Y6FK7TkLhth-vL7AAPMsSktFhGDgTJdhIiGvyqpRFQUZZjKFtkFO0GoQTKsF2fkTDbX09YU6ATMPP/s320/Bangkok3.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
<b>DAY 04<br /> >> Wat Pho, Grand Palace, Sathorn</b><br />
<br />
Pagi itu gerimis membasahi kota Bangkok. Meski demikian, itu tidak menghalangi rencana kami pergi ke Wat Pho dan Grand Palace. Untuk sampai ke sana, kami pun berperahu dari dermaga Arthit ke dermaga Tha Tien, yang letaknya persis di depan dua situs itu. Dermaga Arthit dapat dicapai dengan berjalan kaki dari guesthouse kami. Tiketnya pun cukup murah, yakni sebesar 16 Baht (Rp 4800), sebanding dengan pemandangan pinggir sungai <b>Chao Phraya</b> yang menawan.<br />
<br />
Situs pertama yang kami kunjungi adalah <b>Wat Pho</b>, dengan tiket masuk sebesar 50 Baht (Rp 15000), yang di dalamnya terdapat patung <b>Reclining Buddha</b>, patung Buddha raksasa dalam posisi tidur. Sang Buddha pun terlihat anggun walau sedang tiduran. Setelah kami melewati patung sang Buddha dari ujung kepala hingga ujung kakinya, terdapat meja yang di atasnya ada beberapa mangkok berisi koin-koin. Untuk mendapat mangkok koin itu, kami harus membayar 20 Baht (Rp 6000). Koin-koin itu lalu dimasukkan satu per satu ke dalam puluhan kendi kecil di sepanjang dinding. Sebelum memasukkan koin itu, kami dianjurkan untuk berdoa dan mengucapkan permohonan kepada Yang Kuasa.<br />
<br />
Tapi Wat Pho tidak hanya terdiri dari patung Reclining Buddha saja, tapi juga beberapa kompleks bangunan dan patung yang sayang untuk dilewatkan. Akhirnya kami malah menghabiskan hampir dua jam untuk mengitari dan berfoto di sana.<br />
<br />
Kami lalu melanjutkan perjalanan ke <b>Grand Palace</b> di seberang Wat Pho, yang pintu masuknya agak susah ditemukan. Grand Palace adalah kompleks istana Raja Thailand yang di dalamnya juga terdapat <b>Temple of the Emerald Buddha</b>. Harga tiket masuknya lumayan mahal, yakni 350 Baht (Rp 102,000). Tapi memang harganya sebanding dengan keindahan bangunan-bangunannya dan sejarah yang melingkupinya.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnMTuhqfecSrOFQ7hH26ySCIB5U-yjIYIob9mqITj-QksniZmbUlbDB6SgFM9gZQ6Y4juStwyj2X2P5n1df2_WOchXJMhh5mMEtgvS_puzvjd5O2PMKJKe2xdLxpUF-4-bEoFNp-hTdDvS/s1600/Bangkok4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnMTuhqfecSrOFQ7hH26ySCIB5U-yjIYIob9mqITj-QksniZmbUlbDB6SgFM9gZQ6Y4juStwyj2X2P5n1df2_WOchXJMhh5mMEtgvS_puzvjd5O2PMKJKe2xdLxpUF-4-bEoFNp-hTdDvS/s320/Bangkok4.jpg" width="240" /></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
Bangunan pertama yang kami temukan di dekat pintu masuk adalah Temple of the Emerald Buddha, yang berisi patung Buddha yang terbuat dari batu giok dan mengenakan kostum tradisional terbuat dari emas. Kalau terbuat dari batu giok (jade), lantas mengapa disebut The Emerald Buddha? Konon itu karena pendeta Buddhist yang menemukan patung tersebut pada tahun 1430-an salah mengira warna kehijauan itu sebagai emerald. Namun, legenda emerald itu sudah telanjur melekat dan nama emerald memang terdengar lebih keren. Yang jelas, walaupun 'hanya' terbuat dari batu giok, patung itu sendiri benar-benar indah. Sayang pengunjung tidak diperbolehkan memotretnya.<br />
<br />
Tepat di seberang Temple of The Emerald Buddha, terdapat The Upper Terrace yang terdiri dari beberapa stupa dan miniatur Angkor Wat (yang ada di Kamboja). Selain itu juga terdapat beberapa bangunan indah lainnya yang layak jadi latar belakang foto, seperti The Borom Phiman Mansion, Dusit Maha Prasat Throne Hall, dan lain-lain. Kami juga sempat mengabadikan prosesi pasukan khusus kerajaan di depan The Chakri Maha Prasat Hall.<br />
<br />
Sekitar pukul dua siang, petualangan kami di Grand Palace pun usai. Kami pun mencari oleh-oleh di luar tembok istana itu. Tak lama kemudian terdengar sirene motor dan mobil pengawal pejabat tinggi istana, tidak tahu deh, itu Raja atau siapa. Yang jelas, berbeda dengan di Indonesia yang mobil pejabatnya berwarna hitam, mobil petinggi Thailand berwarna krem. Mungkin biar mirip warna khas kerajaan Thailand, kuning keemasan.<br />
<br />
Apesnya, saat kami menuju dermaga Tha Thien untuk naik kapal, hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Setelah beberapa lama berteduh, kami memutuskan pulang naik taksi untuk mandi dulu sebelum pergi ke kantor GfK Thailand di kawasan bisnis Sathorn.<br />
<br />
Bila selama ini perjalanan kami lancar-lancar saja, kali ini kami mengalami bagaimana rasanya terjebak kemacetan di Bangkok dalam perjalanan kami menuju Sathorn. Janji kami datang ke kantor GfK jam 4 akhirnya molor jadi jam 5. Tapi akhirnya kami senang bisa kelayapan ke kantor GfK sana dan mengobrol dengan para staff setempat selama hampir satu jam.<br />
<br />
Kawasan <b>Sathorn</b> sendiri sangat mirip dengan Sudirman-Thamrin, mirip sampai ke macet-macetnya. Bedanya, kalau di Sudirman-Thamrin ada busway, di Sathorn ada Bangkok Sky Train (BTS). Selain itu, yang membuat kawasan ini sangat khas Thailand adalah kuil Buddha kecil yang selalu ada di setiap sudut jalan, bahkan di halaman gedung bertingkat. Kebiasaan ini agak mirip dengan di Bali, yang mempunyai pura hampir di setiap ujung jalan.<br />
<br />
Setelah berbelanja di 7th Eleven, kami pun menaiki taksi walau jalanan masih macet. Apesnya yang kami naiki adalah taksi abal-abal, karena argonya kayak sprinter, cepat banget naiknya. Padahal jalanan macet total, praktis mobil-mobil cuma bisa merayap. Akhirnya tidak jauh dari tempat kami naik, kami memutuskan turun daripada kami sport jantung melihat kecepatan argonya. Kami lalu berjalan kaki menuju jalanan yang tidak macet-macet amat setelah menanyakan arah. Orang-orang Thailand rata-rata tidak bisa berbahasa Inggris, namun sepertinya ada pengecualian untuk mereka yang bekerja di kawasan bisnis Sathorn.<br />
<br />
Setelah sampai di jalanan yang relatif lancar, kami justru menemukan pasar malam <b>Suan Lum</b> yang ada foodcourt-nya. Harga makanannya pun cukup murah, sekitar 50 – 100 Baht (Rp 15000 – 30000). Bir juga disajikan di sana dalam semacam dispenser besar, bisa mabuk sepuasnya deh kalau mau. Di sekitar foodcourt itu juga terdapat kios-kios pakaian dan suvenir. Setelah kenyang, kami naik taksi menuju guesthouse. Kali ini, taksi dengan argo yang 'benar'. Sesampainya di guesthouse, kami langsung berkemas dan tidur lebih awal. Karena kami harus berangkat ke bandara jam 4 pagi esoknya, terbang ke kota berikutnya: Kuala Lumpur.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhseHxUJGOrRdv31_c5oz7c2WWGRm4NXefKh6YEdsesvthL4JHXmtQlDdBrJxh9kOsaUmIE1x3RkYRgLssyX3HcFg_PwgofuyM1KNnv3h4uPsCbJWlLklsbe-xGXlh7ukDRYixX95EYpYmM/s1600/KL.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhseHxUJGOrRdv31_c5oz7c2WWGRm4NXefKh6YEdsesvthL4JHXmtQlDdBrJxh9kOsaUmIE1x3RkYRgLssyX3HcFg_PwgofuyM1KNnv3h4uPsCbJWlLklsbe-xGXlh7ukDRYixX95EYpYmM/s320/KL.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
<br />
<b>KUALA LUMPUR</b></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<b>DAY 05</b><br />
<br />
Tur kami di Kuala Lumpur adalah perjalanan dengan jadwal terketat, karena kami hanya punya waktu sekitar 5 jam di Kuala Lumpur. Tiba di Kuala Lumpur pukul 10.30an dan harus kembali check in di bandara selambatnya pukul 4 sore. Karena kami menggunakan Air Asia, maka kami mendarat di LCCT Airport (Low Cost Carrier Terminal) bukan di KLIA (Kuala Lumpur International Airport). Untuk sampai di Petronas, kami harus naik shuttle bus dari LCCT ke KL Sentral selama satu jam, lalu lanjut naik MRT ke KLCC Petronas selama sekitar setengah jam. Dengan memperhitungkan lama perjalanan bolak-balik antara KLCC dan LCCT, praktis kami hanya punya waktu 2 jam berleha-leha di Petronas. Hanya cukup untuk foto-foto dan makan siang saja. Tak apalah, yang penting saya punya bukti sahih kalau saya pernah ke Kuala Lumpur hehehe.<br />
<br />
Cukup banyak shuttle bus di LCCT (stand-nya ada di dekat pintu keluar), tinggal cari yang harganya relatif murah dan banyak pilihan waktu berangkatnya. Waktu itu kami memilih naik Aerobus yang menawarkan paket PP LCCT – KL Sentral seharga RM 14 (Rp 40,000). Lebih murah dibandingkan naik LCCT Bus Bay yang harga PP nya RM 22.<br />
<br />
Setibanya di stasiun MRT KL Sentral yang menyatu dengan mall, kami pun mencari mesin penjual tiket. Berbeda dengan MRT di Singapura, mesin penjual tiket di Kuala Lumpur ternyata hanya dapat menerima pecahan uang maksimal 5 Ringgit. Lebih dari 5 Ringgit, kami harus membeli tiketnya di loket. Yeee, sama aja bohong dong. Oh ya, sebelum naik MRT, pastikan jalur dan arah MRT Anda sudah benar. Jangan ragu untuk bertanya, siapa tahu orang di sebelah Anda ternyata orang Indonesia juga hehe.<br />
<br />
Sesampainya di <b>KLCC Petronas</b>, kami langsung menuju KLCC Park untuk sesi foto walaupun di tengah terik matahari. Tidak lama kemudian adik Suling yang kuliah di KL, Kent datang. Selain punya adik di Singapura dan Kuala Lumpur, Suling konon juga punya adik di Taiwan. Sepertinya keluarga Suling mengekspor anak-anaknya ke mana-mana.<br />
<br />
Kami pun makan siang di foodcourt Petronas dengan beragam pilihan. Mumpung di KL, saya tidak mau melewatkan kesempatan makan masakan khas Malaysia dan teh tarik. Karena teman saya menitip CD Elevation Anggun versi Malaysia, saya pun mencarinya di toko musik Rock Corner. Ternyata selain Elevation, mereka juga punya CD Best Of Anggun.<br />
<br />
Menjelang pukul 15.30, kami pun bergegas ke stasiun MRT KLCC di basement Petronas, kembali ke LCCT. Pesawat kami untuk kembali ke Jakarta sudah menunggu. Saatnya pulang dan kembali ke dunia nyata.<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">[1 - 3 Aug 2010]</span> </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
</div>ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-66791544479832159972011-11-17T09:31:00.001+07:002011-11-17T15:20:07.813+07:00Mengejar Kereta di Singapura!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdcabDDDBDJZ9yDqBe1EC89QOMMQhxOr7_G4HZihK8N_jM_l7QJXEi-nI7k3nlVanICTk_jNyp2nxL_OIC66otLvlwrDU8kHQC8WiGR3-OwG7IwtVq2le1za8EVkmY0xYheqhqFKJfoqeC/s1600/Spore.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdcabDDDBDJZ9yDqBe1EC89QOMMQhxOr7_G4HZihK8N_jM_l7QJXEi-nI7k3nlVanICTk_jNyp2nxL_OIC66otLvlwrDU8kHQC8WiGR3-OwG7IwtVq2le1za8EVkmY0xYheqhqFKJfoqeC/s320/Spore.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<i>"Life is not measured by the number of breaths we take,<br />but by the number of moments that take our breath away..."</i><br />
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<b>DAY 01</b></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Pesawat kami mendarat mulus di bandara Changi, Singapura menjelang pukul 10 pagi. Bandara Changi memang luar biasa, modern dan canggih (mungkin karena itu dinamakan changi?), membuat kami tidak berani membuang sampah sembarangan, mungkin karena terpengaruh atmosfer higienis ataupun karena takut kepergok petugas. Seram juga kalau hari pertama sudah terkena kasus. Hebatnya lagi, ada kursi pijat Osim untuk memanjakan penumpang di beberapa sudut bandara. Saya pun berniat untuk mencobanya saat berkunjung lagi ke bandara itu.</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kami berlima lalu menuju taxi counter untuk mendapatkan taksi yang akan mengantar kami ke daerah Chinatown, tempat kami menginap. Mata langsung membelalak ketika melihat ada taxi Jaguar (ya benar, Jaguar saudara2! Bukan Kijang, Panther apalagi Zebra) sedang menanti penumpang. Alhasil mata pun sulit beralih dari taxi Jaguar tersebut, walau kaki ini otomatis melangkah ke taksi sebelahnya, Hyundai apa gitu, karena kami cukup sadar diri. Begitu masuk ke taksi, langsung berasa ada di toko, soalnya ada mesin gesek kartu. Wuih bisa bayar taksi pake kartu kredit, coba di Indo bisa bayar Blue Bird pake kartu BCA.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sesampainya di People's Park Apartment, di kawasan <b>Chinatown</b>, kami tidak bisa langsung masuk. Karena rupanya di Singapura sedang ada razia penggunaan apartemen untuk turis, yang membuat tingkat hunian hotel menurun. Jadi kami pun bergiliran naik lift ke apartemen biar tidak dicurigai petugasnya (hari pertama udah main kucing2an). Ternyata satu apartemen di sana dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa kamar, seperti rumah kos-kosan di Indo gitu lah. Karena kami berlima, kami pun memesan dua kamar apartemen namun beda lantai. Ruangannya lumayan bersih, dilengkapi AC, TV dan yang satu kamar memiliki kamar mandi dalam. Lumayan lah untuk apartemen dengan biaya sekitar Rp 210ribu/orang/malam.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Setelah menaruh barang-barang dan mendiskusikan rencana kami hari itu, kami pun menuju foodcourt di lantai dasar. Harga makanan yang ditawarkan disana relatif terjangkau, mulai dari 1.8 – 4 SGD (sekitar Rp 12.000-27.000). Yang unik sekaligus menyebalkan, setiap stand makanan di sana tidak menyediakan tissue, dan bukan cuma di foodcourt itu saja, tapi yang di mall-mall juga. Mungkin juga itu bagian dari kampanye mereka untuk melestarikan lingkungan atau memang pada dasarnya pelit ya (?).</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMdJF_y90VqPWuquOhNexGDKiAxRag0-cpaiCikBXyIvVSQfBqvE0kICpWk7V0Ryn4iy8PaN7Uy6cW928HxYJoLkuSWOyR7YOIW_ppKvW0Oid6Q9oxr8iTttNnto43V0l-f4WSqFmLCeBs/s1600/Spore3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMdJF_y90VqPWuquOhNexGDKiAxRag0-cpaiCikBXyIvVSQfBqvE0kICpWk7V0Ryn4iy8PaN7Uy6cW928HxYJoLkuSWOyR7YOIW_ppKvW0Oid6Q9oxr8iTttNnto43V0l-f4WSqFmLCeBs/s320/Spore3.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Bersama Felix, adik Suling yang kuliah di Singapura, kami berkeliling ke beberapa tempat dengan menggunakan bus. Tidak seperti di Jakarta dimana kita bisa menghentikan bus sesuka hati penumpang dan seenak jidat supir bus, bus di Singapura hanya berhenti di halte (seperti busway gitu deh). Tarifnya juga bervariasi berdasarkan jarak, tidak seperti di sini yang jauh dekat tarifnya sama. Untuk membayarnya, penduduk Singapura biasanya mempunyai kartu berlangganan yang bisa diisi ulang, yang didekatkan di alat sensor dekat pintu masuk bus. Sedang yang tidak punya kartu bisa membayar tunai dengan memasukkan uang ke kotak dekat pintu masuk. Masalahnya adalah jika tarifnya 1,9 SGD dan kita cuma punya 2 SGD untuk dimasukkan ke kotak, sebaiknya jangan mengharapkan uang kembali.<br />
<br />
Selain bus, penduduk Singapura juga menggunakan MRT (Mass Rapid Transit), jaringan kereta bawah tanah yang nyaman dan bersih. Kartu berlangganan untuk bus juga dapat digunakan untuk MRT ini. Namun kita juga bisa membeli kartu atau tiket sekali jalan di mesin-mesin penjual tiket. Praktis, mudah, efisien, dan bikin sirik karena di Jakarta mana ada kayak gini. Sayangnya, bus dan MRT hanya beroperasi sampai jam 12 malam. Di atas itu, hanya taksi yang beroperasi dengan tarif 2 kali lipat.<br />
<br />
Dengan jaringan transportasi mumpuni seperti itu, rakyat Singapura sepertinya tidak butuh mobil. Di samping itu, pemerintah Singapura juga menerapkan pajak tinggi untuk kendaraan pribadi. Di jalanan, lebih banyak taksi daripada mobil pribadi. Akibatnya praktis hampir tidak ada kemacetan di sana. Meski berdampak positif, kalau aturan pajak mobil tinggi dipraktekkan di sini, pasti banyak yang protes, termasuk saya hehehe.<br />
<br />
Tujuan pertama kami di Singapura adalah <b>Bugis Street</b>, semacam pasar tradisional. Namun sayangnya (atau untungnya) kami tidak sedang bernafsu belanja. Jadi setelah melihat-lihat sebentar, kami melanjutkan perjalanan ke mall khusus elektronik tidak jauh dari sana, <b>Burlington Square</b>. Susah memang menghilangkan naluri GfK walau sedang berlibur. Saya juga sempat tergoda dengan sebuah kamera SLR merek Sony, tapi untungnya logika saya lebih dominan daripada emosi saya karena saya sadar: 1. Uang saya terbatas, masa hari pertama liburan langsung 'jatuh miskin' dan 2. Saya malas bawa kamera SLR ketika bepergian, karena waktu saya akan habis untuk mencari obyek foto daripada menikmati pemandangan sekitar saya.<br />
<br />
Setelah puas melihat-lihat barang-barang elektronik yang cuma bisa kami impikan, kami pun naik bus ke arah Singapore River dengan tujuan foto-foto dengan latar belakang <b>Marina Bay Sands, Merlion Park dan Esplanade Theaters</b>. Sayangnya cuaca sedang gerimis, jadi agak basah gitu deh dan suhunya cukup dingin. Kata Felix, Singapura biasanya panas banget. Jadi untung juga sih sedikit gerimis. Sesi foto pun dimulai dan kami mesti bersaing dengan turis-turis lainnya untuk mendapatkan pose terbaik.<br />
<br />
Karena kami berencana Safari Night di <b>Singapore Zoo</b> malamnya, kami lanjutkan berjalan kaki ke arah stasiun MRT City Hall. Kami melewati semacam stadion dengan lapangan terbuka yang dirancang untuk merayakan hari kemerdekaan Singapura tanggal 9 Agustus. Dari City Hall kami menuju stasiun Ang Mo Kio yang jadi satu dengan mall, tempat kami makan malam. Dari Ang Mo Kio, kami naik bus menuju Singapore Zoo selama sekitar 30 menit. Dalam perjalanan kami melewati danau buatan, sumber air bagi penduduk Singapura yang dulu sempat tergantung pada pasokan air dari Malaysia. Kini mereka sudah bisa berswasembada air, teladan bagus dari Singapura yang menyadari kekurangannya dan menemukan solusinya. Waktu kami tiba di Singapore Zoo, sudah sekitar pukul 7 malam, tapi hari masih terang (waktu Singapore lebih cepat 1 jam daripada Jakarta).<br />
<br />
Setelah mengecek jadwal bus dan kereta untuk pulang, kami memasuki Singapore Zoo dan ditawari paket Safari Night sebesar 35 SGD. Dengan paket itu, kami bisa mengelilingi kebun binatang dengan menaiki trem, menonton 2 pertunjukan dan mendapat suvenir gantungan boneka binatang (pemaksaan supaya beli?). Setelah berunding, kami setuju mengikuti paket itu.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglgJICZ0OkKnvBCCUxiZL8iqwwE0nmUNj0rFDMyp7dwgsKSyg5lId3_sauG8mncCTTcwXarza_TRs_HegFeVy3UWGz2d_VyvB6cHyaZivNQRMax7_dXRtqJtZuhaAJl_6OSk2FyLwi2rI_/s1600/Spore4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglgJICZ0OkKnvBCCUxiZL8iqwwE0nmUNj0rFDMyp7dwgsKSyg5lId3_sauG8mncCTTcwXarza_TRs_HegFeVy3UWGz2d_VyvB6cHyaZivNQRMax7_dXRtqJtZuhaAJl_6OSk2FyLwi2rI_/s320/Spore4.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
Sebenarnya kasihan juga melihat binatang-binatang itu harus 'lembur' jadi obyek tontonan manusia. Bagi binatang waktu malam adalah waktu tidur dan mungkin juga bikin anak. Kami sempat mengintip buaya dan pakaya lagi 'begituan' lho. Ngomong-ngomong soal obyek tontonan, ada beberapa kumpulan binatang yang justru sedang 'menonton' trem kami melewati mereka. Jadinya tidak jelas, siapa yang nonton siapa yang ditonton.<br />
<br />
Begitu serunya kami melihat koleksi Singapore Zoo sampai hampir lupa waktu. Terburu-buru kami berusaha mengejar bus terakhir ke Ang Mo Kio. Setibanya disana, Felix memisahkan diri karena rumahnya dekat stasiun tersebut. Di stasiun Ang Mo Kio, kami balapan lari dengan penumpang kereta lain, mengejar kereta terakhir ke Dhoby Gaut, untuk pindah kereta menuju Chinatown. Sekali lagi di Dhoby Gaut kami terkaing-kaing mengejar kereta. Namun kali ini, cuma saya dan Danny yang berhasil masuk kereta. Tiga lainnya terlambat beberapa detik sebelum akhirnya pintu menutup. Oh tidak!!!!<br />
<br />
Tapi, siapa bilang saya dan Danny 'beruntung' bisa keburu masuk kereta? Karena faktanya, kami malah melewatkan stasiun Chinatown, gara-gara: 1. Saya tidak mengerti bahasa Mandarin (setiap berhenti di stasiun, ada pengumuman nama stasiun tersebut dalam bahasa Mandarin ataupun Inggris. Sialnya, waktu itu pengumumannya cuma pake bahasa Mandarin); 2. Danny mengira tujuan kami adalah Harbour Front (stasiun terakhir), jadinya dia malah santai2 saja dan parahnya saya pun ikut-ikutan santai karena mengira kereta bergerak dari Harbour Front menuju Chinatown. Maka ketika kereta akhirnya berhenti di Harbour Front dan tidak bergerak lagi, saya cuma bisa terpana tak percaya. Kami pun harus bayar denda sebesar 20 sen/orang. Karena waktu sudah lewat jam 12 dan bus tidak beroperasi lagi, kami pun terpaksa naik taksi yang rate-nya jadi 2x lipat. Yang menyebalkan, ketiga orang yang ketinggalan kereta itu justru masih dapat bis. Parah! Tapi kejadian seperti itulah yang malah bikin seru (tapi jangan kejadian lagi deh).<br />
<br />
Aksi kucing-kucingan dengan petugas apartemen kembali berulang malam itu. Untungnya Suling bisa bahasa Mandarin, jadi petugasnya tidak curiga. Kebetulan juga ada beberapa orang lain yang ikut naik lift, sehingga petugasnya tidak bertanya-tanya lebih lanjut. Begitu berkumpul lagi di apartemen, kami langsung menertawakan kebodohan kami malam itu.<br />
<br />
<b>DAY 02</b><br />
<br />
Di hari kedua, kami berkunjung ke <b>Pulau Sentosa</b>. Untuk sampai ke sana, kami harus ke stasiun Harbour Front dan melanjutkan perjalanan dengan naik bis (bisa juga dengan monorail) selama sekitar 30 menit. Semula, gambaran saya tentang Pulau Sentosa adalah pulau seperti pulau pada umumnya dengan pantai berpasirnya. Tapi ternyata gambaran saya berbeda dengan kenyataannya. Pulau Sentosa ibarat mall raksasa dengan kasino, pertokoan, hotel, taman hiburan, kebun binatang, dan pantai di dalamnya. Pulau itu terbagi-bagi ke dalam beberapa area yakni: Resorts World (Casino, Universal Studio, Hard Rock Hotel, dll), Imbiah Lookout (Merlion Walk, Sentosa Nature Discovery, dsb), Serapong, Siloso Beach, Palawan Beach, dan Tanjong Beach. Untuk ke area-area tersebut, kita dapat menggunakan monorail.<br />
<br />
Ketika bus memasuki Pulau Sentosa, yang pertama kami masuki adalah tempat parkir basemen yang sangat luas, di dalam area Resorts World. Untuk masuk ke Casino, kita harus memakai celana panjang dan sepatu. Karena sebagian dari kami bercelana pendek dan ada yang bersandal jepit, kami memutuskan untuk tidak masuk dan foto-foto di depannya saja. <b>Universal Studio</b> juga merupakan tempat wajib untuk berfoto 'keluarga'. Jika ingin masuk kesana, kita harus book tiket beberapa hari sebelumnya via online. Harga tiketnya sekitar Rp 500ribuan. Selain foto di kedua tempat itu, berhubung saya suka coklat, saya berfoto di depan Hershey's Store. Dan berhubung saya juga suka Shakira, saya pun berfoto di depan posternya yang terpampang di bagian depan Hard Rock Cafe. Sepertinya Shaki jadi Artist Spotlight-nya Hard Rock Cafe di seluruh dunia, karena posternya ada juga di Hard Rock Cafe Jakarta.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGk__HSXk5pb5ZTx4IEKYgNCaizYBxUiOmeboD4r3b3LKM0GYEs-5-LqL0NdxkYQ7PR2t6pTf0ed83zihhqzsEGwAgl0dQHLUfsPSL9C1RyteVxVWzB9s-dNbORh29-3KU-i6o2zbCO5wT/s1600/Spore2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGk__HSXk5pb5ZTx4IEKYgNCaizYBxUiOmeboD4r3b3LKM0GYEs-5-LqL0NdxkYQ7PR2t6pTf0ed83zihhqzsEGwAgl0dQHLUfsPSL9C1RyteVxVWzB9s-dNbORh29-3KU-i6o2zbCO5wT/s320/Spore2.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Setelah puas berfoto ria, kami lalu menggunakan monorail menuju Imbiah Lookout yang mempunyai venue gratis maupun yang harus bayar. Tentu saja kami memilih yang gratisan seperti Merlion Walk dan Sentosa Nature Discovery. Merlion Walk merupakan taman memanjang dengan kolam di tengah-tengahnya. Kolam-kolam itu bermotifkan ular dengan warna-warna menarik. Di beberapa bagian, terdapat air mancur. Banyak anak kecil yang senang bermain di sini. Tidak jauh dari situ terdapat patung Merlion raksasa, yang bisa kita naiki. Sayang, naiknya tidak gratis. Di Sentosa Nature Discovery, terdapat sejarah Pulau Sentosa dan koleksi tumbuhan yang di temukan di sana. Meski cuma mengunjungi yang gratisan, tapi cukup melelahkan juga karena kami berjalan kaki lumayan jauh di tengah cuaca terik.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
Berhubung kami akan terbang ke Bangkok malamnya, kami memutuskan pulang ke apartemen lebih awal. Namun ketika memasuki kamar, kok tas-tas kami tidak ada, yang ada malah tas orang lain. Kami sempat bingung, apa kami salah masuk kamar ya (wah bahaya juga). Setelah yakin bahwa itu memang kamar kami, kami langsung menghubungi pemilik apartemen yang kemudian mendatangi kami dan menjelaskan kalau dia sudah SMS Irene beberapa kali bahwa tas kami dipindahkan ke kamar rekan laki-laki yang berbeda lantai. Alasannya karena tamunya yang lain sudah datang. Kami pun bergerombol menuju TKP eh kamar satu lagi. Dan benarlah tas-tas kami ditumpuk disitu. Kami pun bergiliran mandi. Eh pas giliran Danny (terakhir), pemilik apartemen datang dan meminta kami untuk mengeluarkan tas kami dari kamar itu karena tamu dia yang berikutnya sudah datang. Jadi kami diusir nih ceritanya.<br />
<br />
Kami lalu menggunakan MRT menuju Changi Airport, selama sekitar 45 menit. Setibanya di bandara, setelah menyelesaikan urusan tiket dan imigrasi, saya langsung memanfaatkan internet gratis di area bandara. Lumayan, bisa update status hehehe. Saya juga mencari-cari kursi pijat Osim, yang sayangnya sedang dipakai oleh sekelompor turis Korea. Pakainya santai dan sambil ngobrol pula. Karena boarding-nya cukup lama, kami pun kelaparan dan bermaksud makan bekal roti (biar irit) di area bandara. Tapi berhubung ada petugas kebersihan di dekat kami serta CCTV, kami jadi sungkan makan. Ntar kalau didenda bagaimana? Jadilah kami menahan lapar, sampai akhirnya kami menaiki pesawat yang membawa kami ke Bangkok. </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">(30-31 JULY 2010)</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
</div>ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8420862002530975987.post-10740262775499409842011-11-16T16:07:00.001+07:002011-11-17T15:18:20.703+07:00Indahnya Matahari Terbit di Bromo<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyzi0tS4hW0OiAVNBGKamJqCZw1AOSTPiZn5Mgk8zpKCoYWQxbzPTBgs-wkc7R_T3CFZlieFrWQEom2PFMcI98_TobWhu7avGGAh-IhwIJwugv2RVMdltcBFCAuhnrDzCtccIAUmcexi3M/s1600/Bromo3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyzi0tS4hW0OiAVNBGKamJqCZw1AOSTPiZn5Mgk8zpKCoYWQxbzPTBgs-wkc7R_T3CFZlieFrWQEom2PFMcI98_TobWhu7avGGAh-IhwIJwugv2RVMdltcBFCAuhnrDzCtccIAUmcexi3M/s320/Bromo3.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
Mungkin ini adalah AFG terjauh dalam sejarah Anggunesia. Rencana pergi ke Bromo pun sudah dicetuskan jauh2 hari, supaya teman2 bisa menabung, mengambil cuti dan mempersiapkan semuanya dengan baik. Salut buat tuan rumah Etupa/Rousdy yg sudah menjadi guide dgn sebaik2nya dan selucu2nya =D, sehingga membuat perjalanan ke Bromo ini terasa mudah dan mulus ; ) Terima kasih banget utk tumpangan transportasi dan akomodasinya sehingga kita bisa menghemat biaya hehehehe. </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<b>MALANG (28 Mei) </b></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Perjalanan ke Malang dimulai dari Stasiun Senen dgn menumpang kereta ekonomi Matarmaja pada tgl 27 Mei. Ya sodara2, kereta ekonomi. Kebayang kan panasnya, pengapnya, ramenya, lamanya. Tapi namanya juga anak2 Anggunesia, jadinya enjoy aja hehehe. Tapi jangan salah, gue bisa tidur dengan nyenyak lho, yg lain aja sampai heran hehehehe. Kami sampai di Malang keesokan paginya dan disambut oleh Rousdy minus red carpet dan tarian selamat datang dari Papua =( Karena kelaparan, kami pun sarapan nasi buk dulu di depan stasiun. Ternyata nasi buk itu cuma nasi pakai campuran daging sapi + babat/paru + sedikit kuah + sedikit sambal. Biar sedikit, sambalnya itu pedas banget lho. Sesudah mengisi perut, kami pun ke rumah yg dipinjamkan teman Etupa utk menaruh tas, mandi, dan beristirahat sejenak.<br />
<br />
Setelah menjemput Udha dari Makassar dan berkenalan dengan 2 berondong, Yayan 'Aimer' dan Dimas, kami pun bermobil menuju Batu untuk makan malam. Kami sempat mampir di sebuah masjid supaya yg muslim bisa sholat dulu. Ternyata kota Batu itu cukup ramai, berbeda dengan apa yg gue bayangkan selama ini. Kami makan malam di semacam pondok/warung dengan pemandangan kota Malang. Sebelnya, warungnya pake acara mati lampu segala =p Tapi karena rame, jadinya gak serem hehehe. Setelah dinner, kami kembali ke rumah untuk beristirahat, mempersiapkan fisik dan mental utk berangkat ke Bromo pada saat tengah malam. Eh sesampainya di rumah bukannya istirahat, malah rame2 nonton dan mencela Indonesian Idol =D </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<b>BROMO (29 Mei)</b> </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Seperti Cinderella, tepat jam 12 malam, kami pun berangkat ke Bromo. Perjalanan hingga pos pertama di kaki gunung Bromo mencapai kira2 2,5 jam. Disana kami bernegosiasi dengan orang2 Tengger yang akan mengantar kami ke lokasi pemotretan ; ) dengan mobil jeep. Karena kebelet pipis, gue ke toilet dekat situ yg sialnya ga ada lampunya. Karena rada2 spooky, gue jd terbirit2 deh pipisnya hahahahaha. </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Keluar dr toilet, Rousdy ngajak ngumpul dulu di pojokan katanya utk membahas wahana Bromo yg akan dituju. Sampai di pojokan, Rousdy malah ngajak senam peregangan gitu. Gue udah males2an gitu eh tau2 mereka nyanyi "Happy birthday Ika" dan Rousdy membawakan sekotak Dunkin Donuts sbg pengganti birthday cake. What a surprise! Adit meminjamkan korek apinya, pura2nya lilin gitu. Gue pun make a wish dulu sebelum tiup lilinnya. Mau tau wishes gue? Gue mau: keluarga terbaik, teman2 terbaik (which I already have), kekasih terbaik (ehemm), dan kehidupan terbaik ; ) Definitely, it was the best birthday moment in my life. Thanks guys! Tau aja kalo gue lapeer banget, untung ada donat! =p =p<br />
<br />
Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju pos pemotretan dengan jeep, kami melalui jalan gunung yang menanjak dan berliku2 selama kira2 setengah jam. Kami masih harus berjalan kaki lagi. Jalanan yg menanjak dan udara yg menipis, membuat napas terasa berat. Maklum udah bukan ABG lagi hehehe. Sesampainya di pos pemotretan, waktu baru menunjukkan sekitar pukul 3.30. Masih lama menuju matahari terbit. Cukup banyak orang yang sudah datang dan menunggu di sana. Gue pun mencari2 spot pemotretan terbaik dan sengaja nunggu disana supaya posisi strategis itu gak diambil orang. Beberapa fotografer bahkan sudah berjaga dgn tripod dan kamera SLR mereka guna memotret momen2 matahari terbit. Gue sih cukup dgn pocket camera aja hehehe. </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Tp setelah hampir 1 jam menunggu disana, fisik ternyata gak kuat menahan dinginnya udara dan terpaan angin. Sumpah! Mau pingsan rasanya. Akhirnya dengan berat hati gue merelakan posisi strategis itu diambil orang, supaya gue bisa duduk dan beristirahat dulu. Sekitar jam 5.15 langit di sebelah kiri kami mulai terlihat biru dan kemerahan, pertanda matahari akan terbit disana, bukannya di gugusan gunung di depan kami. Wah sialan, gue salah perhitungan. Pantesan banyak orang bergerombol di bagian kiri hahaha. Tapi tetap aja, gue masih mengincar spot yg tadi gue tungguin. Karena tempat berdirinya udah penuh, gue nekad deh manjat temboknya hehehe. Ternyata banyak juga turis2 asing yg ada disana, wah Bromo terkenal juga ya. </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8WuoddkTNwHfOx_FTA7hlbvfo8zduGtvdvVN2nfwpH1mKiLbxdV4DY1ZIJ8-xg3FV0axlmCHAnndn_wmBj16IJeZjAwPsRBR5oFwe6reLAbAwGMparuQDdz8R5FnxMSxhIVbi29wH4Oaf/s1600/Bromo2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8WuoddkTNwHfOx_FTA7hlbvfo8zduGtvdvVN2nfwpH1mKiLbxdV4DY1ZIJ8-xg3FV0axlmCHAnndn_wmBj16IJeZjAwPsRBR5oFwe6reLAbAwGMparuQDdz8R5FnxMSxhIVbi29wH4Oaf/s320/Bromo2.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Gue juga sempat ngobrol2 sama turis Prancis di sebelah gue. Dia cerita kalo dia akan liburan bersama istrinya selama 3 minggu, ke Bali, Sumatera dan Tana Toraja Sulawesi. Kami juga tukeran kartu nama lho hehehe. Sebelum berpisah, dia minta foto gue. Mungkin karena dia pikir wajah gue eksotis kayak Anggun kali. Hmmm. Sebelum meninggalkan tempat itu, kami lakukan sesi pemotretan keluarga besar Anggunesia lengkap dgn bannernya. Dilanjutkan dgn sesi pemotretan sendiri2 hehe.<br />
<br />
Kemudian dengan jeep, kami menuju wahana berikutnya: Kawah Bromo. Kami sempat terkagum2 melihat keluarga bule dan anak2nya berjalan kaki. Hebat bener tuh fisik. Selama di perjalanan, kami benar2 terpesona melihat indahnya pemandangan. Benar2 cantik! Seru juga offroad ke padang sekeliling kawah Bromo hingga ke tempat parkir jeep. Kami lalu berjalan kaki menuju kawah Bromo. Gue dan Adit berdiskusi perlu gak ya naik ke kawah Bromo. Kayaknya capek banget gitu lho. Tapi dipikir, sayang juga kalo gak sekalian naik. Akhirnya karena udah capek banget, gue memilih menunggang kuda menuju kaki tangga Bromo. Sebelnya, pas mau turun dari kuda, tali pegangannya malah putus, jadinya gue terjerembab jatuh deh. Untung ga ada yg lihat hehehe. </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Selanjutnya tantangan berikutnya adalah menaiki sekitar 200 anak tangga menuju kawah Bromo. Tapi ternyata gak gitu berat menaikinya. Akhirnya tiba juga di pinggiran kawahnya. Agak seram juga, takut tergelincir euy. Akhirnya temen2 datang juga, mereka jalan kaki lho, gak naik kuda kecuali bang mul dan udha. Seperti biasa, kita lalu foto keluarga plus foto pribadi.<br />
<br />
Sebenernya setelah dari Kawah, kami berencana pergi ke wahana lain seperti pasir berbisik. Sayang, udah pada capek termasuk gue, jadi kami memutuskan pulang saja untuk beristirahat. </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<b>GUNUNG KAWI (29 Mei)</b></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Malamnya, kami dinner di Bakso Gun yang mirip shabu-shabu dalam tata cara penyajiannya. Setelah itu, kami pun pergi ke Gunung Kawi yang terkenal sebagai pusat spiritual. Selama di perjalanan, kami harus melewati hutan nan gelap dan sepi. Gimana gak serem coba. Makanya pas tiba di lokasi, gue surprise ternyata tempatnya cukup bagus dan tertata, berupa kompleks bangunan yang terdiri dari masjid, penginapan, stand makanan, dll. Tadinya gue kira tempatnya itu semacam gua dan ada di tengah hutan hehehe. Tapi kemudian gentar lagi pas kami ditawari untuk membeli bunga2an sebagai persembahan utk pendiri tempat itu yang dianggap orang suci. Untungnya yg sedang berhalangan gak diperbolehkan masuk =p </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Yang menarik, ternyata ada juga tempat penghormatan untuk Dewi Kwan Im di lokasi yang sama. Ada juga tempat peramalan ala China di lokasi tersebut. Kami juga sempat menyaksikan latihan wayang dan sinden. Rupanya terdapat perpaduan agama dan budaya di tempat itu. Sayangnya kami datang kemalaman, sehingga beberapa venue sudah ditutup.<br />
<br />
Besoknya karena kesiangan, kami hanya sempat makan siang di warung favorit kami DeBlong yang makanannya enak dan murah. Serta melakukan sesi foto sebentar di suatu perumahan. Kami pun menuju stasiun untuk kembali ke kota asal kami, kali ini dengan kereta Bisnis Malabar menuju Bandung *kapok naik Ekonomi =p Liburan kami ke Bromo ini gak akan gue lupakan. Terima kasih buat Rousdy dan teman2 seperjalanan yg sudah memberikan hadiah terbaik di hari ulang tahun gue =)<br />
<br />
[Malang-Bromo 28-30 Mei 2010] <br />
<br /></div>
</div>ikaisonehttp://www.blogger.com/profile/13499023709315883603noreply@blogger.com3